Colbey Northcutt Jabarkan Kemenangan Besar, Sage-Aoki, Logan Paul
Colbey Northcutt memang berkali-kali menyandang gelar Juara Dunia Karate, namun ia berevolusi dari statusnya sebagai striker menjadi seniman bela diri campuran sejati.
Atlet asal Amerika Serikat ini membuktikan hal itu dalam ajang “ONE on TNT IV” di bulan April, saat ia menampilkan kelihaiannya dalam submission dengan menghentikan Courtney “No Mercy” Martin melalui kuncian armbar hanya beberapa menit dalam laga catchweight mereka.
Sejak pertandingan yang disiarkan pada jam tayang utama televisi AS itu, berbagai perubahan dalam dunia olahraga tarung terjadi di sekeliling Northcutt.
Ia menyaksikan pertumbuhan besar ONE Championship di Amerika Utara, melihat adiknya yang sangat ramah – “Super” Sage Northcutt – memasuki perdebatan panas di Twitter bersama legenda Jepang Shinya “Tobikan Judan” Aoki, serta menyaksikan para ‘influencer’ media sosial beraksi dalam disiplin tinju.
Dalam wawancara eksklusif ini, Northcutt berbicara tentang kemenangan yang mengubah kariernya di “ONE on TNT IV,” berbagi pemikirannya tentang persaingan keras antara adiknya dan Aoki, serta melihat bagaimana Logan Paul dapat beraksi dalam disiplin MMA.
ONE Championship: Anda dikenal sebagai striker, tetapi di “ONE on TNT IV,” anda membuka gelaran ini dengan submission atas Courtney Martin. Jabarkan kemenangan anda dan apa yang dapat para penggemar dapatkan dari laga itu?
CN: Saya kira semua orang melihat saya sebagai striker. Saya striker bertubuh sangat tinggi dan panjang – dan saya melatih jiu-jitsu, saya berlatih grappling dan mengasah kemampuan gulat saya. Maka, jika saya lebih pendek, dan saya melawan seseorang yang lebih tinggi dengan atribut saya, saya akan ingin menyeret diri saya ke bawah juga.
Maka, itu adalah sesuatu yang saya harapkan dalam tiap laga mulai saat ini. Saya harus bekerja keras dalam hal itu. Saya harus mengasah grappling saya, maka saya akan senang bahwa saya dapat menunjukkan sedikit dari itu dalam laga ini.
Itu adalah awalan yang sangat lambat, sebenarnya. Saya sedikit kecewa dengan striking saya. Sejujurnya, saya tidak dapat melontarkan satu tendangan pun. Saya tak dapat menunjukkan pergerakan apa pun. Maksud saya, Courtney langsung menerjang dan mendesak saya di dinding arena, maka itulah sesuatu yang sedikit mengecewakan bagi saya. Namun saya tetap sabar.
Saya teringat segala sesuatu yang saya kerjakan selama pemusatan latihan itu, dan saya mampu menampilkan sedikit dari teknik jiu-jitsu saya. Saya hanya harus mempercayai insting saya. Saya ditempatkan pada posisi buruk yang sepertinya saya lihat akan terjadi. Saya tak mengira itu akan terjadi secepat itu, namun segalanya terjadi seperti seharusnya, dan saya senang dengan penyelesaian itu.
Saya juga senang bahwa itu terjadi via armbar.
ONE: Bagaimana rasanya ditonton oleh keluarga dan teman-teman anda di jam tayang utama televisi Amerika Serikat? Apakah anda melihat perubahan tertentu setelah ajang itu?
CN: Sebenarnya, ya, perbedaan yang sangat besar. Banyak orang yang dapat menyaksikan laga saya dari sebelumnya. [Sebelum ini] banyak orang yang harus kembali dan menonton sorotan singkat di Instagram atau apa pun itu.
Namun [kini] banyak orang yang dapat menontonnya – keluarga, teman-teman dan para penggemar yang bahkan tak saya kenal sempat menyapa dan bersemangat untuk melihatnya. Itu adalah langkah besar ke arah yang tepat, dan saya tak dapat menunggu untuk lebih banyak lagi kartu pertandingan seperti itu. Terdapat banyak sekali atlet berbakat dalam organisasi ini, dan tak semua dari AS dapat menyaksikannya.
Itu sangat kurang dihargai. Saya ingin semua orang di AS dapat menyaksikan dan menghargai betapa hebatnya ONE itu.
