Bagaimana Wushu Mendefinisikan Seni Bela Diri Di Filipina
Beberapa waktu yang lalu, wushu adalah sebuah seni bela diri yang cukup asing bagi banyak orang di seluruh dunia.
Namun, dengan banyaknya atlet wushu yang beralih ke dunia bela diri campuran, disiplin ini akhirnya telah dikenal atas bentuknya yang impresif.
Dengan sejarahnya yang panjang dan gaya yang luar biasa, apakah sebenarnya seni bela diri yang unik ini dan perbedaannya dari disiplin yang lain?
Asal Muasal Wushu
Menurut terjemahan sebenarnya, kata “wushu” berasal dari dua kata dalam bahasa Mandarin – kata wu, yang berarti “militer” atau “bela diri,” dan kata shu, yang berarti “seni.”
Pada tahun 1949, pemerintah Tiongkok menetapkan standar untuk mempraktekkan seni bela diri tradisional negara tersebut.
Hampir satu dekade kemudian, Komisi Nasional Tiongkok untuk Kebudayaan Fisik dan Olahraga menggabungkan kekuatan seni bela diri tradisional tiongkok, yang menghasilkan olahraga wushu yang kita lihat hari ini.
Wushu lalu diperkenalkan di sebagian besar kurikulum sekolah di negara ini, yang membawanya ke permukaan.
Sanda Dan Taolu
Wushu bercabang ke dua disiplin utama: sanda (terkadang disebut sanshou) dan taolu.
Mark Sangiao, pendiri Lakay Wushu di Baguio dan salah satu praktisi wushu dalam era modern di Filipina, menjelaskan perbedaannya.
“Di sanshou, kita memiliki sparring – ini kontak penuh,” sebutnya. “Taolu, di sisi lain, pada dasarnya adalah bentuk, pola dan teknik, tanpa kontak.”
Dalam kompetisi tradisional wushu, para atlet laga di matras terbuka dengan sarung tangan delapan ons, pelindung tubuh, mouthguard dan pelindung kepala. Serangan dari seni bela diri lainnya, seperti kickboxing dan tinju, diperbolehkan.
Bagi mantan Juara Dunia ONE Lightweight dan peraih medali emas SEA Games tiga kali dalam disiplin wushu, Eduard “Landslide” Folayang, yang membedakan wushu sanda dari seni bela diri striking lainnya adalah bagaimana disiplin ini menerapkan takedown.
“Itu seperti kickboxing dengan takedown. Anda dapat menangkap kaki dan meraih takedown, namun tidak ada laga ground, jadi saat anda menjatuhkan seseorang, itu secara otomatis memberi poin,” kata Folayang. “Itulah perbedaan antara disiplin striking lainnya – ada sedikit gulat yang terlibat.”
Di sisi lain, Taolu melibatkan pergerakan, bentuk dan teknik, yang seringkali dilakukan secara individu atau oleh sebuah grup. Tidak seperti kompetisi sanda lainnya, praktisi taolu meraih poin saat mereka mendemonstrasikan bentuk.
Ajang taolu kontemporer merambah ke tiga cabang utama dari kompetisi ini: tangan kosong, senjata pendek dan senjata panjang.
Namun saat ini, bagaimana tepatnya seni bela diri asal Tiongkok ini menjadi fenomena olahraga global?
Pengaruh Wushu Di Seluruh Dunia
Pada tahun 1987, pebisnis keturunan Filipina-Tiongkok Francis Chan membentuk Federasi Wushu Filipina di Binondo, Manila, yang seringkali disebut sebagai pecinan, atau Chinatown, di kota itu. Bergabung bersama Chan adalah Julian Camacho, yang akhirnya memimpin federasi ini sejak tahun 1988.
Agresi Camacho dalam memperluas jangkauan olahraga tersebut di negaranya terbayar. Dengan tinju dan kickboxing di Filipina menjadi terlalu padat, wushu membuka jalan bagi para atlet lainnya (beberapa yang akhirnya menjadi pahlawan dalam sebuah olahraga lainnya – bela diri campuran).
Namun momen yang paling menentukan bagi wushu datang di Asian Games 1990 di Beijing, Tiongkok. Itu adalah pertama kalinya seni bela diri ini dipertunjukkan dalam ajang olahraga empat tahunan itu.
