Ayaka Miura Incar Langkah Berikut Setelah Kemenangan Submission Lainnya
Setelah tiga kemenangan bersama ONE Championship melalui gerakan andalannya, Ayaka Miura kini mentargetkan sebuah kesempatan perebutan gelar Juara Dunia ONE Strawweight.
Pada hari Jumat, 10 Januari, atlet Jepang ini kembali memaksa Maira Mazar menyerah dengan kuncian scarf-hold Americana andalannya dalam ajang ONE: A NEW TOMORROW untuk membawa catatan rekornya menjadi 10-2 (1 NC) sebagai atlet profesional.
Ini adalah sebuah penampilan dominan lainnya dari wanita berusia 29 tahun ini, yang mengatakan bahwa ia telah menjadi jauh lebih nyaman saat tampil di atas panggung dunia setelah ia terbang ke Manila dan Singapura tahun lalu demi berkompetisi di luar Jepang untuk pertama kalinya.
Hal ini membantunya untuk tetap tenang saat ia menghadapi perlawanan yang jauh lebih keras dari yang dialaminya bersama “The Home Of Martial Arts” sejauh ini – including pukulan kanan kuat yang mampu menggoyahkannya dalam momen pembuka.
“Pada ronde pertama, saya mengira bahwa [Mazar] akan maju dengan serangan lebih banyak, tetapi saya dapat melihat bahwa dirinya mencari serangan balik,” katanya.
“Untuk alasan tertentu, saya mengira saya tidak harus masuk dalam grappling di awal, namun saya cukup gugup di awal dan saya menangkalnya dari jarak yang cukup jauh. Saya menerima sebuah serangan dan terjatuh, namun terkait itu, saya merasa saya mampu pulih dengan tenang.”
Mazar juga telah bertahan melampaui beberapa percobaan submission ketat pada ronde pertama, namun stanza kedua menjadi milik Miura.
Saat ia telah melakukan beberapa penyesuaian dalam serangannya, tak ada celah bagi atlet Brasil yang terperangkap di bawah perwakilan Tribe Tokyo MMA ini, dan ia pun segera terpaksa menyerah dengan teknik andalannya itu.
- Babak Pembuka ONE: A NEW TOMORROW Tampilkan Penyelesaian Ciamik
- Sangmanee Ungkap Mengapa Dirinya Menghormati Kenta Yamada
- Stamp Akui Perlunya Peningkatan Sebelum Hadapi Angela Lee
“Saat kami bergumul, saya merasa yakin, dan pada ronde kedua, saya senang mendapatkan penyelesaian,” sebutnya.
“Saat saya melemparnya pada ronde pertama, saya merasa yakin untuk maju, namun saya terlalu yakin dan mengincar sebuah kuncian arm triangle. Pinggul saya tidak cukup rendah, maka saya tidak akan dapat menyelesaikannya. Pada ronde kedua, saya meraih kesa gatame [kuncian scarf hold] dan itu terasa aman, namun saya tetap melanjutkannya dan meraih penyelesaian.”
Terlepas dari keyakinan dan ketenangannya di dalam ring, dan hasilnya “seperti yang diharapkannya,” seperti biasa, Miura tidak dapat menyembunyikan emosinya saat ia mengangkat tangannya.
“[Maira Mazar] adalah lawan yang sangat kuat dan saya mempersiapkan diri untuk itu,” katanya.
“Saya tidak terlalu gugup selama laga, namun saat itu telah selesai, saya merasa lega dan menangis penuh emosi.”
Tentunya, Miura sangat senang dengan kemenangan tersebut, dan kini ia kembali di Jepang dan ingin mendapatkan sebuah laga berikutnya, serta meraih kemenangan atas penantang teratas supaya ia menerima laga perebutan gelar melawan Juara Dunia ONE Women’s Strawweight “The Panda” Xiong Jing Nan.
Atlet Tiongkok itu masih tak terkalahkan dalam divisi ini, tetapi Miura yakin lawannya itu akan mengalami hal yang sama seperti lawan-lawan sebelumnya.
“Apakah itu Jing Nan atau siapapun, saya kira itu akan berjalan dengan cara yang sama,” sebutnya.
“Ia adalah atlet yang luar biasa dan sangat siap. Saya kira, ‘Ah, hanya orang-orang kuat saja yang dapat menerima kekalahan mereka’ saat ia kalah dari Angela Lee. Ia menghormati lawannya dan saya kira ia adalah manusia dan atlet yang kuat.”
“Ia menjadi spesialis striking dan berlatih di Evolve baru-baru ini, maka itu saya kira permainan bawahnya akan bertambah kuat. Ia atlet kuat berkemampuan lengkap dari semua lini.”
“[Persiapan saya] mungkin akan sama seperti kali ini, tetapi juga mengamati kemampuan strikingnya dan berlatih untuk menghindari itu, serta mengawasi jarak. Jing Nan itu tinggi dan memiliki jangkauan yang bagus, maka [saya harus tetap] mewaspadai jarak dan bergerak tanpa henti.”
Baca juga: 5 Pelajaran Penting Dari ONE: A NEW TOMORROW