Adrian Mattheis Incar Joshua Pacio Setelah Pecahkan Rekor
Adrian “Papua Badboy” Mattheis sempat berkata ia akan mengalahkan Li Zhe pada ronde kedua, dan hal itu ia buktikan dalam laga yang menandai empat kemenangan beruntunnya.
Jumat, 12 Juli, ajang ONE: MASTERS OF DESTINY menjadi saksi kesuksesan pahlawan Indonesia ini dalam menghindari percobaan submission dari spesialis grappling asal Cina tersebut, sebelum ia mendominasi dan mengendalikan lawannya pada ronde kedua.
Adrian Mattheis utilizes his RELENTLESS ground game to score a TKO victory over Li Zhe!
Adrian Mattheis utilizes his RELENTLESS ground game to score a TKO victory over Li Zhe!📺: Check local listings for global TV broadcast📱: Watch on the ONE Super App 👉http://bit.ly/ONESuperApp
Posted by ONE Championship on Friday, July 12, 2019
Kemenangan TKO melalui ground and pound bagi atlet berusia 26 tahun ini di Kuala Lumpur, Malaysia adalah yang ketujuh dari delapan pertandingan terakhirnya, yang membawanya naik peringkat dalam divisi strawweight.
“Saya senang, sangat senang!” kata Adrian.
“Saya masuk ke dalam ring dan bertanding sesuai dengan game plan. Setelah mengamati permainannya, gerakannya dapat tertebak, maka saya dapat mengatasi walaupun sempat didesak di bawah dan dibanting empat kali.”
“Saya tidak takut karena game plan [saya sudah] masuk. Sudah saya bilang sesuai target, finish di ronde kedua.”
Penampilan “Papua Badboy” di Axiata Arena mengukuhkan statusnya sebagai salah satu atlet paling produktif dalam divisinya.
Perwakilan sasana Tigershark Fighting Academy ini menambah rekor dalam divisinya dengan pertandingan terbanyak (13), kemenangan (9) dan penyelesaian (8), serta mencetak rekor KO terbanyak (4). Ia juga telah menetapkan standar untuk submission terbanyak (4) dan penyelesaian tercepat (22 detik).
Adrian malah terkejut dan senang mendengar catatan yang ia miliki, tetapi ia hanya ingin terfokus pada masa depannya – berkembang sebagai seorang seniman bela diri dan memenangkan pertandingan – daripada berkutat dengan pencapaiannya terlalu lama.
“Belum tahu malah! Benarkah?” katanya.
“Saya malah tidak tahu itu, baru dengar dari berita aja sekarang. Selama ini, saya hanya terfokus menjalankan instruksi pelatih, menang [adalah hal terpenting] dan kalah itu bonus.”
“Kalau [saya] kalah, saya harus belajar lagi. Saya tidak pernah memikirkan rekor itu.”
“Adrian selalu percaya bahwa selalu ada orang lain lebih kuat dari saya, jadi saya harus terus berlatih meningkatkan kemampuan.”
Tetapi, ia juga mempercayai bahwa kesuksesannya telah menempatkannya pada jalur kemenangan menuju puncak.
Walau ia saat ini sedang beristirahat sambil menemani adik perempuannya mendaftar masuk ke sebuah universitas di Jakarta, dan hanya melakukan latihan ringan, ia ingin segera kembali ke sasananya dan kembali mengasah kemampuannya.
Adrian meyakini bahwa ia mungkin harus menunggu beberapa waktu untuk menantang pemegang gelar Juara Dunia ONE Strawweight, tetapi ia akan mendedikasikan hidupnya untuk mengembangkan teknik MMA-nya agar selalu siap saat kesempatan itu datang.
Dengan para petarung yang masih ia harus hadapi sebelum merebut posisi puncak, sang “Papua Badboy” mengatakan bahwa kesempatan melawan Joshua “The Passion” Pacio, Juara Dunia yang mewakili Team Lakay, akan menjadi kesempatannya untuk menguji diri sendiri.
“[Ia adalah] good fighter. Fight-nya mantap dan Adrian sepertinya harus lebih siap jika bertemu [Joshua] Pacio, latihannya harus ekstra juga,” tambahnya.
“Saya [akan lebih] memperbaiki [kekuatan] fisik dan mungkin striking. Karena, kalau seandainya ada kesempatan bagi saya bertemu dengan dia, saya mau ‘berkelahi’ dengannya, tidak usah main ground. Lebih ke adu striking!”