Bintang ONE Championship Berdiri Melawan Perundungan Siber
Selama beberapa bulan terakhir, para pahlawan bela diri di bawah naungan ONE Championship telah memberikan dukungan bagi para penggemar dan membantu mereka melewati waktu-waktu yang sulit seperti saat ini.
Para pejuang ini juga telah mengutuk rasisme dan berpartisipasi dalam tagar #BlackoutTuesday, dimana kini, mereka berdiri melawan cyberbullying, atau perundungan siber.
Cyberbullying adalah aksi yang menggunakan alat komunikasi elektronik untuk melakukan pelecehan emosional terhadap seseorang, dan hal ini semakin sering terjadi seiring berkembangnya teknologi dan internet.
Isu ini mencapai puncak pada hari Sabtu, 23 Mei. Setelah menerima pelecehan online dari berbagai pengguna media sosial, pegulat profesional wanita Jepang dan bintang serial realitas televisi berjudul Terrace House, Hana Kimura, mengakhiri hidupnya sendiri. Ia baru berusia 22 tahun.
Dalam sebuah usaha untuk membendung kebencian terhadap siapapun dan mencegah terjadinya sebuah tragedi lain, beberapa atlet terbaik ONE Championship memutuskan untuk berbicara.
Para atlet ini termasuk Juara Dunia ONE Heavyweight Brandon “The Truth” Vera, Juara Dunia ONE Atomweight Muay Thai Stamp Fairtex, serta atlet bela diri campuran sensasional Rika “Tiny Doll” Ishige, Bi “Killer Bee” Nguyen dan Gurdarshan “Saint Lion” Mangat.
Kelima superstar ini merekam sebuah pesan video khusus dan mendorong para penggemar untuk bergabung dengan mereka di dalam sebuah usaha melawan perundungan siber.
Selain itu, Juara Dunia ONE Women’s Atomweight “Unstoppable” Angela Lee meluncurkan sebuah pernyataan di akun-akun media sosialnya tentang topik ini dan menyampaikan bagaimana perkataan seseorang dapat memiliki dampak yang luar biasa.
“Kata-kata anda dapat mengangkat dan menyembuhkan seseorang, namun itu juga dapat menjatuhkan dan menghancurkan seseorang,” tulisnya.
“Tolong, berpikirlah dua kali sebelum anda berbicara. Itu dapat menyelamatkan hidup seseorang.”
Baca juga: CEO ONE Championship Chatri Sityodtong Dukung Gerakan ‘Black Lives Matter’