Cara Gurdarshan Mangat Atasi Cedera Serius Untuk Menang Di KL
Kemenangan Gurdarshan “Saint Lion” Mangat atas Abro “The Black Komodo” Fernandes pada Jumat, 12 Juli lalu sangatlah impresif, namun fakta bahwa dirinya hampir tak dapat memasuki ring membuat itu luar biasa.
Pahlawan India ini memerangi cedera serius dalam pemusatan latihannya, dan itu sangat jauh dari 100 persen tiap malam, namun ia masih merebut kemenangan mutlak pada ONE: MASTERS OF DESTINY di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia.
Indian hero 🇮🇳 Gurdarshan Gary "Saint Lion" Mangat uses all his tools to edge out Abro Fernandes for the unanimous decision win!📺: Check local listings for global TV broadcast📱: Watch on the ONE Super App 👉http://bit.ly/ONESuperApp
Posted by ONE Championship on Friday, July 12, 2019
“Saint Lion” memang sangat klinis dan akurat dengan kemampuan striking miliknya melawan rival yang berbahaya dan berkekuatan keras, dimana ia pun membawa catatan rekornya menjadi 2-0 di ONE Championship.
Kami berbicara dengan Mangat untuk mendapatkan pandangannya tentang laga ini, dan apa artinya bagi dirinya untuk melewati kesulitan luar biasa dalam mewakili India di atas panggung dunia.
ONE Championship: Bagaimana perasaan anda tentang penampilan itu?
Gurdarshan Mangat: Saya merasa luar biasa tentang itu. Saya sangat senang bahwa saya dapat mendesak maju dan meraih keputusan itu karena saya tak merasa saya akan dapat tampil ke dalam laga ini di satu titik.
Saya mengendalikan laga, dan saya mendorong ritme tersebut – saya tidak menyadari seberapa besar saya mendesak laga ini sampai saya menontonnya kembali!
Sangat berbeda untuk berlaga di dalam ring. Saya mempelajari banyak petinju dan kickboxer sampai pemikiran untuk menyeretnya ke ground bahkan tak muncul di kepala saya dalam laga. Aneh melihat bagaimana insting anda mengambil alih saat anda ada di sana.
ONE: Cedera itu pasti sangat serius. Di titik apa anda melihat laga ini hampir hancur?
GM: Itu adalah hernia yang terjadi di awal pemusatan latihan. Saya hanya harus mengatasinya.
Di hari-hari tertentu, itu menjadi sangat buruk. Kami bersiap untuk sebuah laga, maka itu tak hanya berlari dan hal-hal seperti itu. Saya menjalani sparing, jiu-jitsu dan gulat sepenuhnya.
Tiap pergerakan dapat menyebabkan banyak kerusakan, maka tiap sesi memberi stres tersendiri – terutama saat anda melakukan dua dari tiga sesi per hari selama tujuh hari.
Saya hampir membungkuk saat ada di dalam bus menuju arena. Satu-satunya momen dimana saya melepaskan sabuk hernia itu adalah saat saya maju ke dalam laga.
ONE: Bagaimana anda dapat melewati itu?
GM: Saya bekerja dengan psikolog olahraga saya. Kami melakukan berbagai hal dengan pikiran saya.
Ia ingin saya menerima [cedera itu] sebagai sumber kekuatan, dan ini memang harus terjadi. Ia mencoba mengajarkan pikiran saya untuk mengatasi itu, dan itu jelas membantu.
ONE: Apakah rencana anda selalu mengunggulkan kondisi tubuh anda dan mendesak ritme laga?
GM: Bagi saya, pengkondisian tubuh dan memiliki stamina selalu menjadi salah satu hal yang terpenting. Saat bertumbuh dewasa, saya menderita asma, dan saat anda mengalami serangan asma, anda tahu bagaimana rasanya saat anda tak dapat mendapatkan udara dan paru-paru anda tertekan.
