Warrior Women: 6 Superstar Wanita Yang Tampil Di ONE Fight Night 2
ONE Fight Night 2: Xiong vs. Lee III akan menjadi malam yang besar bagi dunia olahraga tarung wanita.
Laga trilogi Kejuaraan Dunia antara Xiong Jing Nan dan Angela Lee akan menjadi puncak kartu di tanggal 1 Oktober ini, sementara beberapa nama besar dalam dua laga lainnya akan menampilkan kekuatan dari para petarung wanita ONE.
Berikut, mari kita lihat keenam kompetitor yang bersiap untuk menjalani tiga laga besar di Singapore Indoor Stadium, yang juga disiarkan langsung pada jam tayang utama A.S.
Xiong Jing Nan
Xiong, Juara Dunia ONE Women’s Strawweight, telah menguasai divisinya dengan tangan besi sejak ia merebut sabuk perdana itu pada bulan Januari 2018 lalu.
Ia mencetak enam pertahanan gelar yang sukses sejak kemenangan perdana dalam Kejuaraan Dunia itu, serta memiliki catatan rekor keseluruhan 8-1 di ONE Championship.
Dalam prosesnya, “The Panda” menggunakan teknik striking kuatnya untuk mengatasi sebagian besar lawan, sementara merebut empat kemenangan via penyelesaian tegas.
Walau tingkat penyelesaian itu menurun dalam beberapa laga terbarunya, karena tingkatan kompetisi yang sangat tinggi, dominasi Xiong memang belum tertandingi, dimana ia pun nampak tampil dengan kemampuan menyeluruh yang lebih nyata lagi saat mengatasi pegulat dan grappler di dalam Circle.
Tak tersentuh dalam divisinya, kekalahan satu-satunya Xiong di ONE tiba saat ia turun ke atomweight dan menantang sabuk emas milik Lee, dimana itu mempersiapkan laga trilogi mereka di strawweight pada 1 Oktober nanti.
Dengan catatan rekor keseluruhan 17-2 dalam MMA, ikon Tiongkok ini sudah memiliki kemenangan terbanyak dalam laga Kejuaraan Dunia dibanding wanita mana pun di ONE.
Jika ia mampu menyelesaikan rivalitasnya bersama Lee dengan cara impresif, ia akan memastikan status sebagai kompetitor wanita terhebat dalam sejarah organisasi ini.
Angela Lee
Walau Xiong jauh lebih aktif dalam beberapa tahun terakhir untuk membangun resumenya, Juara Dunia ONE Women’s Atomweight Lee juga menjadi kekuatan sensasional dalam organisasi ini.
Superstar Singapura-Amerika ini memiliki catatan rekor 11-2 secara keseluruhan, belum pernah kalah dalam divisi atomweight, dan memiliki lima pertahanan gelar Juara Dunia dalam divisinya sejak ia merebut sabuk emas perdana itu pada Mei 2016.
“Unstoppable” menggunakan permainan ground dominan untuk membuat lawannya tap out, dengan sembilan kemenangan submission dalam kariernya, termasuk sebuah penyelesaian dramatis atas Xiong dalam pertemuan terakhir mereka.
Namun, wanita berusia 26 tahun itu terus mengembangkan permainan striking dan gulatnya, dimana ia berharap dapat menunjukkan lebih banyak lagi arsenal yang berkembang dalam laga trilogi bersama “The Panda.”
Jika Lee dapat melengserkan rival lamanya itu pada 1 Oktober nanti, ia akan menjadi Juara Dunia dua divisi wanita pertama di ONE dan mengimbangi rekor promosional Xiong untuk kemenangan terbanyak dalam laga Kejuaraan Dunia.
Stamp Fairtex
Perjalanan Stamp Fairtex di ONE Championship memang sangat luar biasa, dan ia ingin untuk menambah berbagai pencapaian lainnya.
