Akhmetov Ingin Kalahkan Kingad, Akhiri Persaingan Dengan Moraes
Penantang peringkat keempat divisi flyweight Kairat “The Kazakh” Akhmetov telah berdiri di puncak sebelum ini, dan kini ia meyakini dirinya siap menantang sabuk emas sekali lagi.
Mantan Juara Dunia ONE Flyweight ini ingin meraih laga trilogi melawan sang penguasa divisi, Adriano “Mikinho” Moraes, dan ia dapat saja mendapatkan kesempatan itu jika meraih kemenangan pada Jumat, 17 Desember ini.
Malam itu, ia akan beradu dengan penantang peringkat kedua Danny “The King” Kingad dalam laga utama ajang ONE: WINTER WARRIORS II, yang tayang dari Singapore Indoor Stadium.
Akhmetov awalnya dijadwalkan bertemu dengan bintang Filipina itu pada babak semifinal ONE Flyweight World Grand Prix 2019 lalu, namun cedera memaksa dirinya untuk mundur dari turnamen itu.
Laga mereka sempat dijadwalkan ulang beberapa kali sejak itu, namun protokol COVID-19 terus menundanya.
Kini, pertarungan dalam seni bela diri campuran yang sangat dinanti ini akan berlangsung, dan “The Kazakh” siap untuk berjuang sampai akhir untuk merebut kemenangan.
“Saya 100 persen siap, tanpa cedera atau apa pun yang mengganggu saya. Saya merasa luar biasa. Saya siap menampilkan aksi dan tampil dengan kemampuan sebaik saya,” tegasnya.
“Para penggemar seharusnya mengharapkan sebuah laga tanpa kompromi. Sulit untuk mengatakan [bagaimana itu akan berjalan], namun saya tahu saya akan merasakan kebanggan dan kesenangan yang luar biasa.”
Akhmetov sempat merasakan kegembiraan dan kebanggaan luar biasa dalam kariernya bersama ONE sebelum ini.
Pada November 2015, grappler sensasional tak terkalahkan asal Kazakhstan itu mengalahkan Moraes dalam debut promosionalnya via kemenangan terbelah (split decision) untuk merebut gelar Juara Dunia ONE Flyweight.
Sayangnya, di tahun berikutnya, “The Kazakh” menderita cedera punggung yang cukup panjang saat berlatih di Jackson Wink MMA, Albuquerque, New Mexico, AS, yang membuatnya berada di sisi ring dalam periode yang cukup lama.
Saat ia kembali pada bulan Agustus 2017, ia harus merelakan sabuk itu kembali ke tangan Moraes dan merasakan kekalahan untuk pertama kali dalam karier profesionalnya.
Beberapa bulan berikutnya memang cukup sulit bagi mantan pemegang gelar ini. Ia mengalami beberapa hasil yang beragam dan menderita beberapa cedera lainnya. Namun saat ini, ia telah pulih dan merasa seperti dirinya menjadi lebih kuat lagi.
Saat ini, Akhmetov menikmati tiga kemenangan beruntun – atas beberapa nama besar seperti “The Southern Eagle” Ma Hao Bin, Reece “Lightning” McLaren dan “Holy Beast” Dae Hwan Kim – dimana ia meyakini bahwa dirinya belum meraih puncak dari kemampuan fisiknya.
“Saya berbahagia. Saya memiliki tiga kemenangan beruntun, dan berada di peringkat keempat. Ini memotivasi saya untuk menjadi sang juara,” kata atlet berusia 34 tahun ini.
“Pada titik ini, saya berada di puncak kemampuan saya. Saya tidak dewasa sebelum memasuki usia 30an. Saya mulai berkembang sedikit terlambat dalam hidup saya – itu ada dalam darah saya. Beberapa anggota keluarga saya juga terlambat berkembang. Saat sepantaran saya kuat dan bertubuh sehat, saya masih nampak seperti anak-anak.”
“Ayah saya terbiasa mengatakan, ‘Waktunya akan tiba, dan kamu akan bertambah kuat, namun itu membutuhkan beberapa waktu.’ Parameter fisik saya hanya mulai berkembang setelah usia ke-30. Saya merasa saya akan berada di posisi terbaik dalam dua atau tiga tahun berikutnya.”
Jelas, Akhmetov akan harus berada dalam kondisi terbaiknya untuk melewati “The King.”
Seperti “The Kazakh,” pria berusia 26 tahun itu hanya memiliki dua kekalahan yang terjadi dalam laga perebutan gelar – termasuk satu kekalahan dari Moraes – dan keduanya ingin meraih posisi teratas dalam divisi ini.
