Agilan Thani Ke Tetsuka: ‘Saya Akan Tahu Seberapa Kuat Dagu Saya’
Saat Agilan “Alligator” Thani kembali ke Circle Jumat ini, ia akan siap menunjukkan mengapa dirinya tetap harus dianggap sebagai salah satu atlet terbaik dalam divisi welterweight.
Mantan penantang gelar Juara Dunia ONE Welterweight ini menghadapi Hiroyuki “Japanese Beast” Tetsuka di ONE: NEXTGEN II tanggal 12 November nanti, dalam sebuah laga yang ia harap akan mengakhiri fluktuasi penampilannya.
Pria asal Malaysia ini sangat menyadari kekuatan impresif milik Tetsuka dan mengetahui bahwa serangan keras dari bintang Jepang itu telah merontokkan enam lawannya. Tetapi, ia masih meras yakin bahwa dirinya dapat menghindar dari seluruh serangan itu dan memberi kejutan besar di Singapore Indoor Stadium.
Dalam wawancara eksklusif ini, “Alligator” berbicara tentang pemusatan latihan terbarunya, ancaman terbesar dari lawannya, bagaimana ia ingin mengakhiri laga ini, serta masih banyak lagi.
ONE Championship: Seberapa banyak anda mengetahui lawan anda, Hiroyuki Tetsuka?
Agilan Thani: Lawan saya cukup sulit, cukup berotot dan cukup keras. Ia memiliki tangan yang kuat; dirinya jelas memiliki kekuatan KO yang besar. Namun, saya belum pernah melihatnya terlalu banyak di ground, dan mungkin ia tak memiliki keunggulan grappling apa pun.
Saya belum pernah melihatnya melakukan itu, namun saya jelas berharap melihat versi terbaik dari dirinya.
ONE: Menurut anda, bagaimanakah pendekatannya di laga terakhir saat ia kalah dari Murad Ramazanov? Apakah ada yang membuat anda terkesan?
AT: Ia terlalu sering terbawa ke ground. Ia ditahan di ground cukup lama dalam laga itu, dan saya kira itulah sesuatu yang ia harus lebih usahakan. Ia selalu mencoba menjatuhkan anda, atau ia mencoba membawa anda ke bawah dan memukuli anda. Ia tak mencoba melakukan pass guard atau submission. Saya belum pernah melihat itu.
ONE: Anda menyebut fisik dan kekuatannya. Dapatkah ini menjadi faktor penentu laga ini?
AT: Apa pun itu tak menjadi masalah. Kebanyakan pri ayang saya lawan saat ini memang sekuat diri saya. Saya telah melawan pria yang lebih kuat dan mampu mengatasi badai. Saya pernah menerima beberapa serangan bagus, maka di titik ini, kekuatan itu bukanlah permasalahan.
Yang penting adalah pemikiran siapa yang lebih tajam, siapa yang dapat berpikir lebih cepat dan lebih efisien dari yang lain. Ini semua tentang persiapan dan siapa yang lebih tenang.
Semakin diri anda bertambah tua, semakin anda harus lebih tenang. Kami tak dapat bertarung seperti dahulu, hanya maju dan mencoba untuk menerjang lawan. Hari-hari ini, semua pria itu lebih cepat dan cerdas.
ONE: Bagaimana anda melihat persiapan anda sejauh ini?
AT: Latihan memang lebih sulit dibandingkan sebelum ini. Namun, saya beradaptasi dengan itu. Saya memasuki tahun kedua sejak meninggalkan Monarchy MMA. Pelatih kepala saya masih tetap Conrado Furlan, dan saya bekerja dengan profesor lainnya bernama Oswaldo, ia pemengang sabuk hitam Brazilian Jiu-Jitsu.
Saya berlatih di sasana dimana saya bekerja sebagai instruktur, Blueprint Martial Arts di Kuala Lumpur, dan di North Kiara MMA. Komunitas MMA di Malaysia – mereka yang bertarung dan berkompetisi – sudah tidak terlalu banyak.
Beruntung bahwa saya masih memiliki mereka yang sama di masa lalu seperti Subba bersaudara. Faktanya, salah satu dari mereka [atlet ONE Championship Keanu] masih berlatih bersama saya.
ONE: Dapatkah anda memberi komentar tentang area yang anda fokuskan?
AT: Kami banyak berlatih pengendalian di ground [ground control] di North Kiara – banyak sekali. Daripada hanya menyeret seseorang dan menahan mereka di bawah, kami mencoba masuk ke posisi dimana kami dapat merasa lebih nyaman dalam waktu yang lebih lama untuk mengakumulasi kerusakan.
