‘Momen Tertinggi Dan Terendah’ – Liam Harrison Lihat Kembali Tahun 2022 Yang Fluktuatif
Petarung legendaris Inggris Liam Harrison telah lama dikenal selalu membawa laga menarik, namun pada tahun 2022, ia memberi aksi yang akan selalu diingat dalam sejarah Muay Thai.
Pada ONE 156, April lalu, “Hitman” berhadapan dengan Muangthai PK.Saenchai dan mencetak salah satu kemenangan dari posisi tertinggal yang paling luar biasa sepanjang masa.
Setelah dua kali terjatuh oleh serangan bintang Thailand ini, Harrison meraih kemenangan dari ambang kekalahan dengan mencetak tiga knockdown terlebih dahulu untuk mengamankan kemenangan TKO otomatis itu.
Aksi spektakuler ini menjadi momen yang takkan terlupakan. Dan, bagi striker berusia 37 tahun itu, hal ini juga memiliki dampak beruntun yang mengejutkan, sesuai dengan harapan para penggemar di seluruh dunia.
Harrison menjelaskan:
“Pada saat itu, saya tak terlalu menyadari seberapa gila dan besar dampaknya.”
“Banyak orang yang mengirimkan saya pesan tentang bagaimana itu menginspirasi mereka untuk kembali ke sasana, atau mereka yang berkata, ‘Saya bahkan tak menjalani olahraga tarung apa pun, kamu hanya menginspirasi saya menjadi orang yang lebih baik. Kamu menginspirasi saya untuk mencoba jauh lebih keras lagi dalam hidup.’”
“Itu luar biasa. Itulah mengapa anda melakukan ini. Saya ingin menginspirasi orang lain. Saya ingin membuat orang mendorong diri mereka lebih jauh lagi dan menjadi orang yang lebih baik.”
Semua orang yang mengikuti karier “Hitman” mengetahui bahwa ia tak asing dengan pertempuran keras, namun kali ini, itu tiba di panggung bela diri dunia – dan itu menjadikannya jauh lebih memuaskan.
Sementara ia meraih status ikoniknya dengan kesuksesan luar biasa selama bertahun-tahun, adalah momen seperti kemenangannya atas Muangthai yang akan dibanggakan Harrison saat ia melihat kembali seluruh pencapaiannya.
Warga Leeds ini berkata:
“Jadi, itu bukanlah pertama kali hal seperti itu terjadi dalam karier saya. Saya bangkit dari atas kanvas untuk meraih kemenangan sebelumnya, saat saya terkena knockdown keras dari petarung Thailand dan hal-hal seperti itu.”
“Namun, saya melakukannya di panggung itu, dengan seluruh dunia menyaksikan, di platform paling besar yang ada. Kini, saya beranjak memasuki akhir dari karier saya. Saya hanya senang bahwa saya dapat memberi hadiah seperti laga itu pada dunia, 90 detik kekacauan mutlak.”
Liam Harrison Tetap ‘Kuat Secara Mental’ Walau Hadapi Kesulitan
Walau Liam Harrison dapat melihat kembali ke satu titik di tahun 2022 dengan senyuman, ia juga mengalami beberapa saat yang sulit.
Kemenangannya atas Muangthai memberinya bonus penampilan senilai US$100.000 dan kesempatan melawan Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai Nong-O Gaiyanghadao pada Agustus lalu.
Namun, aksi yang sangat ditunggu itu berakhir bahkan sebelum “Hitman” dapat memasuki ritmenya.
Salah satu tendangan Nong-O menyebabkan cedera berat pada lutut Harrison, dimana laga itu terhenti melalui TKO ronde pertama dan mengirimkan striker Inggris ini ke meja operasi.
Tetap saja, pemulihan sang veteran itu nampak berada pada jalur yang tepat dan ada banyak hal besar yang sedang direncanakan – dimulai dengan sebuah laga melawan Pongsiri PK.Saenchai pada Januari nanti – tetapi, ia lalu menderita cedera di lututnya yang lain, dan menunda seluruh rencana itu.
Harrison menjelaskan:
“Olahraga ini memberi anda momen tertinggi dan terendah. Jelas, pertarungan Muangthai itu mencapai momen terbaik yang dapat anda raih, dan sisa tahun itu bagi saya adalah yang terendah.”
“Saya cedera di laga Nong-O, saya kembali cedera sekarang, dan itu akan menjadi jalur yang sangat sulit untuk mengembalikan diri saya di mana saya inginkan.”
“Sayangnya, saya kira saat anda memiliki 120 laga, dan anda bertarung seperti saya, dan anda berlatih seperti saya, itu akan terjadi pada satu titik.”
Terlepas dari situasi yang sulit ini, Harrison tetap memaksa dirinya untuk tetap positif.
Bintang veteran ini sudah merehabilitasi satu lututnya, dan ia berharap untuk memberi beberapa laga tak terlupakan lainnya sebelum resmi menggantung sarung tinjunya.
Mungkin, itu juga akan menjadi sebuah kesempatan lain merebut sabuk emas milik Nong-O atau laga melawan nama besar seperti Rodtang Jitmuangnon, dan “Hitman” menolak untuk menghapus seluruh kemungkinan menarik itu.
Ia menambahkan:
“Saya memiliki laga-laga besar yang menunggu. Saya akan ingin kembali memasuki laga-laga itu kembali, atau menghadapi siapa pun yang akan menempatkan saya kembali di sana.”
“Itu semua [berantakan], yang menjadi pil pahit untuk ditelan. Maka, saya hanya ingin mencoba dan membuat lutut ini lebih baik, dan saya ingin berada pada tingkatan dalam laga Muangthai, dimana saya akan dapat menyeret diri saya bangkit dan memberi para penggemar aksi yang layak.”
“Saya kuat secara mental. Jika ada yang dapat kembali dari [operasi kedua], itu adalah saya.”