Thursday Throwback: Perjalanan Yang Mengubah Kehidupan Elias Mahmoudi

Elias Mahmoudi defeats Lerdsila Phuket Top Team at ONE MARK OF GREATNESS DC 0562

Elias “The Sniper” Mahmoudi telah menghabiskan seluruh kehidupannya dalam disiplin Muay Thai.

Striker keturunan Perancis-Aljazair ini dibesarkan di sasana dalam keluarga berlatar belakang bela diri, tetapi sebuah perjalanan ke tanah kelahiran olahraga itulah yang mendorongnya ke tingkatan berikut saat usianya baru beranjak 11 tahun.

Pada tahun 2009, ia terbang ke Pattaya, Thailand dengan paman dan pelatihnya, Nordine Mahmoudi, untuk berlatih di sasana Sityodtong yang terkenal selama lima minggu di bawah tuntunan sang legenda, Kru Yodtong Senanan.

Walau itu menjadi sebuah perjalanan yang sedikit menyeramkan di usianya saat itu, kenyataannya ia mengalami sebuah transformasi – baik di dalam Muay Thai dan kehidupannya.

“Itu adalah pengalaman luar biasa, tetapi saya masih sangat muda dan itu sangat sulit bagi saya. Kami berada di dalam sebuah grup, dan saya yang termuda,” sebutnya.

“Makanan di sana juga sangat sulit bagi saya. Itu berubah total dari apa yang saya terbiasa makan. [Bagian terbaiknya adalah] saat berbagi dengan para generasi muda lainnya di dalam kamp, serta perjalanan memancing dengan [Kru] Yodtong Senanan.”



Mahmoudi muda saat itu menjalani sebuah jadwal latihan yang berada pada tingkatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan apa yang dijalaninya di rumahnya di Paris, Perancis. Ia berlatih hampir enam jam per hari dan hampir enam hari seminggu, namun ia berjuang keras demi memanfaatkan yang terbaik dari perjalanannya itu.

“Kami akan bangun pada pukul 5:45 pagi, berlari selama satu jam, dan berlatih selama dua jam,” kenangnya.

“Lalu kami makan pagi, beristirahat, makan siang, lalu menjalani balap lari selama kurang lebih 45 menit. Lalu, kami kembali berlatih selama dua jam. Itu benar-benar merubah apa yang pernah saya alami sebelumnya.”

“[Melalui perjalanan ini] saya belajar banyak tentang teknik kardio, terutama kenyataan sebenarnya dari Muay Thai dan pengorbanan yang anda harus lakukan untuk menjadi seorang petarung profesional.”

Pada tanggal 27 Juli 2009 — dengan arsenal baru dari kamp latihannya yang paling intens itu — “The Sniper” masuk ke dalam ring untuk berkompetisi dan meraih kemenangan KO melalui serangan lutut di udara pada ronde kedua.

Hal itu memberinya sebuah pencapaian terbesar dari perjalanan yang mengubah hidupnya itu.

“Saya sangat siap dan berdeterminasi,” sebutnya. “Itu adalah kegembiraan besar bagi saya [untuk berlaga dan menang di Thailand].”

Kini, setelah ia tiga kali menjadi Juara Dunia Muay Thai, Mahmoudi mengincar hadiah terbesar dalam kariernya – sebuah gelar Juara Dunia ONE Super Series.

Walau pengalaman itu telah berselang lebih dari satu dekade, pria keturunan Perancis-Aljazair ini selalu merefleksikan kembali pada kenangan itu dan menyebutkan momen yang mendefinisikan perjalanannya dalam dunia bela diri.

“Kemenangan ini sangat solid dan membuat saya menjadi petarung seperti hari ini,” pungkasnya.

French-Algerian Elias Mahmoudi does a split

Baca juga: Nilai Sejati Dari Seni Bela Diri

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9