Aung La N Sang Rebut Gelar Juara Dunia Kedua Dengan KO Luar Biasa
Aung La N Sang made quick work of game contender Alexandre Machado to walk away as your new ONE Light Heavyweight World Champion, and now historic two-division world champion!
Posted by ONE Championship on Friday, February 23, 2018
Juara Dunia ONE Middleweight Aung La N Sang mencapai sebuah tingkatan baru di ajang ONE: QUEST FOR GOLD pada hari Jumat, 23 Februari, saat ia mencetak kemenangan KO atas atlet Brasil Alexandre “Bebezao” Machado dengan cara spektakuler untuk merebut gelar Kejuaraan Dunia ONE Light Heavyweight di Yangon, Myanmar.
Juga, bersama kemenangan tersebut, ia menjadi Juara Dunia dua divisi ONE yang kedua, di belakang sang penguasa divisi featherweight dan lightweight Martin “The Situ-Asian” Nguyen.
Atmosfer di Thuwunna Indoor Stadium itu memanas bahkan sebelum satu pukulan pun dilontarkan.
Para penonton menyorakkan nama Aung La saat ia berjalan ke arena sebelum berlaga. Sebagian besar penggemar yang hadir malam itu mendapatkan hasil yang mereka inginkan, karena pria yang mereka dukung itu memberi sebuah penampilan luar biasa dan menghentikan Machado dalam menit pembuka laga dengan sebuah KO yang menjadi sorotan besar.
Walau atmosfer telah memanas di dalam arena, Aung La nampak sangat tenang menghadapi sang bintang Brazilian Jiu-Jitsu, serta menguji jarak serangan dengan jab dan tendangan ke arah kaki. Namun, adalah sebuah tendangan luar biasa lainnya yang akan menjadi penentu bagi ikon Myanmar berusia 32 tahun itu.
Dengan laga yang masih baru dimulai, Aung La N Sang perlahan memaksa Machado mundur ke dinding arena, berdiri di hadapannya, serta melepaskan tendangan ke arah kepala yang keras. Terlepas dari usaha atlet Brasil itu untuk membendungnya, tendangan itu mendarat dengan sebuah kekuatan yang menjatuhkan “Bebezao” ke atas kanvas.
Saat “The Burmese Python” bergerak masuk untuk menghujani dengan serangan ground, wasit Olivier Coste menengahi dan menyelamatkan atlet Brasil itu dari hukuman yang tak diperlukan. Kontes ini berakhir pada detik ke-56, yang menjadi rekor terbaru untuk sebuah KO dan kemenangan tercepat dalam divisi light heavyweight ONE Championship.
Seusai laga, Aung La mendedikasikan kemenangan ini untuk mantan muridnya, yang secara tragis mengambil nyawanya sendiri setelah menderita depresi. Pahlawan ini kemudian membangun semangatnya untuk menyatukan tanah kelahirannya, Myanmar.
“Satu hal yang pasti. Myanmar, jika kita bersatu, tak ada yang dapat menghentikan kita,” tegasnya.
Ia memberi penghargaan atas tendangan itu kepada latihan yang didapatkannya di Hard Knocks 365 di Fort Lauderdale, Florida, di bawah bimbingan pelatih striking asal Belanda, Henri Hooft.
“Itulah sesuatu yang saya kerjakan bersama Henri di Hard Knocks 365,” ungkapnya, sebelum berterima kasih pada sasananya, Crazy 88 MMA, di Baltimore, Maryland, dan semua orang yang mendukungnya dalam perjalanannya ini.
“Saya ingin berterima kasih pada semua orang yang membantu saya sampai di sini,” lanjutnya. “Ini adalah olahraga tim. Jika kita bersama, kita dapat melakukan apa pun.”
Setelah mengamankan kemenangan ke-22 dalam kariernya yang gemilang, “The Burmese Python” mengatakan ia tak akan beristirahat setelah merebut gelar Juara Dunia keduanya itu. Ia ingin mempertahankan kedua gelar tersebut melawan penantang middleweight dan light heavyweights terbaik dunia.
“Saya ingin menjadi yang terbaik,” tegasnya. Saya ingin mempertahankan kedua sabuk ini. Saya tidak ingin memegang mereka dan pergi.”