Beralih Sasana, Striker Muay Thai Fenomenal Marie Ruumet Ingin Kejutkan Kickboxer Legendaris Anissa Meksen
Sementara Marie Ruumet sangat menyukai Chiang Mai, kurangnya rekan sparing wanita membuatnya sangat sulit berlatih di kawasan utara Thailand itu.
Ini adalah keputusan yang sulit, namun warga Estonia berusia 22 tahun itu akhirnya beralih ke sasana Marrok Force di Bangkok.
Transisi itu akan teruji saat ia menghadapi kickboxer pound-for-pound legendaris Anissa “C18” Meksen dalam laga atomweight Muay Thai di kartu awal ONE: Eersel vs. Sadikovic pada Jumat, 22 April.
Jelang aksinya di Singapore Indoor Stadium, “Snow Leopard” menjabarkan berbagai tantangan yang ia hadapi sebagai atlet Muay Thai di Chiang Mai:
“Asap itu sangat parah dari Februari sampai Mei, terutama jika anda seorang petarung dan menjalani latihan intens setiap hari.”
“Dari apa yang saya dengar, ada banyak kebakaran hutan karena itu musim panas. Dan Chiang Mai itu sangat kering. Hujan tak sering turun.”
Namun, bagi atlet muda fenomenal ini, itu bukan hanyalah tentang cuaca.
Saat bersiap menjalani pertarungan melawan para penantang teratas, jarangnya kompetitor wanita di Chiang Mai juga menjadi sebuah faktor yang harus berubah.
Di Marrok Force, Ruumet kini berlatih bersama para bintang ONE Championship lainnya, termasuk dua kakak-beradik Muay Thai Supergirl dan Wondergirl, serta penantang peringkat ketiga atomweight MMA Denice “Lycan Queen” Zamboanga.
Ia berkata pada ONE Championship:
“Perbedaan terbesarnya adalah bahwa di sini, saya memiliki lebih banyak rekan sparing. [Di Chiang Mai], saya petarung wanita satu-satunya, dan pada saat itu, tak ada satu pun petarung aktif di sana.”
“Di sini, saya merasa kami memiliki tim yang lebih besar dan lebih banyak rekan latihan dan petarung wanita, yang sangat cocok untuk [berlatih] clinch dan sparing.”
“[Marrok] memiliki dukungan yang baik di sini, tim ini sangat suportif, dan para pemilik sasana sangat membantu dengan segala sesuatunya.”
Ruumet mungkin memang pindah ke ibukota negara ini, namun ia sangat bersyukur untuk waktu yang dihabiskannya di Chiang Mai.
Provinsi itu selalu memiliki tempat spesial di hatinya. Lagipula, itulah di mana striker berbakat ini mendapatkan julukan yang masih dibawanya ke dalam laga.
Ia mengenang:
“Saat saya pertama kali bertarung di ONE, saya dan tim lama saya di Chiang Mai berdiskusi untuk menentukan julukan. Kami berpikir tentang sesuatu yang berkaitan dengan kucing karena saya suka kucing. Tapi, ada banyak nama yang berkaitan dengan kucing, seperti ‘Shadow Cat’.”
“Lalu salah satu teman saya datang dan berkata, ‘Mengapa kamu tak menyebut dirimu ‘Snow Leopard’?’ Semua orang menyukai nama itu dan saya menggunakannya sejak itu.”
Ruumet Ingin Buktikan Muay Thai Dapat Ungguli Kickboxing
Marie Ruumet jelas wajib menjadi sangat ‘liar’ demi mengalahkan petarung yang lebih berpengalaman dan berprestasi pada 22 April nanti.
Menghadapi Meksen, wanita muda asal Estonia ini akan melihat sosok superstar berusia 33 tahun yang memiliki catatan rekor hampir sempurna, 101-5, dan berbagai gelar Juara Dunia prestisius.
Terlebih lagi, atlet Prancis-Aljazair itu mencetak debut di ONE via KO luar biasa atas Cristina Morales pada ajang ONE: EMPOWER bulan September lalu dan mengincar sabuk emas atomweight kickboxing.
Namun, laga ini akan berlangsung di bawah peraturan Muay Thai, yang memberi Ruumet keyakinan bahwa dirinya dapat mencetak kemenangan mengejutkan.
Karena itu, “Snow Leopard” akan ingin membuktikan diri dalam laga antara semangat muda dan pengalaman ini – dan menunjukkan bahwa atlet Muay Thai elite dapat mengatasi yang terbaik dalam dunia kickboxing.
Ia berkata pada ONE Championship:
“Orang Eropa lebih terbiasa melihat kickboxing daripada Muay Thai. Mereka suka melihat kombinasi dan ledakan yang mencolok. Maka, saya kira mereka meremehkan Muay Thai yang lebih tenang, dimana petarung melontarkan satu tendangan keras dan kombinasi yang lebih sedikit.”
“Saya kira banyak orang tak terbiasa melihat itu, dan itulah mengapa mereka mengira kickboxing itu lebih unggul.”
Terlepas dari persepsi apa pun, bintang baru ini telah melakukan pekerjaan rumahnya untuk melihat kekuatan dari lawan berikutnya itu.
“Ia memiliki footwork sempurna. Ia cepat dan gemar bergerak masuk-keluar. Ia melontarkan kombinasi bagus, memiliki tangan terbaik dan pukulan kuat. Ya, ia gemar menyerang kaki.”
Pujian Marie Ruumet atas kemampuan legendaris milik Anissa Meksen
“Snow Leopard” tak akan berbagi keunggulan potensial apa pun yang ia miliki jelang laga ini, namun ia memprediksi sebuah aksi yang menarik dan menghibur.
Atlet berbakat ini sangat bersemangat melihat kesempatan untuk melawan salah satu striker terbaik dunia dan mewakili Marrok Force untuk pertama kalinya.
Dengan seluruh perkembangan positif yang terjadi di sekelilingnya, Ruumet memiliki pesan terakhir bagi Meksen:
“Mari jadikan ini menyenangkan. Mari kita bersenang-senang. Mari lakukan yang terbaik, dan biarkan petarung yang lebih baik keluar sebagai pemenang.”