Xiong Vs. Nicolini: 4 Kunci Kemenangan Di Perebutan Gelar
Laga dengan pertaruhan tinggi antara “The Panda” Xiong Jing Nan dan Michelle Nicolini adalah puncak dari pertandingan striker-versus-grappler, dengan sepasang atlet berkemampuan luar biasa yang meraih kesuksesan di atas Circle dalam berbagai area.
Saat mereka berhadapan demi gelar Juara Dunia ONE Women’s Strawweight di ajang ONE: EMPOWER, Jumat, 3 September ini, pemegang gelar Xiong akan menampilkan kemampuan tinjunya yang keras melawan teknik Brazilian Jiu-Jitsu elite dari Nicolini.
Namun, dalam sebuah laga bela diri campuran, baik sang Juara Dunia atau penantangnya harus bersiap untuk apa pun juga jika mereka ingin mengakhiri laga dengan tangan terangkat dan sabuk emas.
Berikut adalah empat kunci kemenangan dalam laga utama kolosal di kartu pertandingan khusus wanita ONE yang pertama kali digelar!
#1 Serangan Keras Nicolini Di Awal
Awalnya, Nicolini harus membawa laga ke arah “The Panda” sesegera mungkin untuk mendapatkan kesempatan terbaik untuk meraih kemenangan.
Seperti yang dilakukannya saat mencetak kemenangan luar biasa atas ratu atomweight “Unstoppable” Angela Lee, Juara Dunia BJJ 13 kali ini akan harus maju dengan cepat dan menutup jarak selagi dirinya masih memiliki stamina penuh.
Lima kemenangan awal wanita Brasil ini dalam MMA seluruhnya tiba dari submission ronde pertama, maka itulah dimana ia paling berbahaya – dimana ia menolak membiarkan lawannya menyesuaikan diri ke dalam laga dan segera menekan mereka.
Jika ia dapat mengamankan double- atau single-leg takedown di awal, atlet berusia 39 tahun ini dapat beralih ke ground dan mencari posisi yang dapat mengakhiri laga dengan cepat. Ia dapat menempel di tubuh lawannya seperti lem sampai mendapatkan kesempatan menyerang, dan ketika saat itu tiba ia sangat lihai.
Pada saat yang sama, Nicolini hanya sekali memenangkan laga melalui keputusan juri, dan usaha yang dibutuhkan untuk mengamankan takedown akan lebih sulit dilakukan saat laga berjalan, maka ia wajib mengerahkan kemampuannya sesegera mungkin, terutama karena Xiong sudah tak asing lagi menjalani laga lima ronde.
#2 Kesabaran Dan Pengalaman Xiong
“The Panda” empat kali mengakhiri laga melalui keputusan juri dalam lima penampilan terbarunya, yang berarti ia memiliki kondisi tubuh yang diperlukan dan sangat nyaman untuk meningkatkan tekanan secara perlahan ke arah lawannya tanpa aksi berlebih.
Jika superstar Tiongkok berusia 33 tahun ini tertinggal di ronde-ronde awal, ia wajib bersabar dan menahan diri dari serangan balik yang cepat. Jika ia terlalu keras berusaha, dirinya akan rawan terkena clinch dan takedown dari Nicolini.
Namun, stamina atlet Brasil ini terlihat memudar dengan cepat setelah awal yang kuat saat ia melawan Tiffany “No Chill” Teo, dan laga itu hanya berlangsung selama tiga ronde. Ketika ia memiliki 25 menit untuk bertarung, kekuatan Xiong akan dapat bersinar, namun ia akan dapat menguasai laga setelah dirinya menyeret Nicolini ke posisi yang sulit.
Sementara “The Panda” seringkali tampil agresif, jika ia menggunakan teknik footwork miliknya untuk bergerak lalu menyerang rivalnya dan memaksa percobaan takedown yang menghabiskan tenaga dari sisi luar, ia akan mendapatkan lebih banyak lagi kesempatan saat laga ini memasuki ronde-ronde kejuaraan.
- Xiong Ubah ‘Rasa Takut Jadi Motivasi’ Jelang Laga Kontra Nicolini
- Cara Menonton ONE: EMPOWER Pada 3 September Ini
- Michelle Nicolini: Xiong Tak Dapat Atasi Permainan Ground Saya
#3 Nicolini Di Posisi Guard BJJ
Nicolini wajib menggunakan tiap serangan yang dapat disarangkannya ke arah Xiong. Ia akan harus mengatasi beberapa serangan kuat untuk dapat menyergap atlet Evolve itu, dan usaha ini akan sia-sia jika dirinya tak dapat memanfaatkan itu.
Hal ini berarti – walau ia akan ingin berada di posisi atas – bahkan sebuah aksi guard pull untuk bekerja dari bawah lawannya akan menjadi hasil yang diinginkan dibandingkan dengan menghabiskan lebih banyak waktu di atas kaki bersama pemukul keras asal Beijing itu.
Atlet Brasil ini memang tak gentar untuk melancarkan strategi ini. Ia melakukannya melawan Lee, yang berakhir dengan percobaan leg lock dan sweep yang sukses untuk meraih keunggulan.
Terlebih lagi, serangan submission perwakilan ThaiUnit dari posisi guard memang sangat efektif. Dalam hari-hari kompetitif dalam grappling di tingkatan tertinggi, Nicolini berhasil memaksa berbagai praktisi BJJ elite tap-out dengan triangle, toe hold dan armbars saat punggungnya melekat di atas kanvas, maka posisi ini akan menjadi ancaman tersendiri bagi sang juara bertahan.
Xiong Siapkan Pukulan Kerasnya
Persenjataan yang paling berbahaya dalam arsenal “The Panda” adalah rangkaian pukulannya, dan ia akan dengan cerdas memanfaatkan semua itu secara khusus dalam laga ini.
Hal itu dikarenakan tendangan apa pun yang dilancarkannya dapat memberi kesempatan Nicolini untuk merenggut tubuh Xiong dan mengalihkan laga ke atas kanvas.
Berdasarkan itu, pencetak KO ini wajib terfokus untuk menjaga jarak lawannya dengan rangkaian jab, melontarkan pukulan keras dari sisi luar, dan melawan godaan untuk menghujani lawan dengan serangan saat ia mendaratkan sebuah serangan solid.
Jika ia menerima dampak dari pukulan jarak jauh itu, Nicolini dapat saja merasa frustrasi dan menerjang untuk sebuah takedown tanpa aba-aba. Itulah saat dimana ia akan sangat terbuka untuk menerima serangan keras dari “The Panda,” termasuk beragam uppercut dan hook keras miliknya.
Terlebih lagi, jika rivalnya mulai melemah, Xiong dapat meningkatkan tekanan dengan serangan tambahan, dimana ia sempat membuktikan bahwa dirinya masih memiliki kekuatan pencetak KO pada ronde kelima.
Baca juga: 5 Penyelesaian Brilian Dari Bintang Wanita Di ONE: EMPOWER