Banyak orang tak mengetahui seberapa besar usaha yang saya lakukan bagi stamina dan latihan saya untuk dapat muncul dengan penampilan seperti itu. Itu tak hanya datang secara alami bagi saya.
Itu adalah perjalanan yang sangat jauh, banyak pengkondisian tubuh dan banyak ronde sparing berat – dari ketinggian di Las Vegas sampai kelembaban dan udara panas di Tiger Muay Thai.
ONE: Abro mengincar beberapa balasan tunggal, terutama dengan pukulan kanan. Apakah ada yang membuat anda waspada?
GM: Banyak orang berasumsi bahwa saya terkena saat melakukan tendangan memutar 180 derajat itu, namun saya sama sekali tak tersentuh di sana, namun ada sekali kira-kira pada menit pertama di ronde ketiga.
Ia mengenai saya cukup baik, namun para komentator tak selalu bereaksi tentang itu – saya mulai mundur. Itu adalah pukulan overhand yang mengenai dan membangunkan saya. Saya kira hanya itu, tetapi ia memang memiliki kekuatan di tangannya. Saya hanya berada di luar jarak serangnya dalam sebagian besar serangan itu.
ONE: Pelajaran apa yang anda dapat lihat dari penampilan anda?
GM: Alasan terbesar adalah bahwa saya dapat muncul ke dalam laga-laga ini dan tampil. Saya tak pernah harus tampil seperti itu dalam organisasi sebelumnya. Saya menampilkan laga yang menarik, namun saya tak menunjukkan volume seperti ini dan pergerakan seperti ini di tingkatan kelas dunia.
Sangat berarti bagi saya untuk mewakili masyarakat India. Saya ingin mereka melihat saya untuk tampil seperti petarung kelas dunia agar mereka dapat merasa bangga bahwa sayalah yang mewakili mereka. Saya harus mewakili semangat itu dengan baik.
Ini tak hanya menyerang seorang pria selama tiga ronde. Saya harus membawa mentalitas pejuangnya saat banyak orang hidup melalui saya.
ONE: Apakah ini terasa seperti segala sesuatunya mulai berpihak pada anda di atas panggung dunia ini?
GM: Ini adalah salah satu kali pertama dimana saya menikmati karier saya. Saya selalu menikmati latihan bela diri campuran, tetapi sejauh minggu pertandingan, itu hanya sesuatu yang saya tahu harus saya lakukan. Saya takut, dan saya tak pernah benar-benar menikmatinya.
Kini, saya dapat menikmatinya, dan itu karena ONE Championship – cara semua itu dipersiapkan – dan saya tahu seberapa banyak orang yang menyaksikan dan bagaimana saya mewakili mereka.
Sebelum saya tak mengetahui seberapa banyak orang yang menyaksikan laga itu – jika ada yang menonton – tetapi kini sangat berbeda dengan tanggapan yang saya terima dari para penggemar. Itu memberi saya inspirasi dan saat musik dimainkan, para penggemar pun bersorak. Itu hanya sangat luar biasa.
ONE: Siapa yang ingin anda hadapi berikutnya?
GM: Saya hanya menikmatinya. Saya tak peduli siapa pun itu, selama saya dapat masuk ke sana, tampil dan kembali mewakili para warga India lainnya.
Saya tak mengetahui tentang linimasanya – saya harus mengatasi situasi tentang cedera ini. Saya hanya ingin mendapatkan sebuah laga lagi sebelum akhir tahun ini, tetapi bahkan di luar arena, saya ingin bepergian dan mewakili India dan mendapatkan lebih banyak perhatian lagi untuk olahraga ini.
Saya ingin lebih banyak bekerja bagi ONE Championship di luar laga juga. Saya kira itu sangatlah penting. Ini telah menjadi tahun yang besar bagi seni bela diri campuran India, terutama di ONE. Saya hanya ingin membawa momentum tersebut dan terus membuat banyak orang bersemangat tentang itu.
Seperti kata Michael Schiavello, minggu yang sama saat cricket India kalah, seni bela diri campuran India beralih ke puncak.