Bersama ONE, Sovannahry Em Menemukan Kembali Akarnya Di Kamboja
Atlet berbakat Sovannahry Em mengetahui ia akan melihat kembali pada pengalaman perdananya bersama ONE Championship sebagai momen yang sangat spesial dalam hidupnya.
Wanita berusia 26 tahun keturunan Kamboja-Amerika ini dijadwalkan berlaga dalam debutnya bersama ONE Championship melawan atlet Ukraina Iryna “Delsa” Kyselova dalam laga divisi flyweight pada ajang ONE: DESTINY OF CHAMPIONS di Kuala Lumpur, Malaysia.
Tak dapat disangkal, Em akan tiba di Axiata Arena untuk debut globalnya dengan keyakinan dan semangat setelah beberapa momen yang terjadi jelang kontes ini.
Karier bela diri campuran Em yang bertumbuh pesat telah di mulai dengan cara yang sangat positif. Laga pertamanya menjadi saksi sebuah kemenangan KO hanya dalam waktu 18 detik, sementara dalam pertandingan berikutnya, ia mampu menghentikan lawan melalui TKO hanya setelah 79 detik.
Atlet yang berbasis di California ini akan ingin meraih kemenangan cepat ketiganya, namun ia harus menghadapi Kyselova, yang adalah atlet veteran dengan 13 laga profesional dengan 10 kemenangan dan sembilan penyelesaian.
“Para pelatih saya sangat baik dalam mempelajari videonya, melihat kebiasaan dan apa yang gemar ia lakukan,” jelasnya.
“Saat kami berkumpul bersama di akhir minggu, itulah yang menjadi fokus kami — mempersiapkan strategi melawan Iryna.”
Em telah berlatih di bawah asuhan pelatih kepala Justen Hamilton di Fight Science MMA, Los Angeles, dimana ia mengatakan ia mendapatkan berbagai keunggulan saat berlatih bersamanya.
“Kami terkoneksi dengan sangat baik, dan hal yang bagus tentang dirinya adalah bahwa ia tidak memiliki atlet wanita lain, karena itu ia dapat terfokus pada saya dan kemampuan saya,” jelasnya.
“Saya telah bertumbuh pesat hanya dalam satu atau dua bulan terakhir ini. Ini adalah kesempatan besar, tak hanya bagi saya, namun juga bagi dirinya. Kami berdua sangat bersemangat.”
Ada alasan lain bagi Em untuk bersemangat menghadapi debutnya, karena itu juga memberinya kesempatan untuk mendekati akarnya di Kamboja.
Em lahir di Long Beach, California, namun warisan budayanya jelas berasal dari negara di Asia Tenggara itu.
“Saya bertumbuh di sekitar kebudayaan Kamboja, tradisi Buddha, pergi ke kuil, serta merayakan Tahun Baru Kamboja,” kenangnya.
“Saya bahkan berbicara bahasa Khmer saat kecil, namun setelah beberapa waktu, saya seperti terpisahkan dari itu.”
Bergabungnya Em bersama ONE Championship telah memberinya sebuah kesempatan untuk tak hanya berkompetisi secara profesional di atas panggung dunia, namun itu juga telah memberinya kesempatan lain untuk terhubung pada warisan budayanya itu.
Ini telah menguatkan keputusannya untuk mengejar karier di Asia, daripada di Amerika Serikat.
“Kekasih saya adalah orang Italia, maka saya telah banyak terekspos oleh kebudayaan Italia,” jelasnya.
“Hal itu memberi saya rasa penasaran untuk kembali ke kebudayaan Kamboja saya, untuk menjadi sangat ingin tahu dan mempelajari semua itu sekali lagi.”
“Pada akhirnya, saya akan ingin ONE mengadakan gelaran di Kamboja, supaya saya dapat berlaga di sana. Saya bersemangat untuk melihat seberapa jauh kami dapat melangkah bersama ONE.”
Berlaga di tanah asalnya, Kamboja, adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan bagi Em, namun ia juga mengetahui dirinya harus memastikan posisinya di jajaran atlet utama ONE Championship terlebih dahulu, yang akan dimulai pada tanggal 7 Desember, di ONE: DESTINY OF CHAMPIONS, dimana ia akan mencetak debutnya melawan Kyselova di Malaysia.
Setelah kamp pelatihan yang membangun keyakinan dirinya dan sebuah kunjungan inspiratif ke Kamboja, Em akan beralih ke Axiata Arena dengan motivasi yang lebih tinggi dari sebelumnya.
“Saya merasa sangat siap. Saya tak dapat menunggu untuk maju ke sana,” tambahnya.