Agilan Thani Harap Perubahan Pola Latihan Berbuah Manis Saat Hadapi McGuire
Bagi siapapun, 2020 telah menjadi tahun yang sulit. Namun, meski harus mengarungi waktu yang penuh ketidakpastian, Agilan “Alligator” Thani tetap bertekad menutup tahun dengan sebuah pencapaian.
Seniman bela diri campuran berusia 25 tahun tersebut telah menjalani perubahan besar dalam upayanya menggali potensi terbaik, dan ia bermaksud menunjukkan perkembangan tersebut saat menghadapi Tyler McGuire dalam ajang ONE: BIG BANG II, yang telah direkam dan tayang pada Jumat, 11 Desember.
Meski laga terakhirnya berbuah kemenangan atas Dante Schiro, “Alligator” belum merasa puas. Ia kini merasa lebih termotivasi untuk tampil lebih baik saat tampil di Singapore Indoor Stadium.
“Saya tidak terlalu senang dengan performa saya. Saya pikir saya bisa melakukan yang lebih baik. Namun, jika dilihat lagi, hal itulah saya perlukan, dan saya akan menampilkan yang lebih baik dalam laga selanjutnya,” ujar Thani.
“Yang terus mendorong saya adalah untuk mencoba menampilkan yang terbaik dalam setiap laga. Saya pernah menjalani laga yang membosankan dan tak melakukan apapun, jadi saya kalah. Sekarang, saya ingin menunjukkan apa yang saya bisa.”
Demi bisa melakukan hal tersebut, Thani mengambil sebuah langkah drastis.
Ia menempuh perjalanan 15.000 kilometer menuju Amerika Serikat untuk berlatih di Sanford MMA, tempat bernaungnya para superstar ONE seperti Martin “The Situ-Asian” Nguyen dan Juara Dunia ONE Light Heavyweight “The Burmese Python” Aung La N Sang.
Sayangnya, COVID-19 menerpa dan petualangan Thani pun terganggu saat berupaya memaksimalkan kesempatan yang ada.
“Saya tahu itu seharusnya menjadi waktu bagi saya untuk mengembangkan kemampuan pada level berikutnya dan menjalani latihan kelas dunia yang saya perlukan,” ungkap atlet yang sempat menjadi penantang gelar Juara Dunia ONE Welterweight tersebut.
“Saya menjalani latihan yang bagus di Malaysia. Namun [di Sanford], mereka memiliki atlet bertubuh besar dan nama-nama tenar. Saya ingin mengetahui rahasia kesuksesan mereka. Namun, sesaat setelah saya tiba, saya mendapat kabar yang mengharuskan saya pulang kembali.
“Saya berlatih selama sepekan di sana, tapi itu tidak cukup untuk bisa menilai apakah camp saya berjalan baik atau tidak. Jadi, tidak adil untuk mengatakan seberapa bagus latihan berjalan. Namun, saya memetik satu atau dua pelajaran.”
Bahkan setelah kembali ke Malaysia, perubahan terus terjadi. Pada Mei, ia mengumumkan untuk meninggalkan gym lamanya, Monarchy MMA, dan bereksperimen dengan metode latihan sendiri.
Hal tersebut tak berjalan mudah. Namun, ia percaya tantangan tersebut akan menguntungkan baginya dalam jangka waktu yang lama.
“Rasanya senang bisa keluar dari zona nyaman. Saat di Monarchy, latihan berjalan lancar dan ada banyak orang baik di sekitar saya. Namun, hal itu terlalu membuat nyaman,” ungkap Thani.
“Selalu ada tingkatan berikutnya untuk dicapai, jadi saya tak perlu khawatir akan apapun. Sekarang saya harus mengatur sendiri setiap sesi latihan dan melihat apalagi yang bisa saya lakukan. Itu bagus bagi pikiran dan bagus juga jika bisa menciptakan sesuatu yang baru.
“Saya telah banyak mendapat bantuan dari teman-teman dan rekan latihan, tetapi saya telah terbiasa dengan ketidakpastian dan bergerak bersama ketidakpastian itu.”
- Laga Haggerty Vs. Naito Jadi Puncak Gelaran ONE: BIG BANG II
- Jonathan Haggerty Butuhkan Kemenangan ‘Spektakuler’ Atas Naito Demi Awali Lajunya
- Cara Menyaksikan ONE: BIG BANG II
Jika beberapa atlet lebih memilih hal dan rutinitas yang pasti, pendekatan berbeda dari Thani nampak telah membangkitkan api semangat dalam dirinya. Ia kini berharap bisa menunjukkan hasil latihannya saat menghadapi lawan tangguh seperti McGuire.
Seperti halnya “Alligator,” atlet asal Amerika tersebut juga pernah bertanding dalam laga perebutan sabuk Juara Dunia. Selain itu, ia adalah salah satu kontender teratas di divisi welterweight saat ini.
Hal itu tak membuat Thani bergeming. Menghadapi lawan tangguh justru membuatnya bersemangat untuk bisa kembali ke deretan teratas.
“Tyler adalah kontender top. Saya awalnya ditawari lawan yang berbeda, namun karena pembatasan dan COVID, jadinya [saya menghadapi] Tyler. Saya senang mendapat kesempatan lain untuk bertanding,” ujar Thani.
“Mengalahkan Tyler akan mengatrol posisi saya karena dia adalah salah satu orang terakhir yang pernah menjadi penantang juara. Namun, ada beberapa atlet baru yang sangat berbahaya saat ini, jadi tergantung ONE bagaimana langkah kami selanjutnya.”
Meski ingin menaiki tangga divisi welterweight, Thani tak ingin terlalu jauh melihat ke depan. Ia tahu laga menghadapi atlet asal Apex MMA dan SikJitsu Fighting Systems akan menyita banyak waktunya untuk saat ini.
Pada saat yang sama, “Alligator” telah belajar dari kemenangan dan kekalahan, dan pengalaman tersebut telah membuatnya menjadi petarung berkemampuan lengkap.
“Saya harus siap beradaptasi. Saya harus unggul di manapun. Saya harus menggunakan pikiran dan harus cerdas mengatur game plan — jangan sampai dia [Tyler] menampilkan yang terbaik” ujar Thani.
“Saya harus menghentikannya sebelum dia mendapatkan apa yang dia inginkan – bergulat. Saya harus terus bergerak untuk menghentikannya. Namun, saat dia tak mau, saya yang akan mengajaknya bergulat.”
Jika bisa bertahan dalam posisi berdiri dalam waktu yang cukup lama, “Alligator” berharap bisa mengeksploitasi kelemahan McGuire dalam posisi stand-up.
Meski mengakui tak ada banyak kelemahan dalam diri McGuire, atlet Malaysia ini percaya ada celah dalam baju baja yang lawannya kenakan. Jika mendapat peluang, Thani siap mengeksploitasinya.
“Tentu saja, skenario ideal adalah menang lewat penyelesaian karena saya belum pernah meraih itu dalam dua tahun terakhir. Kemenangan lewat finis atas McGuire akan menjadi performa yang saya idamkan,” ujar Thani.
“Dia kerap menempatkan tangannya di bawah saat bergerak, dan saat itulah saya bisa menerobosnya lewat pukulan atau tendangan.”
Baca juga: 5 Momen Terbaik Agilan Thani Bersama ONE Championship