Buist Bersumpah Hentikan Uulu: ‘Laga Ini Takkan Lewat Satu Ronde’
Pieter “The Archangel” Buist jelas mengetahui bahwa kesulitan telah menjadikannya lebih kuat dan membawanya ke tingkatan yang baru.
Pria Belanda ini baru saja pulih dari kekalahan perdananya di ONE Championship dan merasa jauh lebih baik jelang laga lightweight bela diri campurannya melawan pesaing Rusia Ruslan “Snow Leopard” Emilbek Uulu di ajang ONE: NEXTGEN III, yang tayang pada Jumat, 26 November.
“Pertama kalinya, saya melihat kekalahan itu sebagai hal yang buruk, namun kini saya melihatnya sebagai salah satu pelajaran terbaik dalam hidup saya,” tegasnya.
“Saya lebih haus. Saya tak mengeluhkan apa pun. Saya berterima kasih untuk segalanya. Saya benar-benar meyakini bahwa saya diberkati dapat ada di sini.”
Buist, yang sebelumnya adalah penantang peringkat ketiga divisi lightweight, membawa momentum luar biasa ke dalam laganya melawan Timofey Nastyukhin tahun lalu.
Namun, atlet kuat Rusia itu menggunakan kemampuan menyeluruhnya demi meraih kemenangan mutlak dan mematahkan delapan kemenangan beruntun pria Belanda itu.
Saat melihat kembali persiapan laganya melawan Nastyukhin, pertandingan yang dapat saja memberinya perebutan gelar Juara Dunia jika ia memenangkannya, perwakilan Combat Brothers ini merasa bahwa ia mungkin terlalu nyaman dengan kesuksesannya.
Selain itu, ia juga terganggu oleh beberapa isu dalam kehidupan pribadinya saat itu.
“Saya baru saja meraih kemenangan atas Eduard Folayang. Mungkin saya menjadi terlalu terbiasa akan situasi dan gaya hidup itu,” jelas Buist.
“Itu adalah waktu yang buruk bagi saya. Hari dimana saya terbang ke Singapura, saya harus membawa kekasih saya ke rumah sakit karena mereka menemukan titik kanker di tubuhnya.”
“Selain itu, ada karantina dan lain sebagainya, maka pikiran saya tak terlalu ada di situ. Itu bukan saya – anda dapat melihatnya dalam laga, saya tak mampu menyerang.”
Beruntung, pasangannya itu mendapatkan bantuan yang ia butuhkan pada saat yang tepat untuk memulihkan diri dengan cepat, dan hal ini, bersama dengan kekalahan pertamanya, menjadi katalisator bagi dirinya untuk memperbarui pandangan hidupnya.
“Saat kekasih saya dan saya mendengar berita buruk bahwa mereka menemukan sesuatu di tubuhnya, saya merasa jatuh. Saya hampir menyerah dari segala sesuatu,” katanya.
“Saya seperti, ‘Mengapa saya melakukan ini?’ Namun kini, kami lebih berbahagia. Ia sehat, anak-anak saya sehat, tim saya, teman-teman saya, semua orang sehat. Saya menghargai itu karena kekalahan saya. Saya menghargai apa pun yang saya miliki.”
“Itu adalah sesuatu yang berkaitan dalam diri saya yang belum pernah harus saya hadapi dalam karier bertarung saya. Jelas ada yang pertama untuk segalanya. Saya [bertemu] pelatih mental dan saya memperbaiki keadaan mental saya karena itulah satu-satunya kelemahan dalam permainan saya.”
“Saya merasa baik sekarang. Saya merasa siap. Saya merasa senang. Saya ada dalam keadaan yang baik secara mental dan fisik.”
Buist memang berbahaya sebelum ini, namun kini, ia meyakini bahwa lawan-lawannya harus lebih berhati-hati akan ancaman yang ia bawa ke dalam Circle.
Pikiran dan tubuhnya berada di titik terbaiknya, dan ia memiliki dorongan yang jauh lebih besar dari sebelumnya untuk meraih puncak divisi lightweight. Namun, untuk melakukan itu, “The Archangel” harus mencetak pernyataan tegas saat melawan Uulu – yang naik dari divisi featherweight untuk berlaga di berat badan alaminya.
- 5 Alasan Menonton ONE: NEXTGEN III, 26 November Ini
- Jarred Brooks Ingin Tunjukkan Ia Tak Sekadar Membual
- Setelah Adu Mulut, Lito Adiwang Tak Sabar Lawan Jarred Brooks
“Laga ini sangat penting bagi saya. Saya kira inilah cara bagi saya untuk kembali ke jajaran lima besar karena saya meyakini bahwa saya ada [di sana]. Maka, saya harus menunjukkan pada mereka bahwa mereka membuat kesalahan besar dengan menyingkirkan saya,” kata pria Belanda ini.
“Kini, saya merasa luar biasa. Saya tahu sayalah petarung terbaik yang dapat ditawarkan ONE dalam divisi saya. Saya benar-benar meyakini itu. Satu hal yang harus saya lakukan adalah untuk menunjukkannya dan menikmati momen itu – tak sibuk dengan apa yang akan terjadi berikutnya atau apa yang terjadi di masa lalu.”
Pria berusia 33 tahun ini mengetahui bahwa rivalnya berikut ini adalah lawan yang kuat. Namun, keyakinannya berada di puncak dan ia tak melihat cara dimana “Snow Leopard” dapat menandinginya di Singapura.
“Ia adalah striker, seperti saya, namun semua orang mengetahui bahwa sayalah striker terbaik. Saya kira ia akan mencoba bergulat dengan saya, tapi saya bergulat dengan para petarung terbaik dunia,” kata Buist.
“Satu-satunya hal yang harus saya lakukan adalah terfokus pada diri saya. Ruslan dapat saja memiliki empat tangan, enam kaki – ia dapat memiliki apa pun yang ia inginkan – namun saya lebih baik. Saya hanya harus menunjukkan itu pada hari pertandingan.”
Buist ingin membuat divisinya memperhatikan dengan sebuah penyelesaian empatik saat ia kembali beraksi dan menunjukkan bahwa kebangkitan itu akan menjadi jauh lebih besar dari kemundurannya.
Sementara ia tak ingin memilih, “The Archangel” meyakini bahwa ia dapat mengalahkan pria ini dalam jarak dekat untuk kembali memastikan dirinya sebagai salah satu penantang teratas dalam demi gelar Juara Dunia ONE Lightweight yang saat ini dipegang oleh Ok Rae Yoon.
“Saya tahu bahwa semua orang dalam divisi saya itu takut, dan saya akan menunjukkan Jumat ini mengapa mereka takut,” kata pria asal Breda ini.
“Saya tak peduli [bagaimana laga akan berakhir]. Saya di sini untuk menunjukkan sayalah yang terbaik, itulah hal satu-satunya, namun laga ini tak akan melewati satu ronde penuh. Laga ini [berakhir] pada ronde pertama atau kedua. Submission, KO, atau dirinya yang menyerah.”
Baca juga: Cara Menonton ONE: NEXTGEN III, 26 November Nanti