Ukuran Tak Masalah? 3 Alasan Tye Ruotolo Bisa Kunci Reinier De Ridder Di ONE Fight Night 10

Tye Ruotolo Marat Gafurov ONE on Prime Video 5 1920X1280 13

Pada Desember lalu, praktisi Brazilian Jiu-Jitsu berbakat Tye Ruotolo meminta sebuah laga submission grappling dengan Juara Dunia ONE Middleweight MMA Reinier de Ridder, dan ia akan mendapatkan permintaan itu dalam ONE Fight Night 10: Johnson vs. Moraes III di Prime Video.

Dipersiapkan untuk 6 Mei waktu Asia, dalam debut bersejarah ONE di Amerika Serikat yang terjual habis, laga menarik ini jelas akan menguji kemampuan Ruotolo untuk mengatasi lawan yang lebih besar dan kuat.

Saat ia memasuki Circle di 1stBank Center, Colorado, atlet lightweight berusia 20 tahun itu akan naik dua divisi dan harus mengatasi perbedaan tinggi badan sebesar 15 sentimeter dengan “The Dutch Knight.”

Tetap saja, banyak penggemar menjagokan Ruotolo untuk mengalahkan penguasa middleweight MMA itu, yang juga sempat memegang gelar dalam divisi light heavyweight.

Berikut adalah tiga alasan mengapa dirinya dapat mengalahkan sang raksasa, RDR.

#1 Pengalamannya Atasi Kompetitor Lebih Besar

Jika terkait dengan beradu teknik grappling melawan rival yang jauh lebih besar, hal ini jelas takkan menjadi rodeo pertama bagi pria California itu.

Bulan September lalu, di Kejuaraan Dunia ADCC yang sangat prestisius itu, gaya agresif Ruotolo yang takn terhentikan dan tak kenal takut itu ditampilkan dengan sempurna saat ia menembus posisi ketiga dalam divisi openweight.

Hasilnya, ia mengalahkan Juara Dunia Heavyweight BJJ berkali-kali, Felipe Pena, yang membuktikan dirinya memiliki kemampuan dan kegigihan luar biasa untuk mengalahkan salah satu kompetitor terbaik di muka bumi – sementara mengatasi perbedaan berat badan lebih dari 40 pound.

#2 Selalu Incar Penyelesaian

Seperti saudara kembarnya – Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling Kade Ruotolo – Tye dikenal atas pendekatan ultra-agresif yang terfokus mengincar submission dalam grappling.

Para penggemar melihat ini dalam sepasang penampilannya di dalam Circle.

Pada Mei lalu, di ONE 157, Ruotolo beraksi cepat atas superstar BJJ Garry Tonon, dimana ia mencetak submission dengan teknik andalannya, D’Arce choke. Lalu, pada Desember lalu di ONE Fight Night 5, dirinya memaksa mantan penguasa featherweight MMA Marat Gafurov tap out dengan armbar.

Inklinasi alami dari pria A.S. ini untuk menemukan submission itu seharusnya sangat berguna bagi dirinya saat melawan rival yang jauh lebih besar seperti De Ridder.

Sebagai atlet yang bertubuh lebih kecil, ia jelas takkan bisa bertarung dalam posisi bertahan, dan dirinya juga memiliki kemampuan untuk memaksa atlet Belanda itu bertahan sejak awal laga.

#3 Ritme Tanpa Henti

Selain pengetahuan teknisnya yang berada di posisi atas itu, Ruotolo nampak memiliki stamina yang tak ada habisnya – sebuah atribut yang akan diandalkannya melawan sang raksasa, De Ridder.

Bahkan jika ia menemukan dirinya di posisi bawah (bottom position), tertahan di bawah berat badan rivalnya yang cukup besar itu, perwakilan Atos ini takkan menunjukkan tanda-tanda kelelahan.

Sederhananya, Ruotolo mencetak nama besar bagi dirinya sendiri sebagai salah satu grappler tercepat dan paling menghibur yang pernah dilihat dunia.

Anda dapat berharap dirinya meningkatkan agresi saat laga berjalan, dengan ekspektasi mengambil keuntungan dari kesalahan apa pun yang mungkin dilakukan “The Dutch Knight” saat lawannya itu lelah.

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9