Kemenangan KO Kedua Yang Membawa Thanh Le Mengincar Gelar Juara Dunia
Sepasang penampilan sensasional telah menempatkan Thanh Le dalam jalur cepat menuju perebutan gelar Juara Dunia ONE Featherweight.
Setelah sebuah KO dalam debutnya bersama ONE Championship, atlet veteran asal Vietnam-Amerika Serikat ini mencetak penyelesaian luar biasa lainnya saat menghadapi mantan Juara Dunia ONE Lightweight Kotetsu “No Face” Boku dalam ajang ONE: DREAMS OF GOLD.
Wasit segera menghentikan pertandingan hanya dalam waktu 88 detik, dan bagi atlet kelas dunia lainnya dalam divisi ini, pria berusia 33 tahun ini masih mengincar pencapaian lebih tinggi.
“Setelah beberapa hari, anda melihat kembali laga tersebut dan memilahnya. Walaupun singkat, masih banyak yang anda harus perbaiki,” kata Thanh.
“Anda masih memiliki hal yang dapat dibanggakan. Saya hanya bekerja keras untuk menjadi lebih baik tiap harinya.”
Hasil pertandingan tersebut tidak mengejutkan bagi Thanh dan para pelatihnya, yang tiba dengan persiapan matang untuk mematahkan ancaman dari atlet pencetak KO asal Jepang itu.
Seluruh waktu persiapan yang dihabiskan terbayar lunas, karena Kotetsu tampil sesuai dengan harapan mereka dan Thanh siap menghadapinya. Namun ia pun mengakui bahwa hal ini tidak semudah apa yang terlihat saat itu.
“Anda dapat menjabarkan game plan miliknya dengan cepat. Ia gemar memulai laga dengan kuat melalui berbagai tekanan dan memojokkan anda di pinggir Circle,” kata perwakilan 50/50 dan Mid City MMA ini.
“Banyak atlet akan tetap berdiri, mengambil posisi nyaman dan melemparkan pukulan kuat, maka kami mencoba membuatnya bergerak. Kami ingin menggerakkan kakinya dan kaki kami sendiri.”
“Ia melakukan pekerjaan yang baik untuk mengenai kaki saya dan mencoba membuat pergerakan saya lebih lambat, serta membuat saya berpikir dua kali untuk memutari ke posisi yang lebih menguntungkan. Ia melakukan pekerjaan yang baik untuk membuat anda menyerang, menjaga jarak, kemudian menyerang balik.”
“Kami ingin membuatnya tetap bergerak dan menyarangkan beberapa pukulan keras pada awal pertandingan untuk memastikan ia melihat kekuatan [saya].”
Thanh tidak membutuhkan waktu lama untuk mengenali pola yang telah berulang kali dilatih bersama tim pelatihnya saat persiapan dan bereaksi terhadap apa yang Kotetsu lakukan.
Ia mendadak melakukan gerakan eksplosif ke depan dengan rentetan serangan, dimana salah satunya tepat mengenai “No Face” dan menjatuhkannya.
“Segera setelah ia mundur selangkah, kami pun maju,” kata Thanh.
“Saya memutari titik kuatnya, dan mengetahui bahwa saya akan mendapatkan balasan dari tangan kanannya. Saya menempatkan hook kanan saya, dan hal itu bekerja dengan baik.”
“Anda memukul banyak orang, dan dapat merasakan dampaknya [bagi orang tersebut] saat menyarangkan sebuah pukulan bersih seperti itu – terutama dengan tangan dominan anda menjurus kebawah dan berat anda tertumpu pada kaki. Anda memukulnya, dan pada saat yang sama mengetahui bahwa ini akan melukainya, dan berakhir membuatnya terjatuh.”
Dengan dua kemenangan KO berturut-turut untuk memulai karirnya bersama ONE Championship, Thanh menjaga rekor penyelesaiannya tetap sempurna dan segera menjadi atlet divisi featherweight yang diperbincangkan.
Hal ini juga yang membuatnya menjadi salah satu penantang teratas untuk menghadapi Martin “The Situ-Asian” Nguyen yang berada di puncak, tetap Juara LFA Featherweight ini tidak terburu-buru mengincar sabuk juara.
Thanh yakin bahwa penampilannya menarik perhatian banyak pihak, dimana kedepannya ia juga meyakini akan tampil dalam laga besar lainnya dan ia sangat senang untuk tetap menang sampai statusnya sebagai penantang teratas tidak dapat didebat lagi.
“Saya mengetahui banyak orang yang memperhatikan. Saya mengetahui banyak orang membuka mata mereka, dimana penantang lainnya juga sedang menanjak ke atas,” sebutnya.
“Saya ingin menghadapi semuanya dalam divisi ini. Saya ingin melawan tiap penantang yang berusaha naik peringkat. Siapapun yang mereka tampilkan, saya ingin menghadapi mereka.”
“Saya ingin naik peringkat dengan cara yang tepat menuju gelar Juara Dunia, tetapi jika hal ini terjadi besok, minggu depan, atau lima tahun dari sekarang, segera setelah saya mendapatkan sebuah kesempatan melawan Martin Nguyen, saya akan memberikan seluruh kemampuan saya untuk bersiap dan maju memenangkan gelar Juara Dunia tersebut.”
Kapanpun kesempatan tersebut muncul, Thanh mengatakan bahwa dirinya akan siap, dan ia menyukai kemungkinan yang ada untuk mengakhiri masa kejayaan Martin Nguyen saat mereka akhirnya bertemu di dalam ONE Circle.
“Saya rasa ini akan menjadi pertarungan yang menarik. Martin adalah seorang petarung yang menarik, memiliki kemampuan tinggi, sangat berpengalaman. Ada alasan mengapa ia meraih sabuk [juara] tersebut,” kata Thanh.
“Saya hanya berpikir bahwa laga [kami] akan sangat buruk baginya. Kami akan bermain dengan jarak yang cukup sehingga saya kira ia tidak memiliki kemampuan untuk itu dan kami melakukannya lebih baik.”
“Kami akan terus menggunakan kaki dan footwork [pergerakan kaki] kami, dan saya kira itu akan menyulitkannya. Ini adalah kemampuan yang tidak dimiliki banyak orang dan mereka tidak terbiasa menghadapinya.”