Ragam Gaya Gulat Yang Menjadi Dasar Petarung MMA Di ONE Championship
Gulat adalah salah satu kemampuan dasar yang wajib dimiliki seorang seniman bela diri campuran, karena hal itu dapat membantu mereka menentukan alur pertandingan.
Dengan kemampuan menjaga lawan di ground dan teknik takedown yang efektif, disiplin ini jelas menjadi kurikulum wajib untuk dikuasai sebelum siapa pun memasuki sebuah laga MMA.
Namun, disiplin dengan sejarah yang dimulai 15.000 tahun yang lalu ini ternyata terbagi dalam beberapa gaya, atau cabang, yang dipertandingkan di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Dengan kehadiran beberapa mantan pegulat nasional seperti Eko Roni Saputra dan Elipitua Siregar, mari kita lihat beberapa gaya gulat yang tersaji di dalam Circle ONE Championship, seperti di bawah ini.
Freestyle Atau Gaya Bebas
Gulat gaya bebas adalah gaya yang sangat sering terlihat dan dipertandingkan di seluruh dunia, bahkan resmi diperlombakan di Olimpiade.
Selain itu, gaya inilah yang sangat sering ditampilkan di dalam Circle, seperti yang dilihat dari aksi Eko Roni, atau Elipitua di atas.
Dalam disiplin ini, tujuan para praktisinya adalah untuk melempar dan menahan (pinning) lawan di atas matras dengan menggunakan kaki mereka untuk bertahan atau menyerang lawan.
Seperti yang terlihat dari berbagai laga Elipitua, ia kerap menggunakan kemampuannya untuk menyeret lawannya ke atas kanvas, sebelum mendominasi lawan dengan kemampuan ground-nya itu.
Greco-Roman Atau Gulat Grego-Romawi
Gaya gulat kedua yang sangat populer dan juga dipertandingan di dalam Olimpiade adalah Grego-Romawi, yang sangat berbeda dengan gulat gaya bebas di atas.
Dalam gulat Grego-Romawi, para atlet tidak diperbolehkan untuk menggunakan kaki sebagai alat untuk bertahan atau menyerang, yang adalah kebalikan dari gaya bebas.
Peraturan ini ditujukan agar para atlet menggunakan lemparan, dimana mereka tidak boleh menyerang kaki lawannya. Karena itu, sebagian besar petarung dengan dasar ini memiliki bagian tubuh atas yang sangat kuat untuk melempar atau membanting lawan mereka.
Salah satu petarung unggulan ONE yang menggunakan disiplin ini sebagai dasar dari kemampuannya adalah Gustavo Balart. “El Gladiador” memang jarang terlihat membawa laga ke atas kanvas, namun ia mampu menggunakan kekuatan tubuh bagian atas untuk menghukum lawan dengan tinjunya yang keras.
Hal ini jelas terlihat saat ia menghukum mantan Juara Dunia ONE Strawweight Yosuke Saruta, setelah melunakkannya dengan bantingan, dan meraih kemenangan terbesar dalam kariernya.
Laamb
Gaya gulat yang satu ini memang hanya dapat ditemukan di Afrika Barat, dimana setiap pertandingannya mengizinkan para pegulat untuk menggunakan tinju mereka demi mengalahkan lawan.
Diambil dari tradisi masyarakat Serer, saat ini olahraga tersebut menjadi olahraga tradisional di Senegal.
Dalam pertandingan gulat laamb, seorang atlet harus dapat melemparkan lawan ke tanah, di daerah yang telah ditentukan, yang sekilas sangat mirip dengan peraturan Sumo – tetapi dengan tinju keras.
Walau disiplin ini jelas menjadi tradisi lokal di kawasan tersebut, sistem pertandingan ini memang menghasilkan berbagai atlet kuat yang sangat mampu bertransisi ke MMA, seperti Oumar Kane.
Pria berjuluk “Reug Reug” itu adalah atlet heavyweight ONE yang selalu mampu menekan lawan dengan kekuatan fisik dan teknik gulatnya. Ia pun sempat menampilkan kemampuannya untuk membawa laga ke posisi ground dan menguasai lawan lewat ground-and-pound keras.