Saat saya berlatih bersama Bruno [Pelatih Kepala untuk BJJ di Monarchy MMA], itu semua tentang permainan untuk ‘mengincar submission’. Namun sekarang, kami mengubah itu.
Di Blueprint, kami mengerjakan banyak posisi striking, terjangan, takedown. Bersama Conrado, itu juga mirip. Satu-satunya tambahan yang saya latih bersamanya adalah footwork. Cukup lama saya ingin menjadi striker kelas dunia, namun saat ini saya menyadari bahwa saya harus menggunakan footwork untuk mempersiapkan serangan saya.
Dan saya harus mempersiapkan serangan lebih baik lagi untuk menyeret lawan-lawan saya ke bawah – dimana akhirnya saya dapat menjadi lebih nyaman untuk berusaha memenangkan laga.
ONE: Karantina di Malaysia selama dua tahun terakhir ini sangat berat bagi banyak seniman bela diri. Bagaimana anda mengatasinya?
AT: Walau karantina diberlakukan, saya masih dapat berlatih. Saya hanya melakukannya di rumah, pergi ke rumah teman-teman saya, dan lain sebagainya. Pada akhirnya, kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan. Karena jika saya tidak berlatih setiap hari, kita akan sangat tidak fit untuk maju dan berkompetisi.
ONE: Banyak yang cukup khawatir setelah anda kalah dalam empat dari enam laga terakhir anda. Apakah pemikiran anda tentang itu?
AT: Di satu titik, saya berpikir seperti, ‘Oh, ini dia. Karier saya berakhir.’ Namun saya kini tahu bahwa inilah bagian dari karier saya, dan saya harus dapat melewati itu. Mungkin beberapa orang hanya akan memiliki satu atau dua kekalahan. Mungkin, sayalah pria yang membutuhkan beberapa kekalahan lain untuk mencapai puncak.
Tak ada atlet yang dapat meraih posisi teratas tanpa halangan – kecuali anda Khabib [Nurmagomedov]. Inilah halangan saya. Saya belajar sepenuhnya. Saya tak akan berkata bahwa saya 100 persen yakin dapat mengalahkan pria ini. Namun kini saya tahu bagaimana cara bertarung dan menyelesaikan tugas saya.
Untuk saat ini, saya harus terfokus pada latihan itu dan pada apa yang dapat saya kendalikan saat ini. Itu saja.
ONE: Anda jelas nampak sangat terfokus pada laga ini. Bagaimana anda akan memenangkan laga ini?
AT: Kendali ground [ground control]. Saya yakin bahwa itu akan dimenangkan dengan menyeretnya ke bawah dan menjaganya tetap di sana. Jika saya seyakin itu, saya mungkin akan ingin menghentikannya via submission atau TKO.
Selain itu, saya ingin mendominasinya di kendali ground dan Circle – menyeretnya ke bawah, membuatnya lelah selama tiga ronde.
Saya juga harus mewaspadai segalanya. Di tingkatan kami saat ini, semua orang sangat berkemampuan lengkap. Ini tak seperti dahulu, dimana ada beberapa orang yang mengetahui Jiu-Jitsu dan yang lainnya tidak. Mereka saat ini mengetahui segalanya. Tak ada lagi laga yang mudah. Maka saya harus bersiap untuk segalanya.
ONE: Tetsuka dikenal memiliki kekuatan pukulan keras. Apakah ini menjadi sesuatu yang akan anda hindari?
AT: Saya menyambut [kekuatan KO] itu. Saya ingin melihat seberapa kuat diri saya. Saya hanya pernah dijatuhkan sekali dalam karier saya, saat melawan Zebaztian Kadestam – dan itu juga bukan sebuah KO dimana saya tertidur. Saya harus menguji diri saya dan melihat apakah pria ini dapat menjatuhkan saya.
Setidaknya saya akan tahu seberapa kuat dagu saya.
ONE: Dalam dunia yang sempurna, bagaimana anda ingin mengakhiri laga ini?
AT: Saya jelas akan ingin itu [berakhir] pada ronde pertama, supaya saya dapat mengakhiri laga lebih cepat dan pulang. Namun saya berpikir bahwa saya tak dapat berharap setinggi itu. Saya ingin maju dan merasakannya sendiri sebelum saya menjawab. Saya bukan petarung yang dapat menjadi seyakin itu.
Baca juga: Rittewada Siap Untuk ‘Kesempatan Besar’ Kontra Saemapetch