Geje Eustaquio Dan Team Lakay Tetap Tajam Dengan Bersepeda Gunung
Banyak atlet elit yang melakukan berbagai hal di luar ekspektasi untuk mendorong program ‘strength and conditioning’ mereka.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Geje “Gravity” Eustaquio. Ia menambah program latihan bela dirinya dengan bersepeda di alam lepas.
Juara Dunia Interim ONE Flyweight, dan beberapa anggota Team Lakay yang menjadi rekan berlatihnya, seringkali bersepeda di alam liar pegunungan Baguio bersama-sama.
“Mengendarai sepeda adalah olahraga yang bagus, dan tentunya, itu juga sangat menyenangkan,” kata atlet berusia 29 tahun ini.
“Saat kami bersepeda, kami mendapatkan pacuan adrenalin. Kami sangat suka menaklukkan jalur [baru], dan pada saat yang sama, itu memberi kami akses pada ciptaan Tuhan yang luar biasa.”
Eustaquio dan timnya ini bersepeda gunung di Baguio sekali seminggu selama pemusatan latihan berlangsung, atau sampai tiga kali seminggu jika tidak ada laga yang dijadwalkan.
Daerah dimana mereka biasa bersepeda itu sarat dengan pemandangan alam luar biasa – gunung, sungai dan kehidupan liar yang memenuhi alam sekitar.
Saat kelompok ini biasanya mengikuti jalur lintas alam di lingkungan liar, mereka sangat familiar dengan keadaan sekitar mereka, dan itu membuat aktivitas mereka cukup aman.
Namun, Eustaquio mengakui ada beberapa saat dimana mereka menemukan diri mereka sedikit tersesat dan keluar jalur. Itu dapat membawa mereka pada situasi yang menarik dan menantang.
Untungnya, area tersebut tidaklah sepenuhnya liar dan tak berpenghuni, dimana pria berusia 29 tahuni ini mengingat bahwa masih ada warga Filipina yang sangat ramah yang tinggal di daerah tak dikenal yang dimasuki Team Lakay.
“Kami memutuskan untuk menyeberang ke provinsi tetangga, dan kami sedikit meremehkan rute tersebut,” ia mulai menjelaskan.
“Empat dari kami tersesat di hutan yang lebat, dan kami harus meninggalkan sepeda kami entah di mana untuk mencari perlindungan sebelum malam tiba. Jadi, kami berjalan kaki untuk mencari tempat bernaung dan menemukan sebuah rumah yang terpencil, yang ditinggali satu keluarga yang sangat baik.”
“Mereka menyambut saya, menawarkan kami makanan dan air, serta bahkan memasak seekor ayam yang mereka pelihara untuk sarapan pagi.”
“Orang-orang ini tidak memiliki televisi atau listrik, maka mereka tidak mengetahui siapa Geje Eustaquio itu, atau bahkan Team Lakay. Mereka menunjukkan keramahan luar biasa bagi empat orang asing, dan sebagai balasannya, kami berbagi cerita-cerita luar biasa. Saya tidak pernah melupakan itu.”
Kelompok ini kemudian kembali mencari sepeda mereka di pagi hari, dan menemukan jalan pulang.
Walau mereka sempat mengalami kesulitan, Eustaquio mengatakan bahwa ketegangan dalam bersepeda ini akan terus berlanjut sebagai tambahan dari menu latihan rutin mereka.
Olahraga tersebut tidak hanya menjadi sebuah bagian fundamental dari rutinitas latihan kebugaran mereka, dan ini telah menjadi aktivitas yang sangat luar biasa untuk membangun tim itu.
“Mengendarai sepeda juga berarti menjalin ikatan kuat dengan tim ini,” jelasnya.
“Edward [Kelly], Honorio [Banario], Joshua [Pacio], dan yang lain suka berbagi cerita dan mengobrol selama berpetualang. Ini membangun persaudaraan dan meningkatkan kerjasama tim.”
“Secara spiritual, ini juga memenuhi jiwa anda dan membawa anda menuju pencarian jati diri. Tentunya, itu membuat anda kuat dan fit, serta membuat anda tetap tajam dalam laga.”
“Saya dapat mengatakan bersepeda gunung adalah salah satu aktivitas favorit saya di dunia ini.”
Eustaquio akan harus menggunakan seluruh metode persiapan yang memungkinkan dalam beberapa minggu terakhir untuk tetap berada di kondisi puncak. Ia berlaga dalam sebuah pertandingan Juara Dunia vs. Juara Dunia di laga utama ajang ONE: PINNACLE OF POWER hari Sabtu, 23 Juni ini.
Atlet Filipina ini akan menghadapi Juara Dunia ONE Flyweight Adriano “Mikinho” Moraes di Macau’s Studio City Event Center untuk menentukan siapa raja divisi ini.
Sementara ia selalu memberikan penghormatan pada pelatih kepala Team Lakay Mark Sangiao untuk menuntun pemusatan latihannya dan memberi bimbingan-bimbingan yang berharga, pria berjulukan “Gravity” ini meyakini bahwa kegiatan bersepeda gunung yang ia lakukan mampu memberi keunggulan tersendiri.
“Saya rasa kegiatan bersepeda yang kami lakukan juga telah menjadikan saya cukup kuat secara mental,” sebut Eustaquio.
“Itu membuat saya tetap terfokus, karena jika anda kehilangan konsentrasi saat bersepeda, anda dapat seketika terjatuh ke dalam jurang.”
“Anda harus menggali lebih dalam ke diri anda sendiri untuk mengatasi beberapa halangan. Itu terdengar menakutkan, tetapi itu sangat menyenangkan.”
Hari Sabtu ini, Eustaquio akan harus menggali lebih dalam dari sebelumnya untuk memberikan “penampilan terbaik sepanjang masa,” dan mengalahkan rival lamanya untuk menjadi Juara Dunia ONE Flyweight tak terbantahkan.