Berlatih Dengan Gianni Subba, Paul Lumihi Siap Unjuk Gigi
Seorang filsuf yang bijak sempat berkata, “Kemenangan sejati bukanlah karena kamu tidak pernah kalah, namun karena kamu sanggup bangkit kembali setiap kali kamu jatuh,” dan ini berlaku untuk bintang Indonesia di bawah ini.
Atlet bantamweight ONE asal Manado, Paul “The Great King” Lumihi, konsisten melakukan segala sesuatu yang dianggapnya dapat membawa kemenangan perdana setelah empat kekalahan beruntun dalam kariernya bersama ONE Championship.
Berkat nasihat adiknya, yang adalah seorang mantan atlet bela diri campuran, Paul pun hijrah ke Pulau Dewata demi mendapatkan kualitas pelatihan kelas dunia.
Saat tiba di Bali, pilihan “The Great King” pun jatuh pada sasana yang baru berdiri pada pertengahan tahun 2021.
“Saya sekarang berlatih di Soma Fight Club, Bali, karena saya ingin memperbaiki permainan saya,” ujar mantan juara featherweight nasional tersebut.
Sebelum beralih ke Bali, Juara Nasional Featherweight Bela Diri Campuran ini sempat memiliki kesempatan untuk mengukuhkan namanya sebagai salah satu atlet elite tanah air.
Saat itu, ia menghadapi “The Dragon Leg” Tial Thang di ONE: UNBREAKABLE III, namun sayangnya ia harus mengakui keunggulan anak didik mantan Juara Dunia dua divisi ONE Aung La “The Burmese Python” N Sang dalam laga tersebut.
Oleh karena itu, Paul pun membeberkan secara spesifik alasan lain yang memicunya memilih Soma Fight Club sebagai rumah keduanya sekarang.
“Alasan saya memilih Soma Fight Club karena ini kamp yang baru,” ia memulai. “Selain itu, saya juga ingin belajar dari mantan petarung ONE yang kini menjadi komentator pertandingan, Gianni Subba.”
“Berlatih bersama Gianni, saya menilai pelatihan yang diterapkan dari segi striking, ground fighting serta strength & conditioning bagus. Dia lebih menitikberatkan kepada ketajaman serangan saya,” jelas Paul.
Paul memang pernah menghadapi beberapa bintang elite ONE, namun ia selalu berada di sisi yang salah – dan ia mengakui bahwa selama empat tahun terakhir ini dirinya belum mendapatkan pelatihan yang benar. Salah satu penampilannya yang cukup menonjol, selain melawan Thang, adalah saat ia menghadapi Li Kai Wen.
Tetapi, satu bulan pertama berada di sasana barunya, Paul menegaskan bahwa kondisi fisiknya belum siap 100 persen untuk menjalani program latihan yang keras.
“Dua minggu pertama, fisik saya masih menyesuaikan. [Kondisi] fisik saya belum terbiasa untuk program pelatihan seperti ini,” aku petarung yang memiliki catatan rekor 7-5 tersebut.
“Saya juga sempat berlatih tanding melawan atlet kickboxing ONE Championship Brown Pinas. Namun, ternyata fisik saya belum sepenuhnya siap.”
Misi Paul memang sederhana. Ia berniat mempertajam kemampuan striking-nya, memperkuat kesiapan fisik, serta meningkatkan kemampuan ground yang sudah ia miliki untuk bersiap kembali memasuki Circle ONE. Oleh karena itu, “The Great King” pun terpicu dan mengaku bersemangat menjalani empat sesi latihan dalam satu hari.
“Saya berlatih dari jam 5 subuh bersama adik saya, sebelum berangkat ke Soma,” Paul memulai.
“Contohnya, besok saya akan berlatih sprint terlebih dahulu di Pantai Petitenget. Lalu, jam 10 pagi saya berlatih striking di Soma, jam 1 saya berlatih Brazilian Jiu-Jitsu, lalu jam 4 sore saya [kembali] berlatih striking dengan metode yang berbeda.”
Ketika ditanya mengapa pria kelahiran Manado ini melakukan resimen latihan seberat itu walau belum resmi dijadwalkan untuk bertanding, ia mengemukakan sebuah alasan yang bagus – yang membuktikan semangat juang dan dedikasinya demi meraih mimpi.
“Saya memiliki beban moral untuk mengangkat nama saya, jadi saya benar-benar berlatih sangat serius,” pungkasnya.
Baca juga: Ajang Perayaan 10 Tahun, ONE X, Diundur Pada Awal 2022