Thanh Le Vs. Tang Kai: 4 Kunci Kemenangan Di Kejuaraan Dunia ONE Featherweight
Ancaman paling berbahaya bagi Thanh Le kini menunggunya di laga pendukung utama ajang ONE 160: Ok vs. Le II.
Superstar Vietnam-Amerika itu mempertaruhkan gelar Juara Dunia ONE Featherweight miliknya melawan striker Tiongkok Tang Kai pada Jumat, 26 Agustus, dan sangatlah sulit untuk memprediksi bagaimana laga ini akan berakhir.
Kedua pria ini memiliki kekuatan KO luar biasa – Le meng-KO atas lima lawan berturut-turut, sementara Tang membawa tiga kemenangan KO beruntun – tetapi berbagai faktor lainnya akan memberi perbedaan saat kedua pria ini beraksi demi sabuk itu.
Terdapat beberapa kunci kemenangan krusial bagi sepasang pria dalam laga MMA yang sangat ditunggu di Singapore Indoor Stadium ini.
#1 Tang Menutup Jarak
Tang dianggap sebagai petarung yang lebih agresif dalam laga ini, dan ia akan menerjang maju untuk membungkam sang penguasa featherweight – yang juga menjadi salah satu strategi kunci bagi dirinya.
Le gemar beraksi dalam jarak jauh, dan jika sang penantang dapat memaksanya untuk bertarung dalam jarak dekat, maka itu dapat memberi beberapa jalur kemenangan.
Berdasarkan laga Le melawan mantan penguasa divisi Martin Nguyen, Tang dapat mendesak lawannya ke Dinding Circle dan mencoba memotong jarak untuk mendaratkan serangan keras tanpa memberi jalur untuk melarikan diri.
Dan, walau Le sangat lihai melepaskan diri, bintang Tiongkok itu mungkin lebih dapat membaca pola serangan lawannya dengan memadukan feint dengan pukulan kerasnya.
Tang tidak boleh gegabah, namun ia memiliki beberapa refleks dan pergerakan kepala yang bagus, yang dapat membantunya tetap aman sementara ia menekan untuk menyerang.
#2 Serangan Balik Le Dari Posisi Bertahan
Saat menyerang Le, setiap lawan harus mewaspadai instingnya dari posisi bertahan.
Perwakilan 50/50 dan MidCity MMA ini gemar menarik lawannya masuk dan tetap tenang saat melihat serangan yang datang. Saat mereka maju, ia memiliki pandangan fenomenal untuk tiap celah serangan balik.
Segera setelah sebuah celah terbuka, Le sangat akurat dan tak kenal ampun. Ia memiliki kekuatan penyelesaian dalam satu serangan di arsenalnya, serta sangat jarang meleset.
Sebagai contoh, Nguyen mampu unggul saat memasuki ronde ketiga laga Kejuaraan Dunia saat itu, tetapi hanya dibutuhkan satu celah – dan satu pukulan kanan keras – untuk mengubah hasil laga.
Bahkan jika Tang mampu menghindari sebuah serangan balasan, atlet Vietnam-Amerika ini dapat menerjang dan menyarangkan aksi susulan berikutnya yang dapat menghentikan lawannya.
#3 Tang Padukan Teknik Gulatnya
Walau Tang belum menampilkan sebagian besar kemampuan gulatnya di ONE Championship, ia memiliki berbagai rangkaian takedown yang dapat membuat Le lebih waspada.
Menghindari serangan yang dapat memisahkan anda dari kesadaran anda adalah satu hal, namun sang penguasa divisi itu harus juga melihat ancaman gulat yang dapat mementahkan serangan baliknya.
Dinamo asal Tiongkok ini memiliki double-leg takedown kuat yang dapat menyeret lawannya ke atas kanvas, dimana ia dapat melancarkan ground-and-pound keras.
Namun, bahkan jika pria berusia 26 tahun ini tak mampu menahan lawan di ground – yang sangat masuk akal karena pertahanan dan scramble Le yang solid – ia tetap berada di jarak yang tepat untuk melepaskan pukulan keras saat bertransisi.
#4 Kemampuan Sabuk Hitam BJJ Le
Sama seperti kemampuan gulat Tang yang belum banyak terlihat di dalam Circle, Le juga tidak terlalu menampilkan teknik grappling – walau ia memegang sabuk hitam Brazilian Jiu-Jitsu.
Pria berusia 36 tahun ini menggunakan kemampuan bertahannya melawan Garry Tonon dan Yusup Saadulaev, dimana ia menunjukkan pengetahuan luar biasa untuk tetap berada di posisi aman saat melawan dua spesialis submission berbahaya.
Jika Tang mencoba memadukannya di ground, ia mungkin akan mendapatkan beberapa kejutan besar.
Le baru-baru ini menyatakan bahwa ia ingin memperlihatkan sekilas kemampuan submission miliknya bagi para penggemar, dan ia akan sangat siap untuk menyerang di ground setelah berlatih bersama grappler terkenal Ryan Hall di 50/50.
Bahkan jika itu cukup untuk memicu reaksi dari Tang, hal ini akan dapat membantu sang penguasa featherweight itu untuk kembali berdiri dan mencari posisi yang lebih baik.