Thursday Throwback: Pekerjaan Yang Mengubah Kehidupan Pieter Buist
Hampir satu dekade yang lalu, salah satu atlet divisi lightweight ONE Championship, Pieter “The Archangel” Buist, menjadi tunawisma dan tenggelam dalam hutang.
Atlet yang mengalami kesulitan besar itu membenci arah kehidupannya saat itu dan bersumpah merubahnya. Ia bahkan membuat rencana, yang termasuk langkah kecil nan praktis yang dapat membawanya meraih impian terbesarnya.
Salah satu langkah penting dalam rencana pria asal Belanda ini adalah untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat menutupi biaya hidupnya dan mengizinkan dirinya mengembangkan karier bela diri campurannya.
Akhirnya, ia menemukan sebuah pekerjaan ideal yang memberinya gaji yang cukup, serta fleksibilitas untuk mengejar mimpinya.
Buist menemukan pekerjaan sebagai pengumpul sampah di daerahnya, dan seketika, ia mulai memenuhi langkah-langkah dari rencananya untuk meraih kesuksesan.
“Sebelum saya bekerja sebagai tukang sampah, saya tidak memiliki rumah. Saya tidur di taman, atau terkadang di sofa seseorang,” atlet asal Breda, Belanda ini menyebutkan.
“Saya merefleksikan diri, mengambil keputusan dalam hidup, serta membuat perjanjian dengan Tuhan. Saya membuat rencana, yaitu untuk lulus [kuliah], lalu menemukan pekerjaan yang dapat saya gabungkan dengan latihan saya, dan saya melakukan itu.”
Atlet Belanda yang sangat positif ini menemukan lowongan sebagai pengumpul sampah, dan melihat berbagai hal positif dari pekerjaan yang berat tersebut.
“Itu adalah pekerjaan fisik yang sangat keras. Tiap hari, saat saya bekerja, saya berjalan sekitar 35 kilometer dan mengambil lebih dari 20.000 kilogram sampah dalam satu hari. Maka, secara fisik, saya melihatnya sebagai latihan strength and conditioning yang bagus,” sebutnya.
“Ditambah lagi, itu adalah penghasilan yang jujur. Saya bertumbuh di lingkungan dimana banyak orang menjadi pengedar narkoba. Bagi saya, itu bukanlah suatu pilihan. Saya melihat gaya hidup yang mereka jalani dan saya tidak menginginkan itu, maka itu adalah pekerjaan jujur dan adil yang membuat saya hidup sederhana.”
- Thursday Throwback: Kehidupan Aung La N Sang Sebagai Peternak Lebah
- Thursday Throwback: Laga Pertama Rocky Ogden Di Thailand
- Thursday Throwback: Gelar Yang Merubah Kehidupan Keanu Subba
Buist menjelaskan pada atasannya bahwa fokus utamanya dalam hidup adalah karier bela dirinya, dan untungnya, mereka bersimpati atas mimpinya dan mendukung pria ini.
Walau sangat sulit mengatur rutinitas latihannya dengan pekerjaan hariannya ini, “The Archangel” menemukan cara memenuhi tanggung jawabnya dalam pekerjaan dan menghadiri sesi di sasana.
“Saya bekerja lima hari seminggu dan berlatih dua kali sehari,” jelasnya. “Saya bangun [pagi] dan bekerja, lalu saat istirahat makan siang, saya pergi ke sasana untuk berlatih selama satu jam. Truk sampah akan menjemput saya, dan saya kembali bekerja, lalu kembali berlatih di malam hari,” jelasnya.
Melalui dedikasinya itu, Buist mampu menembus peringkat teratas dalam seni bela diri campuran, mengeluarkan dirinya dari hutang yang menjerat, serta mampu menyewa apartemen. Dengan tempat yang nyaman untuk tidur di malam hari, ia mencapai langkah selanjutnya dalam rencana yang ia rancang sebelumnya.
“Saya bekerja selama dua tahun, membayar semua hutang saya sebelumnya dan menemukan apartemen saya sendiri, maka, misi pertama sukses. Lalu, misi saya berikutnya adalah mengurangi jam kerja dan lebih banyak berlatih,” sebut atlet berusia 32 tahun ini.
“Berlatih adalah prioritas utama saya dan semua bos saya mengetahuinya. Mereka melihat hasilnya karena saya memenangkan hampir seluruh laga saya. Saat saya menjadi juara Eropa, mereka mengetahui saya mengincar sesuatu.”
“The Archangel” memenangkan sepasang gelar tingkat Eropa dalam divisi welterweight dan lightweight, lalu meraih kemenangan dalam Turnamen Kejuaraan Dunia WFL Lightweight.
Ia mulai melihat tawaran dari berbagai promotor, namun memilih untuk bergabung dengan ONE Championship pada tahun 2019.
Kontrak Buist bersama “The Home Of Martial Arts” memberinya kesempatan menjadi atlet penuh waktu, dan kini, setelah kemenangan mengejutkan yang dicetaknya saat menghadapi ikon Filipina Eduard “Landslide” Folayang pada bulan Januari, ia selangkah lebih dekat menuju tahapan terakhir rencananya – merebut gelar Juara Dunia ONE Lightweight.
Ini telah menjadi perjalanan panjang bagi pria asal Belanda ini, namun pekerjaan hariannya sebagai pengumpul sampah delapan tahun yang lalu memberi dasar yang baik bagi kesuksesannya.
“Bagi saya pada saat itu, pekerjaan ini adalah sebuah titik balik yang sangat luar biasa,” sebutnya. “Saya bergabung dengan ONE karena saya sangat mempercayai perusahaan ini. Itu adalah organisasi bela diri campuran terbesar di dunia, dan kini saya menjadi penantang [teratas] bagi gelar Juara Dunia.”
Baca juga: Pieter Buist Sebut Nama Juara Dunia Setelah Kalahkan Seorang Legenda