Memulai dengan fokus dalam disiplin striking, ia merebut gelar Juara Dunia ONE Women’s Atomweight Kickboxing dan Muay Thai, sebelum mengalihkan fokusnya ke MMA.
Setelah rekor sempurna 5-0 dalam disiplin menyeluruh itu, megabintang Thailand ini kalah di tangan Alyona Rassohyna. Namun, ia segera meraih penebusan dengan tiga kemenangan beruntun untuk memenangkan turnamen ONE Women’s Atomweight World Grand Prix.
Dengan kemenangannya, bintang Fairtex itu meraih sabuk perak turnamen ini dan menantang Lee demi sabuk emas divisinya.
Stamp memang kalah di tangan “Unstoppable” dalam duel yang keras, namun ia tetap menyandang peringkat #1 atomweight MMA dan kembali ke pembicaraan aksi Kejuaraan Dunia jika ia bangkit pada tanggal 1 Oktober nanti.
Jihin Radzuan
Dengan catatan rekor 8-2 dalam MMA, penantang #5 atomweight MMA Jihin Radzuan menjadi salah satu petarung paling konsisten dalam divisi ini.
Wanita Malaysia itu beraksi ke dalam Circle pada tahun 2018, dan ia mampu kembali jauh lebih kuat lagi setelah tiap kemunduran yang memang jarang terjadi.
Sebagai atlet berkemampuan penuh, teknik grappling Jihin memang membawa kesuksesan terbesar bagi dirinya, dan tiga kemenangan beruntun yang ia raih membawanya ke jajaran teratas, dimana ia merasa dirinya layak berada di sana.
Kebangkitan Stamp memang memberinya perhatian luar biasa secara global, tetapi “Shadow Cat” dapat merebut beberapa momentum itu bagi dirinya dan melonjak dalam peringkat jika ia mengalahkan bintang Fairtex ini dalam laga mereka.
Anissa Meksen
Anissa Meksen tak membutuhkan perkenalan bagi para penggemar striking. Spesialis stand-up unggulan Prancis ini adalah salah satu atlet wanita berprestasi sepanjang masa dalam kickboxing dan Muay Thai, dengan catatan rekor mengejutkan 102-5.
Sejak memasuki ONE, wanita yang berjuluk “C18” ini menghancurkan kedua lawannya, dan ia sangat ingin merebut sabuk emas kickboxing milik Janet Todd.
Dengan aksi bervolume tinggi dan pengalaman luar biasa milik Meksen, sulit untuk membayangkan akan ada banyak lawan potensial yang dapat menghentikannya.
Juara Dunia kickboxing dan Muay Thai tujuh kali ini mengetahui bahwa sebuah penampilan impresif akan memberinya kesempatan untuk meraih gelar ke-8 bagi dirinya – dan ia akan melakukan apa pun untuk mendapatkannya.
Dangkongfah Banchamek
Pendatang baru promosional Dangkongfah Banchamek mungkin menjadi wajah baru di ONE, tetapi ia sangat dikenal dalam berbagai komunitas Muay Thai.
Juara Dunia WBC Muay Thai itu telah menjadi salah satu petarung terbaik dalam skena wanita Thailand yang berkembang itu, dan ia sudah mengalahkan beberapa lawan kuat.
Faktanya, Dangkongfah memiliki sepasang kemenangan atas Juara Dunia ONE Women’s Atomweight Muay Thai Allycia Hellen Rodrigues.
Jika ia mengalahkan sang atlet ikonik, Meksen, pada akhir bulan ini, petarung baru asal Thailand ini akan menempatkan dirinya untuk menantang Rodrigues atau Todd, yang memegang sabuk emas interim atomweight Muay Thai.
Gaya Dangkongfah yang sangat agresif dan condong ke pukulan keras dapat menjadi penangkal bagi tekanan tanpa henti dari Meksen, dan aksi mereka di ONE Fight NIght 2 menjadi sebuah laga klasik yang sangat keras.