Aksi Kickboxing Puncaki Kartu Awal Di Manila Dengan Sempurna
Aksi itu dimulai lebih cepat pada Jumat, 20 April, saat kartu awal ONE: HEROES OF HONOR membakar Mall Of Asia Arena di Manila, Filipina.
Terdapat tiga aksi tanpa henti, yang menampilkan penantang berbakat divisi strawweight, atlet favorit penggemar, dan pertarungan perdana dalam rangkaian ONE Super Series.
Berikut adalah rangkuman dari apa yang terjadi pada kartu awal ONE: HEROES OF HONOR di Manila.
Regian Eersel Menangi Laga Bersejarah
Regian “The Immortal” Eersel akan masuk dalam buku sejarah sebagai atlet pertama yang meraih kemenangan besar dalam rangkaian ONE Super Series.
Pria Belanda berusia 25 tahun ini dapat mengatasi petarung asal Selandia Baru Brad “Quake” Riddell dalam laga terakhir di kartu awal ONE: HEROES OF HONOR.
Baik Eersel dan Riddell siap memberi aksi luar biasa, dimana kedua kickboxer ini mengayunkan serangan keras sepanjang tiga ronde laga tersebut.
Walau tinggi badannya kalah jauh dengan lawan asal Belanda itu Dutch, Riddell lebih cepat di atas kaki, dan menyerang dengan kombinasi pukulan cepat. Pria Selandia Baru ini melakukan tugas yang bagus saat ia bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menghindari serangan kuat Eersel.
Sementara “Quake” lebih cepat memukul pada ronde kedua, kepercayaan diri Eersel nampak semakin bertumbuh, saat ia tetap maju walau menerima serangan terbaik lawannya. Riddell akhirnya masuk dalam posisi clinch dengan Eersel, dan “The Immortal” menyambungkan serangan lutut keras ke arah tubuh yang melipat lawannya itu.
Riddell mampu memulihkan diri, tetapi ia mengetahui bahwa knockdown itu membuat dirinya tertinggal di kartu penilaian juri.
Memasuki ronde ketiga, “Quake” menekan Eersel dengan keras. Tetapi, petarung Belanda itu mengatasi rangkaian pukulan lawannya dengan serangan balasan penuh akurasi dari kedua tangannya. Selain itu, ia juga melepaskan lebih banyak serangan lutut ke arah tubuh, yang bergema di Mall Of Asia Arena.
Pada akhirnya, Eersel meraih keputusan mutlak dan mencetak kemenangan profesional ke-50 dalam kariernya di ONE Super Series.
Gina Iniong Gemparkan Penonton Tuan Rumah Via Aksi Dominan
Kompetitor Filipina Gina “Conviction” Iniong nampak jauh lebih baik dari sebelumnya, saat ia menghukum mantan penantang gelar Juara Dunia ONE Women’s Atomweight Jenny “Lady GoGo” Huang dalam berbagai lini demi meraih kemenangan mutlak.
Pejuang Team Lakay ini mengalami kemunduran dalam laga terakhirnya melawan penantang teratas Mei Yamaguchi pada November lalu, maka ia jelas ingin membuktikan sesuatu pada para penonton tuan rumah.
Iniong memamerkan teknik striking andalan Team Lakay dengan kombinasi kilat, serta mengenai Huang berulang kali. Setiap kalinya, “Conviction” tak pernah menyerah dengan pukulannya, saat ia mematahkan lawannya dengan tinju kiri dan kanan yang tajam.
Serangan itu bahkan menghasilkan sebuah knockdown cepat pada ronde kedua, dimana Iniong berhasil memasukkan jab yang menggoncang, dan menjatuhkan, Huang ke atas kanvas.
Walau Iniong sangat dominan di atas kaki, ia juga memberi permainan ground kuat. “Conviction” dengan mudah menyeret Huang ke atas kanvas beberapa kali, seperti tak takut dengan kemampuan spesialis submission itu.
Walau Huang sangat dikenal atas kemampuan grappling-nya, adalah Iniong yang secara konstan mengancam dengan armbar, sementara menyerang rivalnya dengan serangan ground keras ke arah kepala dan tubuh.
Saat bel berbunyi untuk menandai akhir laga itu, wanita Filipina ini tersenyum lebar saat dirinya meraih kemenangan dominan. Ia membawa catatan rekornya menjadi 7-3, serta menempatkan dirinya kembali sebagai salah satu kandidat perebutan gelar juara dunia.
Adrian Mattheis Raih Kemenangan Ketiga Beruntun
Petarung kebanggaan Indonesia, Adrian “Papua Badboy” Mattheis, meraih kemenangan ketiga beruntun di ONE Championship, namun ia tak mencapainya dengan mudah saat bertarung melawan juara sanda asal Tiongkok, Lan Ming Qiang.
Saat aksi dimulai, sebuah headlock takedown dari Lan berbalik dengan cara yang buruk, dimana Adrian segera bertransisi untuk meraih punggung rivalnya sebelum berpindah ke posisi mount. Petarung kebanggaan Indonesia ini menyerang keras selama mayoritas ronde pembuka, tetapi percobaan armbar yang gagal membuat Lan dapat kembali berdiri.
Atlet Tiongkok itu hampir tak memiliki kesempatan bertukar serangan apa pun sebelum ia kembali terseret ke ground. “Papua Badboy” tak membutuhkan waktu lama untuk segera bertransisi ke punggung Lan, saat ia mulai mengincar rear-naked choke. Sayangnya, ronde pertama berakhir sebelum dirinya dapat mengamankan kuncian itu.
Walau Adrian sangat dominan di ground, Lan menolak untuk menyerah. Ia menyerang dengan pukulan kapan pun ia berada di atas kedua kakinya. Pejuang Tiongkok ini mengenai “Papua Badboy” dengan beberapa serangan kuat, tetapi agresi yang berlebihan itu berujung pada sebuah takedown lainnya di akhir ronde kedua.
Stanza penutup memang hampir mirip dengan dua ronde sebelumnya, dimana Lan berusaha keras di atas kaki sebelum Adrian mampu mendaratkan double-leg takedown pada akhir laga itu. Pria Indonesia ini mengendalikan lawannya dari posisi mount sampai waktu habis.