Victorio Senduk Bagikan Tiga Teknik Efektif Wushu Sanshou
Mayoritas seniman bela diri campuran, atau MMA, yang tergabung bersama ONE Championship mengawali karir profesional mereka dalam satu disiplin bela diri tertentu.
Contoh terbaik adalah Juara Dunia ONE heavyweight Brandon “The Truth” Vera, yang mengawali karirnya sebagai atlet gulat, serta Juara Dunia ONE Flyweight Adriano “Mikinho” Moraes yang awalnya adalah seorang atlet Brazilian Jiu-Jitsu. Keduanya memiliki pengalaman yang memberikan keunggulan bagi seorang atlet di dalam Circle, bagi teknik maupun kecerdasan dalam bertanding, atau disebut dengan ‘Ring IQ’.
Salah satu contoh lainnya adalah atlet divisi featherweight asal Indonesia, Victorio “Indra” Senduk, yang sebelumnya adalah seorang atlet Wushu Sanshou dengan prestasi gemilang, saat ia meraih beberapa medali dari kejuaraan nasional maupun internasional.
“Indra” pun sukses meraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) tiga kali berturut-turut pada tahun 2004, 2008 dan 2012.
Prestasi Victorio di skala internasional pun tak kalah cemerlang. Ia mewakili Indonesia dalam ajang Southeast Asian Games (SEA Games) pada tahun 2003, 2007 dan 2011. Selain itu, pria kelahiran 38 tahun silam ini juga pernah mengikuti ajang World Wushu Championship 2009 di Toronto, Kanada.
Atlet yang kini memiliki kemampuan menyeluruh dalam bela diri campuran – dengan mengutamakan serangan atas dari dasar disiplin bela diri yang digelutinya ini – pun berbagi beberapa teknik Wushu Sanshou yang terbukti efektif ia gunakan dalam pertandingannya bersama organisasi bela diri terbesar di dunia ONE Championship.
Berikut 3 teknik Wushu Sanshou yang sering digunakan Victorio Senduk dalam pertandingan Mixed Martial Arts:
#1 Wushu Side Kick
Side kick adalah sebutan untuk sebuah tendangan yang dilontarkan dari telapak kaki bagian samping dengan cepat dan keras kearah badan atau kepala lawan.
Teknik ini digunakan mirip dengan pukulan jab pada olahraga tinju, yang ditujukan untuk mengukur jarak lawan dan membuka serangan sebelum sang atlet menyarangkan kombinasi serangan lanjutan.
“Saya suka melakukan side kick, [karena] teknik ini efektif dalam pertandingan MMA,” ujar pria keturunan Minahasa ini.
Selain Victorio, tentunya banyak atlet ONE yang memiliki latar belakang wushu yang juga sering menggunakan side kick pada pertandingan mereka, seperti para atlet dari Team Lakay Kevin “The Silencer” Belingon – yang pernah menggunakan side kick miliknya untuk mencegah Martin “The Situ Asian” Nguyen mendapatkan jarak yang tepat bagi pukulan overhand right andalannya.
Dalam laga tersebut, Kevin berhasil keluar menjadi pemenang dan membawa pulang sabuk Juara Dunia ONE Interim Bantamweight.
#2 Bertahan Dari Bantingan Lawan
Wushu Shanshou adalah seni bela diri yang menggabungkan teknik pukulan, tendangan dan gulat, dengan beberapa teknik bantingan yang dapat digunakan pada kompetisi Shanshou seperti takedown (bantingan dari bawah), throw (lemparan), sweep (sapuan) dan kick-catch atau menangkap tendangan lawan.
Kebiasaan dalam penggunaan beberapa teknik bantingan ini tentunya akan berguna dalam posisi menyerang atau saat bertahan dari bantingan lawan di sebuah pertandingan bela diri campuran.
“Yang paling efektif adalah defense dari serangan bantingan lawan, dan juga defense terhadap submission [kuncian] lawan,” tegas Victorio.
Hal ini terbukti dalam pertandingannya Yohan “The Iceman” Mulia Legowo, dalam ajang ONE: KINGS OF COURAGE awal tahun lalu. Dalam laga tersebut, Victorio berhasil lolos dari ground control dan submission yang dilancarkan oleh “The Iceman”.
Alih-alih terkunci, “Indra” malah berhasil membalikan keadaan dan menghentikan perlawanan Yohan dengan kombinasi pukulan yang dipadukan tendangan pada ronde kedua.
#3 Agresifitas Serangan
Pertandingan Wushu Sanshou berlangsung singkat, yaitu tiga ronde yang berdurasi dua menit. Untuk itu, tiap atlet diwajibkan bertanding dengan tempo yang cepat, dimana hal ini dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi para atlet yang sering berkompetisi.
Karena terbiasa bertanding dalam tempo cepat, Victorio juga menganggap hal tersebut sebagai sebuah keuntungan tersendiri saat ia memasuki ONE Circle dalam pertandingan bela diri campuran.
“[Intinya adalah] keagresifan, karena pertandingan Wushu memiliki ‘pace’ yang sangat cepat,” ungkapnya.
Dalam pertandingannya menghadapi Yohan “The Iceman” Mulia Legowo seperti disebut diatas tadi, “Indra” – yang berhasil lolos dari serangan kuncian armbar “The Iceman” – langsung membalikan keadaan di menit terakhir ronde pertama.
Di 60 detik terakhir tersebut, keagresifan serangan “Indra” terlihat dengan kombinasi serangan lutut dan pukulan yang cantik – tetapi tetap berakibat fatal bagi lawannya, Yohan, yang hampir saja berhenti melakukan perlawanan dalam waktu kurang dari lima menit.