‘Anda Harus Menyebut Saya Champ-Champ Sekarang’ – Regian Eersel Ingin Kukuhkan Warisan Lewat Sabuk Emas Muay Thai
Pada 22 Oktober lalu, Regian Eersel menjadi atlet ketiga yang pernah memenangkan gelar Juara Dunia ONE dalam dua disiplin.
Penguasa lightweight kickboxing meraih pencapaian itu saat ia menambah gelar Kejuaraan Dunia ONE Lightweight Muay Thai ke dalam resumenya dengan mengalahkan Sinsamut Klinmee di laga pendukung utama ONE Fight Night 3: Lineker vs. Andrade.
Setelah kemenangan monumental itu, “The Immortal” sangat senang untuk dapat bergabung dengan sosok seperti mantan Juara Dunia dua disiplin ONE Sam-A Gaiyanghadao dan Stamp Fairtex di posisi yang sangat jarang ada ini.
Sementara itu, ia membawa catatan rekor sempurnanya dalam organisasi ini menjadi 8-0 di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia.
Superstar Belanda-Suriname ini berkata setelah itu:
“Dua sabuk. Itu adalah salah satu tujuan hidup saya, dan saya melakukannya. Anda harus memanggil saya ‘champ-champ‘ sekarang.”
Itu bukanlah pertempuran yang mudah bagi Eersel, yang belum berkompetisi dalam Muay Thai selama empat tahun sementara hanya terfokus pada kickboxing di ONE sampai hari ini.
Namun, pria berusia 29 tahun itu mengatasi perubahan peraturan itu dan menemukan ritmenya untuk mengatasi pencetak KO Thailand itu melalui keputusan terbelah.
Ia kini berdiri di puncak dua divisi, dan dengan 20 kemenangan beruntun secara keseluruhan, dirinya memastikan posisinya sebagai striker lightweight terbaik di muka bumi.
“The Immortal” berkata:
“Sasana saya adalah Sityodtong Amsterdam, dan semua orang mengetahui bahwa Sityodtong berasal dari sasana Thailand dari negara itu. Kami terfokus dalam dua disiplin itu – kickboxing dan Muay Thai.”
“Sebelum saya bergabung bersama ONE Championship, saya sudah menjadi Juara Muay Thai. Maka itu bukanlah sesuatu yang baru bagi saya.”
“Saya takkan berkata mudah untuk beradaptasi, saya agak sedikit berkarat, tetapi itu tidak apa-apa. Saya sangat menikmati itu. Hal tersulit adalah sarung tangan 4-ons [yag lebih kecil]. Anda tak selalu dapat bertahan dengan itu, dan pukulan dapat memberi banyak kerusakan, dan itulah mengapa.”
Eersel Siap Hadapi Penantang Mana Pun: ‘Beri Saya Sebuah Laga’
Regian Eersel mendapatkan anggukan dua dari tiga juri setelah lima ronde keras melawan striker Thailand Sinsamut Klinmee, namun ia meyakini bahwa keputusan terbelah itu sebenarnya sangat membanggakan bagi lawannya.
Walau Sinsamut yang memukul dengan kuat itu bertahan dalam seluruh ronde tersebut, Eersel merasa ia selalu mendapatkan keunggulan.
Ia menjelaskan:
“Menurut saya, itu bukanlah laga yang tipis. Jika anda melihat laga itu, saya kira dalam dua ronde awal, saya mengujinya dengan keras. Dan, saya kira dari ronde ketiga, keempat dan kelima, saya memberi tekanan itu – dan anda melihat wajahnya pada akhir malam itu.”
“Itu sedikit mengganggu [bahwa hasilnya adalah keputusan terbelah], tetapi itu tidak apa-apa. Itulah Muay Thai dan sebuah laga melawan petarung Thailand. Saya meraih kemenangan, itulah hal yang terpenting, dan saya kira saya menunjukkan pada dunia apa kemampuan saya.”
Kini, dengan kedua gelar Juara Dunia ONE Lightweight Kickboxing dan Muay Thai, “The Immortal” akan membawa target yang besar di punggungnya.
Tetap saja, sang penguasa dua disiplin itu bukanlah seseorang yang akan memilih-milih siapa lawannya.
Ia akan dengan sangat senang beradu dengan tiap penantang yang dianggap layak oleh penata tanding ONE Championship dan tak sabar untuk membuktikan bahwa dirinya layak berada di singgasana itu.
Eersel berkata:
“Saya tak memiliki nama [untuk siapa yang akan saya lawan berikutnya]. ONE Championship [dapat] memberi saya sebuah nama dan saya akan ada di sana. Saya bukanlah tipe petarung yang akan menantang beberapa orang. Beri saya laga dan saya akan ada di sana.”
“Tak ada nama, hanya, biarkan saya bertarung.”