Berasal dari Team Lakay yang sangat terkenal akan kemampuan wushu elite mereka, Kingad jelas akan membawa teknik striking tingkat tinggi untuk kontes itu. Akhmetov menyadari kemampuan lawannya, namun Juara Gulat Grego-Romawi Kazakhstan ini mengetahui apa yang diharapkan dari pria Filipina itu dan memiliki penangkalnya.
“Ini bukanlah pemusatan latihan pertama kami, kami telah bersiap untuk melawan dirinya sebelum ini. Saya mempelajarinya dengan baik, dan saya rasa ia mempelajari saya juga,” kata Akhmetov.
“Kingad tak hanya bagus di satu area. Ia dapat bertarung stand-up. Ia kuat secara fisik, dan mengetahui cara bergulat juga. Ia serba bisa, dan saya menyukainya. Itu akan menjadikan laga yang kompetitif. Namun tentu saja, karena kemampuan gulat saya lebih tinggi dari dirinya, saya akan menyeretnya ke bawah, itu pasti.”
Dengan itu, pria Filipina lawannya juga mungkin memiliki pandangan tentang kemampuannya.
Kingad berlatih dengan mantan Juara Dunia ONE Flyweight Geje “Gravity” Eustaquio, yang memiliki sejarah panjang dengan Akhmetov.
Pria asal Almaty, Kazakhstan itu awalnya mengalahkan Eustaquio via keputusan terbelah pada September 2017, namun ia juga mengakui keunggulan lawannya via kemenangan mutlak dalam laga perebutan gelar Juara Dunia Interim ONE Flyweight empat bulan kemudian.
Walau “The King” berlatih dengan Eustaquio, “The Kazakh” tak nampak gentar sedikit pun. Lagipula, ia mempelajari seluruh rekaman video pertandingan pria muda asal Filipina itu dan tak yakin bahwa atlet fenomenal Team Lakay ini mampu mengatasi permainan menyeluruhnya yang cukup licin.
“[Kingad] memiliki satu KO di awal kariernya, namun seluruh laga terakhirnya dimenangkan via keputusan, baik terbelah atau mutlak. Ia belum pernah meraih KO, dan ia ingin meng-KO saya?” tambah Akhmetov.
“Ya, ia memiliki stand-up yang bagus, tak ada pertanyaan di situ, namun jangan terkejut jika sayalah yang mencetak KO atas dirinya. Saya tak takut menghadapi stand-up miliknya.”
“Saya akan melakukan stand-up dan grappling. Seni bela diri campuran itu bukanlah kickboxing, gulat, atau disiplin terpisah apa pun – itu adalah bela diri campuran. Kami akan menunjukkan diri kami di semua aspek.”
Perwakilan Arlan Pro Team dan Tiger Muay Thai ini merasa bahwa ia sedang bergerak mencapai puncak dari karier olahraganya, dan kemenangan atas Kingad jelas akan menempatkannya kembali dalam perbincangan untuk laga perebutan gelar Juara Dunia.
Tujuan terbesarnya adalah meraih laga ketiga demi sabuk emas, namun ia juga memiliki mimpi besar untuk membawa ajang ONE ke tanah kelahirannya dan memberi kesempatan bagi para kompatriotnya untuk melihat dirinya bertanding secara langsung – dan secara potensial melawan seorang legenda dari disiplin ini.”
“Setelah memenangkan laga ini, saya menginginkan perebutan gelar, atau dengan Demetrious Johnson di tanah kelahiran saya, Kazakhstan,” katanya.
“Kami memiliki urusan yang harus diselesaikan dengan Adriano Moraes. Skornya adalah 1-1. Saya kira kami harus menjadikan itu sebuah trilogi. Namun saya tak ingin menebak.”
“Dan seluruh Kazakhstan menunggu ajang ONE Championship di sana. Ini adalah mimpi saya. Namun laga eliminasi ini adalah kartu identitas bagi mimpi saya di masa depan.”
Kini, segalanya bergantung pada Akhmetov untuk menjadikan mimpi ini kenyataan. Ia tak ingin membuat prediksi besar, namun ia memiliki keyakinan bahwa latihan yang dijalaninya akan membawa kemenangan di Singapura.
“Saya tak dapat melihat hasil dari laga ini, namun saya berlatih dan siap untuk maju tiga ronde penuh. Jika saya dapat menang lebih cepat, saya akan melakukan yang terbaik untuk mengambil kesempatan ini,” katanya.
“Saya menghormati Kingad, dan saya juga berharap ia menghormati saya. Secara sederhana, mari kita beri penampilan luar biasa dan memberi malam yang hebat bagi para penonton.”
Baca juga: Kingad Vs. Akhmetov, Jhanlo Vs. Paul Lumihi Di ONE: WINTER WARRIORS II