Alex Silva Yakin Dirinya Mampu Lengserkan Joshua Pacio
Setelah perjalanan panjang demi merebut kembali gelar Juara Dunia ONE Strawweight, saat ini Alex “Little Rock” Silva hanya selangkah lagi meraih kemenangan tertinggi dalam dunia bela diri campuran.
Pada hari Jumat, 31 Januari, mantan pemegang gelar ini akan menantang Juara Dunia ONE Strawweight Joshua “The Passion” Pacio demi sabuk emas dalam laga utama ajang ONE: FIRE & FURY, yang berlangsung di Mall Of Asia Arena, Manila, Filipina.
Setelah mendapatkan kesempatan di tahun yang baru untuk kembali meraih sabuk emas, Alex – yang juga adalah Juara Dunia Copa do Mundo Brazilian Jiu-Jitsu – memiliki determinasi tinggi untuk memanfaatkan kesempatan besar ini.
“Saya selalu berharap untuk dapat kembali mencapai puncak,” kata atlet berusia 37 tahun ini. “Saya yakin Joshua dan saya telah menghadapi jajaran atlet teratas dalam divisi kami, maka saya sangat senang menghadapi laga ini.”
Setelah meraih lima kemenangan submission beruntun melawan para atlet kelas dunia, Alex mencetak terobosan besar dengan merebut gelar Juara Dunia ONE Strawweight dari tangan Yoshitaka “Nobita” Naito pada bulan Desember 2017.
Namun, atlet Brasil yang kini berdiam di Singapura ini tidak lama menjadi Juara Dunia. Yoshitaka memenangkan kembali sabuk emas tersebut melalui keputusan terbelah, atau split decision, lima bulan kemudian.
“Little Rock” lalu mengalami sepasang kekalahan melalui keputusan mutlak dalam dua laga selanjutnya, dan nampaknya karier bela diri campuran perwakilan Evolve itu terpuruk.
Tetapi, Alex tetap bertekun dan kembali dengan kondisi terbaiknya pada paruh kedua tahun 2019.
- Joshua Pacio Terpana Lihat Kemampuan Grappling Alex Silva
- 5 Submission Terbaik Dari Bintang Yang Berlaga Di ONE: FIRE AND FURY
- Tatsumitsu Wada Vs. Ivanildo Delfino Added To Manila Card
Pada bulan Agustus, atlet Brasil ini menjadi pria pertama yang dapat mencetak penyelesaian atas atlet Indonesia Stefer “The Lion” Rahardian, saat ia memaksa salah satu grappler terbaik Indonesia tersebut untuk menyerah melalui kuncian armbar.
Ia mengulangi teknik itu kembali dengan menjadi pria pertama yang mencetak submission atas pegulat Tiongkok Peng Xue Wen – juga melalui kuncian armbar – pada laga mereka di bulan November.
Dengan karirnya yang beranjak naik, “Little Rock” tetap berpikiran positif untuk menyambut perebutan gelar Juara Dunia-nya di ibukota Filipina tersebut.
“Ini adalah waktu yang buruk, dari tahun 2018 sampai [awal] 2019, namun tiap orang menghadapi kesulitan di dalam dan di luar arena,” sebutnya.
“Saya sangat berterima kasih untuk tiap kesulitan yang dihadapi, rasa sakit, serta pengorbanan [yang dilakukan]. Semua itu membuat saya lebih kuat, dimana saya percaya Tuhan telah mempersiapkan saya untuk saat ini, maka saya akan melakukan yang terbaik.”
Sebagai seorang spesialis wushu, Joshua awalnya merebut gelar Kejuaraan Dunia ONE Strawweight dari Yoshitaka pada bulan September 2018. Namun seperti Alex, kejayaannya tidak berlangsung lama.
Atlet berusia 23 tahun asal Baguio, Filipina ini menyerahkan sabuknya ke Yosuke “The Ninja” Saruta melalui keputusan terbelah tipis pada bulan Januari 2019.
Untungnya bagi perwakilan Team Lakay itu, sebuah laga ulang segera diatur dan ia mampu merebut kembali gelar tersebut dari pejuang asal Jepang itu tiga bulan kemudian dengan sebuah KO yang menjadi sorotan. Penyelesaian tersebut menjadi sebuah “KO Bela Diri Campuran Terbaik Tahun 2019.”
Pada bulan November, Joshua mengikuti itu dengan sebuah kemenangan besar dengan mencetak submission atas rekan senegaranya Rene “The Challenger” Catalan melalui kuncian arm-triangle choke dan mematahkan enam kemenangan beruntun yang dimiliki lawannya itu.
Alex mengetahui lawannya kali ini termotivasi untuk memperpanjang kejayaannya sebagai Juara Dunia dan akan melakukan apapun untuk memastikan hal tersebut. Karena itu, “Little Rock” tidak mengharapkan sebuah kemenangan cepat.
“Ini akan menjadi laga yang sulit bagi kami berdua,” sebutnya. “Saya akan harus menggunakan seluruh kemampuan saya, tidak hanya grappling atau striking. Saya harus memadukan semuanya untuk meraih kemenangan.”
Sementara Joshua memiliki arsenal striking luar biasa, ia juga mampu mengembangkan kemampuannya dalam beberapa tahun belakangan.
“The Passion” telah mengembangkan pertahanan takedown miliknya dan sangat nyaman bergulat dengan para grappler berbakat dalam divisinya. Ditambah lagi, ia juga memiliki lebih banyak kemenangan submission daripada kemenangan KO dalam rekornya.
Walau atlet Filipina ini dapat berkembang dengan pesat dalam beberapa area tersebut, Alex memiliki keunggulan tersendiri saat aksi berlanjut di atas kanvas. Ia meyakini bahwa teknik Brazilian Jiu-Jitsu dan pengalamannya sebagai atlet veteran miliknya akan menjadi kunci untuk merebut kembali gelar Juara Dunia ONE Strawweight.
“Saya yakin [kemampuan] BJJ saya akan menciptakan perubahan terbesar, dan saya memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dalam dunia bela diri. Ini akan menjadi keuntungan tersendiri,” sebut Alex.
“Akan ada tekanan lebih besar bagi dirinya karena ia akan berlaga di tanah kelahirannya dan mempertahankan sabuknya. Saya telah melihat hasilnya – sabuk emas di pinggang saya.”
“Saya tahu ini akan menjadi sebuah laga yang menarik bagi para penggemar, dan laga yang sangat sulit bagi kami berdua di Circle. Saya menghormati Joshua, namun saya akan sangat siap menghadapinya.”
Baca Juga: Joshua Pacio Vs. Alex Silva, Serta Kembalinya Eduard Folayang Di Manila