Murid yang bernama “The Prince Of Wushu” Yuan Wen Qing mempesona para penonton atas kemampuannya memadukan seluruh seni bela diri traditional Tiongkok ke dalam satu disiplin modern. Dengan Yuan mendapatkan seluruh perhatian dan merebut semua medali, negara-negara lain mulai berlatih wushu.
Pada tahun 1990an, para bintang film juga mulai memainkan bagian mereka untuk mempopulerkan wushu. Jet Li dan Jackie Chan, yang keduanya menggunakan disiplin ini dalam film aksi mereka, menjadi dua bintang terbesar dalam dekade tersebut – serta mempengaruhi banyak atlet yang masuk ke dalam olahraga ini.
Bagi Filipina, negara tersebut menjadi salah satu lokasi terbaik penyebaran wushu di luar Tiongkok. Seni bela diri ini tiba pada saat yang tepat.
Praktisi Wushu Terkenal Di ONE
Wushu memberi warga Filipina sebuah ajang olahraga internasional yang dapat mereka dukung dan membuka pintu bagi bintang bela diri campuran yang kita kenal hari ini di ONE Championship.
Walau Sangiao tidak lagi berkompetisi, ia adalah salah satu pionir pelatih wushu dalam seni bela diri campuran dan menghasilkan para Juara Dunia ONE yang datang dari latar belakang wushu.
Mereka termasuk Folayang, Kevin “The Silencer” Belingon, Geje “Gravity” Eustaquio, Honorio “The Rock” Banario dan Joshua “The Passion” Pacio yang adalah sang Juara Dunia ONE Strawweight.
Sebagai tambahan, seseorang yang memiliki determinasi tinggi dari Iloilo bernama Rene “The Challenger” Catalan juga menjadi salah satu praktisi wushu terbaik di negara tersebut.
Kecintaan Catalan akan wushu mungkin tidak disengaja, namun ini adalah olahraga yang membuatnya sangat bersyukur.
“Wushu adalah dimana saya benar-benar terfokus. Saat itu, saya selalu terkena pukulan. Sangat sulit berlatih di bawah pelatih kami, Yu Shi Bu,” katanya.
“Saya bekerja keras setiap harinya, dan bertahan demi keluarga saya. Pada akhirnya, saya mendapatkan hasilnya. Melalui wushu, saya diberi kesempatan untuk memenuhi mimpi saya mewakili negara ini dalam sebuah olahraga, sepeti Onyok Velasco (peraih medali perak tinju dalam Olimpiade Musim Panas 1996).”
Dengan bantuan wushu, Catalan bertransformasi menjadi salah satu atlet terbaik dalam divisi strawweights ONE.
Wushu Hari Ini
Saat ini, wushu terus bertumbuh. Seni bela diri ini akan ditampilkan pada Youth Olympic Games 2022 di Dakar, Senegal – pertama kalinya disiplin ini dipertandingkan sebagai olahraga Olimpiade.
Kejuaraan Dunia Wushu, Asian Games dan World Games, diantara yang lainnya, juga mempromosikan kompetisi wushu ke seluruh dunia.
Di Filipina, seni bela diri ini tidak dapat menjadi lebih kuat dari sekarang, yang nyata dari SEA Games 2019 yang baru saja berlangsung di sana.
Bagi Folayang, ini adalah alasan mengapa Filipina harus berinvestasi lebih banyak lagi ke dalam olahraga ini.
“Saya harap para pejabat kami akan lebih terbuka untuk memperkuat olahraga ini,” sebutnya.
“Kini, saya perlahan melihatnya. Saya kira mereka ingin menyertakannya dalam Palarong Pambansa (Philippine National Youth Games), dan itu sangatlah besar karena anda akan telah melihat potensi yang datang dari masyarakat ramai.”
“Olahraga ini adalah sebuah ajang penghasilan bagi kami, terutama di SEA Games. Saya kira di sanshou, hampir 80 persen dari kami meraih medali emas. Saya kira empat dari lima [atlet] meraih emas, maka itu adalah presentase yang cukup besar.”
“Kini, setelah kami mendapatkan pengakuan, saya harap negara ini akan memiliki minat yang lebih besar dalam olahraga wushu.”
Wushu mungkin saja dimulai di Tiongkok, namun penyebarannya ke seluruh dunia adalah bukti bahwa olahraga ini hanya akan berkembang jaug lebih pesat dalam satu dekade mendatang.
Baca juga: Peran Wushu Dalam Perkembangan Karier Bela Diri Bintang Indonesia