Tial Thang Bersyukur Miliki Aung La N Sang, Martin Nguyen
“The Dragon Leg” Tial Thang menikmati awal yang sukses dalam karier bela diri campuran profesionalnya dengan dukungan sepasang mentor yang terkenal.
Bintang baru divisi bantamweight ini – yang akan kembali melawan “The Terminator” Sunoto di ONE: BAD BLOOD pada Jumat, 11 Februari nanti – telah dipersiapkan meraih kesuksesan di atas panggung dunia oleh sepasang mantan Juara Dunia dua divisi ONE Aung La “The Burmese Python” N Sang dan Martin “The Situ-Asian” Nguyen.
Rekan satu timnya di Sanford MMA itu telah bertahun-tahun mendukung Tial Thang, terutama Aung La N Sang, yang juga berasal dari Myanmar.
Hubungan mereka dimulai saat “The Dragon Leg” menyaksikan kesuksesan luar biasa dari kompatriotnya itu di ONE dan bertanya apakah mereka dapat berlatih bersama. Saat mereka akhirnya melakukan itu, keduanya menjadi semakin dekat.
“Dari awal, ia membimbing saya, ia menunjukkan saya arah, dan tak hanya di dalam pertarungan,” kata Tial Thang.
“Di luar pertarungan, ia seperti kakak bagi saya. Ia membantu saya dengan segalanya. Anak-anak kami bermain bersama. Kami berkumpul bersama hampir setiap minggu. Segala sesuatunya adalah pembelajaran. Setiap hari, saya belajar dari dirinya.”
Di sisinya, mantan Juara Dunia ONE Middleweight dan Light Heavyweight itu sempat enggan bekerja bersama Tial Thang, namun seluruh perasaan itu segera menghilang saat ia melihat komitmen pria berusia 28 tahun itu.
Seiring tahun-tahun berlalu, ia semakin terkesan dengan “The Dragon Leg” – baik secara personal dan profesional.
“Saya awalnya tak terlalu yakin tentang dirinya karena banyak orang mudah berubah, namun ia bertahan dengan itu. Ia tetap ada di sini. Ia memindahkan seluruh keluarganya ke sana,” kata Aung La N Sang.
“Sejak tahun 2016, hubungan kami menjadi seperti dua bersaudara, dan tak hanya seperti pelatih [dan murid]. Kami seperti saudara sekarang. Ia dapat datang ke rumah saya, dan untuk pemusatan latihan, ia tinggal bersama kami. Ia makan bersama kami. Ia merawat anak-anak saya saat mereka membutuhkannya dan saat kami membutuhkannya.”
- Haggerty, Saruta, Hasegawa Akan Tampil Di ONE: BAD BLOOD
- Malykhin ‘Hantam’ Bhullar, Sebut Pemenang Interim ‘Juara Sejati’
- Grishenko Jadi ‘Underdog’ Kontra Malykhin: ‘Tak Apa Bagi Saya’
Awalnya, Tial Thang mulai berlatih bersama Aung La N Sang di sasana lama seniornya itu di Baltimore, Amerika Serikat. Lalu, ia mengikuti atlet berusia 36 tahun itu ke Sanford MMA di Florida dengan tujuan meningkatkan kariernya ke tingkatan berikutnya.
Aung La N Sang jelas menjadi katalis bagi pergantian sasana itu, namun Tial Thang merasa bersemangat dengan tiap aspek baru dari tim barunya ini.
“Tentu saja, itu karena Aung [saya datang ke sini], namun fasilitasnya, latihannya, semua atlet yang ada di sini, itu fenomenal, dan saya benar-benar tak sabar menunjukkan pada dunia apa yang saya lakukan di sini,” katanya.
“Jika anda belum pernah ke sebuah sasana dan jika anda melihat seperti apa dunia MMA itu, dan jika anda melihat Sanford MMA, anda akan melihat perbedaannya saat anda masuk ke sana. Adalah sebuah penghormatan untuk diterima [ke dalam] tim hebat seperti Sanford MMA.”
Nguyen, yang berusia 32 tahun, juga beralih ke Sanford, dan saat itulah dimana “The Dragon Leg” berkenalan dengan mantan Juara Dunia ONE Featherweight dan Lightweight.
Sejak saat itu, superstar keturunan Vietnam-Australia ini telah menjadi inspirasi terbesar bagi bintang baru Myanmar ini, baik di dalam dan di luar Circle.
“Memiliki Martin sebagai sahabat – yang adalah pria berkeluarga yang mencintai keluarganya lebih dari segalanya, dan seorang Juara Dunia – itu semua menjadi keunggulan bagi saya,” kata Tial Thang.
“Ia adalah manusia yang hebat, bukan hanya seorang petarung. Ia adalah teman yang hebat, ia adalah ayah yang hebat, dan ia sangat membantu saya dengan teknik striking saat ia berada di sini saat kami bekerjasama.”
Dengan para panutan sehebat itu, warga Hakha ini harus melangkah lebih jauh untuk mengikuti jejak mereka saat ia melanjutkan perjalanannya di ONE Championship.
Namun, terkait kedua mentornya itu, ia mengembangkan ikatan yang sangat kuat dan jauh melewati seni bela diri.
“Saya melihat Martin dan Aung sebagai dua orang kakak yang selalu berkumpul dengan saya,” tambah Tial Thang.
“Jika saya membutuhkan seseorang untuk berbicara, mereka adalah dua orang yang saya tuju. Adalah sebuah kehormatan untuk menjadi teman mereka.”