Anatoly Malykhin Isi Ulang ‘Kekuatan, Tenaga Dan Energi Siberia’ Saat Kunjungi Sekolah Gulat Lama
Dua bulan berselang dari laga penyatuan gelar Juara Dunia sensasional atas Arjan Bhullar, sang Juara Dunia ONE Heavyweight dan Light Heavyweight MMA Anatoly Malykhin kembali ke akarnya.
Pemegang gelar dua divisi ini mengunjungi kota kelahirannya, Kemerovo, Rusia, dimana ia senang mendapat sambutan seperti pahlawan.
Tak terkalahkan dan membawa tingkat penyelesaian 100 persen, pria yang dikenal sebagai “Sladkiy” ini jelas menjadi salah satu petarung MMA pound-for-pound terbaik dan superstar sejati.
Ketenaran dan pengakuan itu tidak membuat Malykhin besar kepala, dan ia terhubung kembali dengan mereka yang sempat menjadi rekan berlatih dan membantunya menjadi ikon olahraga tarung saat ini.
Petarung Rusia ini berkata pada onefc.com/id tentang perjalanannya:
“Saya sangat senang bahwa saya datang ke kota kelahiran saya di Kemerovo, dimana saya dapat mengisi ulang diri saya dengan kekuatan, tenaga dan energi Siberia ini.”
“Saya juga senang melihat banyak teman berlatih saya sebelumnya. Banyak orang senang melihat saya, dan saya sangat senang melihat mereka. Kami berdiskusi tentang beberapa hal, mengingat kisah masa kecil dan remaja, dan bagaimana kita biasa berlatih.”
Malykhin Berbicara Pada Para Pegulat Muda Di Sana
Di luar terhubung dengan teman-teman lamanya dan mengisi ulang dirinya dengan “kekuatan Siberia” itu, Anatoly Malykhin membawa tur kemenangannya ke tempat yang sangat penting saat ia masih dibentuk sebagai seorang atlet.
Ia berkata:
“Saya juga bertemu dengan anak-anak dari sekolah gulat yang saya gunakan untuk hadir, dan saya bercerita tentang pelatih pertama saya.”
Hari-hari ini, “Sladkiy” sangat ditakuti dan dikenal atas kemampuan atletisnya. Dan walau ia belum pernah melihat kartu penilaian juri sepanjang 13 laga dalam kariernya, ia terbukti memiliki kardio dan ketahanan luar biasa.
Tapi, itu tak selalu menjadi keunggulan sang penguasa dua divisi ini.
Seperti yang dikatakannya pada sasana yang sarat dengan para pegulat muda yang duduk di tempat dia dulu berada, Malykhin muda membutuhkan dorongan – dan penyegaran – tambahan untuk mengimbangi anak-anak lain:
“Saat kita masih kecil dan berlari jarak jauh sebagai bagian dari latihan, saya sudah menjadi anak yang berpostur besar, dan tentu saja, tak dapat berlari di depan. Saya selalu yang terakhir atau yang kedua sebelum terakhir saat berlari.”
“Tapi tetap saya, pelatih saya sangat menyayangi saya, dan agar tidak mengecilkan saya, tetapi sebaliknya mendorong dan membantu saya, ia berlari terlebih dahulu dan selalu membawa roti bersamanya.”
“Ia membawa potongan kotak roti kecil, yang ditaburinya dengan garam dan mentega. Dan di tengah jalan, saat lomba itu sangat panjang, ia memberi makan saya agar saya memiliki kekuatan dan energi untuk berlari.”
“Itu adalah bentuk sederhana dari kepedulian manusia, dan saya mendapatkan kenangan terhangat pada saat itu.”