Sebagai Kawan Dan Lawan, Sunoto Beri Saran Bagi Paul Lumihi
Paul “The Great King” Lumihi akan mendapat ujian berat dari remaja berbakat andalan Team Lakay, dan salah satu kawan yang merangkap rival lamanya, “The Terminator” Sunoto turut memberi wejangan membangun.
Jelang akhir tahun ini, para pecinta “The Home of Martial Arts” akan dimanjakan dengan penampilan Paul dalam laga pembuka kartu utama ONE: WINTER WARRIORS II dari Singapore Indoor Stadium.
Pada Jumat, 17 Desember, “The Great King” akan menghadapi tantangan kuat, Jhanlo Mark “The Machine” Sangiao, seorang remaja yang juga adalah anak dari pendiri dan pelatih kepala Team Lakay, Mark Sangiao.
Paul dipasangkan dengan debutan Sangiao dalam divisi bantamweight ONE, dimana pria muda ini juga diunggulkan oleh banyak pihak. Tetapi, di sisi lain, Paul juga memiliki ambisi untuk bangkit dan meraih kemenangan besar atas remaja unggulan ini.
Saat ini, Paul jauh lebih siap dalam laganya saat ini pasca menempa diri secara intensif di Soma Fight Club bersama para atlet elite ONE seperti Gianni Subba, Brown Pinas, serta para bintang besar lainnya.
Kini, kita lihat apa saja pesan dan kisah antara kedua petarung veteran tanah air ini!
Kisah Lama Paul Dan Sunoto
Sebagai sesama atlet bantamweight ONE, keduanya pernah berlatih bersama dan memiliki misi mengusung bendera merah putih ke panggung MMA dunia. Mereka adalah sahabat, rival dan kompatriot yang berjuang untuk memberi kebanggaan bagi nama Indonesia.
“Paul itu sebenarnya sangat berbakat. Dia bagus [dalam] striking, grappling-nya juga sebenarnya lumayan. Tetapi kita harus melihat persiapannya seperti apa,” ujar pendiri Terminator Top Team ini.
Melihat ke belakang, Sunoto adalah rekan sparing dan kawan Paul di Jakarta. Sama-sama merantau dan mengadu nasib dalam dunia bela diri campuran, saat itu Sunoto seringkali bersinggungan dengan Paul di sasana.
- Paul Lumihi Harap Dapat Raih Kemenangan Yang Lama Ditunggu
- Gianni Subba: Kami Ingin Bangkitkan ‘Urgensi’ Dari Paul Lumihi
- 5 Alasan Menonton ONE: WINTER WARRIORS II
“Seperti dulu, selama persiapan saya sering membantu dirinya. Dulu sewaktu ia masih di kancah regional, dia sering berlatih dengan saya,” kenang Sunoto.
“Kadang saya datang ke sasananya, [menjadi rekan] sparring di grappling. Jadi saya tahu persiapannya dia. Dulu, waktu era itu, persiapannya bagus, jadi penampilannya bagus, staminanya tidak ada habisnya, begitu.”
Namun, keduanya kembali dipertemukan di atas panggung dunia sebagai pesaing kuat dalam derbi antara Juara Nasional di dalam Circle ONE pada awal Mei 2019 lalu.
Paul, yang saat itu mejalani debutnya dengan rekor tak terkalahkan, harus takluk di tangan Sunoto via keputusan mutlak usai berlaga tiga ronde penuh.
Pasca kekalahan dari Sunoto, Paul harus menghadapi kenyataan pahit yang membawa dirinya terjatuh dalam empat rangkaian kekalahan secara total. Menurut Sunoto, hal itu disebabkan persiapan Paul yang kurang memadai.
“Cuma sekarang saya melihat yang terakhir ini, terutama setelah [bertarung melawan] saya itu. Dia kembali ke Manado, dan latihannya pun jadi tidak karuan,” ujar Sunoto.
Saran Dari Sahabat
Melihat tren kemunduran yang dialami Paul, pria berjuluk “The Terminator” ini bahkan sempat mengira sahabatnya itu akan pensiun.
“Saya bahkan mengira ia sudah pensiun, karena dia terus mengalami kekalahan. Saya kira ia ingin mengakhiri kariernya,” kata Sunoto.
Namun, Paul seakan menepis asumsi rekan senegaranya itu jelang laganya melawan Sangiao kali ini. Sebagai kawan sekaligus rival, Sunoto pun memiliki pesan tersendiri.
Sunoto pribadi mengakui bahwa Paul adalah striker yang handal. Namun menurutnya, atlet asal Manado itu harus lebih banyak mengasah permainan ground agar dirinya mampu mengatasi serangan lawan.
“Dia harus [meningkatkan] grappling-nya, kalau striking, dia sudah matang sebenarnya. Mungkin saya melihat bahwa dirinya sangat mudah terkena di takedown,” katanya.
“Sebenarnya seperti striker, dia jatuh lalu kembali berdiri, namun dia terjatuh lalu meladeni lawannya. Padahal, kemampuan grappling miliknya tak terlalu bagus. Kalau grappling-nya bagus, [bermain] atas-bawah itu bisa. Tetapi scramble-nya kurang. Saya rasa [karena] itu.”
Lebih lanjut, Sunoto berharap agar rivalnya itu dapat memberi kemampuan terbaiknya dalam pertandingan nanti. Tak hanya bagi dirinya, namun juga untuk kebanggaan Indonesia.
“Ya semoga saja, apa pun hasilnya, dia akan mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Supaya dapat kembali mengharumkan nama Indonesia, dapat bertahan,” tegas Sunoto.
“Masalah menang atau kalah itu sudah biasa, namun setidaknya selama ia berjuang untuk menampilkan yang terbaik, akan selalu ada harapan.”
“Itu karena selama ini dirinya seperti ‘biasa saja’ walau berapa kali kalah. Ibaratnya, dia harus menemukan titik balik. Kalau kalah lagi, sangat disayangkan.”
Baca juga: Strategi Paul Lumihi Demi Taklukkan ‘Anak Emas’ Team Lakay