- Danny Kingad Ingin ‘Satu Kesempatan Lagi’ Melawan DJ
- Arjan Bhullar Membalas De Ridder: ‘Saya Yang Akan Rebut Sabuknya’
- Thanh Le Bedah 5 Penantang Teratas Featherweight MMA
ONE: Adik anda, Sage, seharusnya melawan Shinya Aoki, namun ia harus mundur dari laga itu. Dan setelah Aoki menghentikan Eduard Folayang, terdapat perdebatan panas antara mereka berdua di Twitter. Apa pendapat anda tentang semua itu?
CN: Secara pribadi, saya tidak mengerti bagaimana seseorang dapat tidak menyukai Sage. Maksud saya, ia adalah orang paling ramah yang dapat ditemui. Maka, setelah laga Shinya, ia menantang Sage di dalam ring, maka Sage merespon tantangannya di Twitter dan berkata, ‘Ya, saya akan ingin melawan anda,’ karena mereka dijadwalkan berlaga sebelumnya.
Saya tak mengetahui apakah Shinya tersinggung karena Sage melakukan itu, karena ia tak memiliki niat buruk untuk itu. Namun saat Shinya merespon dengan caranya itu, itu sebenarnya membuat Sage sedikit frustrasi dan marah.
Saya kira itu adalah kesalahpahaman besar yang meledak, tetapi anda tahu, itulah hal yang menjadikan laga-laga bagus, benar? Saat mereka memiliki sedikit dendam. Dan Sage belum pernah memiliki itu dengan siapa pun sebelumnya, maka ini menjadi sedikit menarik untuk dilihat.
ONE: Apakah pendapat anda tentang beberapa selebriti internet yang berlaga dalam olahraga tarung? Apakah anda melihatnya sebagai sesuatu yang positif atau negatif?
CN: Ada dua arah di sini. Saya sedikit kecewa sebagai atlet profesional [karena] itu mengesampingkan orang-orang seperti kami yang bekerja keras dan menjadikannya profesi kami, dan anda tak merasakan nilai-nilai dan apresiasi yang sama.
Banyak petarung yang mendapatkan bayaran kurang dalam berbagai organisasi, lalu anda melihat ketenaran dari seorang bintang TikTok atau YouTube, dengan jutaan pengikut, masuk dan mendapatkan semua kesempatan yang kami perjuangkan dengan sangat, sangat keras.
Tetapi, sebagai penggemar, saya sebenarnya tertarik dan saya menonton laga Logan Paul melawan [Floyd] Mayweather.
Mayweather adalah seorang jenius. Bagi seseorang yang memiliki berbagai pencapaian seperti dirinya dan telah pensiun, untuk keluar [dari masa pensiun], melakukan laga eksebisi dan mencetak uang sebanyak itu dari seseorang yang dapat dikatakan tak layak adalah keputusan pemasaran yang jenius, oleh karena itu banyak orang yang mengikuti hal-hal seperti itu.
Maka, saya sedikit bimbang [melihat itu], karena saya sebagai petarung profesional merasa itu mengesampingkan kerja keras saya. Namun sebagai penggemar, sangat menarik untuk melihatnya karena anda akan seperti, ‘Apakah anda ingin menonton dan melihat Logan Paul terkena KO?’ Atau siapa pun itu yang terkena KO?
Sebagai tambahan, saya sebenarnya terkejut ia dapat bertahan selama laga saat itu. Saya terkejut melihat itu. I sangat terkesan.
ONE: Logan Paul sempat menyinggung tentang laga bela diri campuran. Jika memang ia berkompetisi dalam disiplin ini, menurut anda apa yang ia akan lakukan?
CN: Saya sebenarnya percaya bahwa ia dapat tampil lebih baik dari apa yang semua orang pikirkan. Menurut pengertian saya, ia memiliki latar belakang gulat itu – dimana ia cukup bagus dan ia juga atlet berkemampuan lengkap.
Dari seseorang seperti saya yang berkecimpung dalam MMA, saya pribadi merasa bahwa gulat adalah kekurangan terbesar saya. Saya merasa kompeten dalam teknik jiu-jitsu, maka saya mengejar teknik gulat itu, dan ya Tuhan, itu sulit! Gulat adalah yang terberat bagi saya. Saya merasa seperti [para pegulat] memiliki etos kerja yang sangat keras, dan ia memiliki itu.
Ya, ia lebih besar dari Mayweather, namun anda melihat bahwa ia dapat bertahan sejauh itu. Saya merasa bahwa jika ia benar-benar ingin masuk ke MMA dan mencetak karier dari sana, saya berpikir bahwa ia benar-benar memiliki potensi yang besar.
Baca juga: 10 Kata-Kata Mutiara Para Superstar ONE Yang Memberi Inspirasi