‘Diri Saya Terpojok’ – Edgar Tabares Ingin Lengserkan ‘Hype’ Johan Ghazali Dalam Aksi Kritis
Edgar Tabares sangat ingin membuktikan bahwa dirinya layak berkompetisi bersama para petarung terbaik di antara yang terbaik di ONE Championship.
Pada jam tayang utama A.S., 8 Desember, atau Sabtu pagi, 9 Desember waktu Asia, ia akan kembali menghadapi petarung muda fenomenal Johan Ghazali dalam laga flyweight Muay Thai yang sangat krusial di ONE Fight Night 17: Kryklia vs. Roberts.
Setelah tak mampu meraih kemenangan dalam sepasang aksi awalnya di organisasi ini, Tabares tahu bahwa pertaruhannya akan sangat besar saat ia melawan petarung luar biasa yang masih berusia 17 tahun itu dalam kartu pertandingan khusus Muay Thai bersejarah ONE ini di Bangkok, Thailand.
Kini, dalam persiapan terakhirnya untuk laga di Lumpinee Boxing Stadium itu, pria Meksiko ini berbicara pada onefc.com/id tentang pemusatan latihan dan pemikirannya:
“Saya sangat gugup dan termotivasi untuk menang. Saya membatalkan semua yang saya rencanakan untuk bersiap demi laga ini.”
Sebagai mantan Juara WBC Muay Thai International, Tabares berjuang melawan kompetitor elite sejauh ini di ONE, dimana ia terkena penyelesaian dari Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai Rodtang Jitmuangnon dan penantang gelar Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing Elias Mahmoudi.
Walau ia menempatkan berbagai aksi berani yang memberinya penghormatan tersendiri, pria berusia 29 tahun itu mengakui bahwa dirinya memang merasakan tekanan tambahan saat mengincar kemenangan perdana bersama organisasi ini.:
“Di Thailand, banyak orang mendatangi saya bahwa saya harus merasa baik-baik saja, karena walau saya kalah, saya memberi pertarungan bagus. Terlepas dari itu, saya memang merasa diri saya terpojok.”
Jelas, Tabares mengetahui bahwa kekalahan ketiga berturut-turut dapat menjadi awal dari akhir waktunya bersama organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini.
Sebagai pria sederhana yang sangat jujur, ia tak mengesampingkan fakta bahwa ini adalah laga terpenting dalam kariernya – satu yang dapat menentukan apakah ia akan tinggal atau pergi:
“Saya merasa seperti inilah kesempatan untuk menunjukkan bahwa saya layak berada di ONE, dan saya takkan membuang kesempatan ini. Saya tahu saya mengatakan itu sebelumnya dalam beberapa laga terakhir, tapi saya membawa mentalitas berbeda saat ini.”
“Karier saya tergantung pada laga ini, yang mengapa itu menjadikan saya ingin membuktikan hal itu, bahwa saya layak berada di ONE.”
“Saya tak meremehkan Johan. Ia adalah petarung muda berpengalaman, tetapi saya ingin memakai usianya melawan dirinya sendiri. Laga ini akan menentukan apakah saya tetap di ONE atau apakah saya harus mengucapkan selamat tinggal.”
‘Ia Hanya Anak-Anak’ – Tabares Harap Pengalaman Akan Bawa Kemenangan Atas Ghazali
Edgar Tabares menjalani tugas yang sangat berat bagi ONE Fight Night 17.
Lawannya – remaja Amerika-Malaysia Johan Ghazali – membawa catatan rekor sempurna dalam empat laga di ONE dan dianggap sebagai salah satu atlet muda paling menjanjikan dalam dunia Muay Thai.
Tetapi, sementara energi dan usia muda “Jojo” itu membantunya mendapatkan penghormatan yang layak, Tabares berkata bahwa kedewasaan dan perkembangan fisiknya sendiri itu akan menjadi keunggulan pada 9 Desember nanti
“Saya tak suka berkata saya lebih baik dari lawan-lawan saya. Saya kira salah satu kekuatan saya adalah menjadi kedewasaan dan pengalaman saya. Saya adalah orang dewasa, dan saya berada dalam kondisi prima. Sementara, walau Johan kuat, ia masih anak-anak.”
Pria Meksiko ini ingin membawa kedewasaan itu demi melengserkan hype Ghazali dengan cara yang menjadi sorotan besar.
Daripada mencetak KO satu pukulan, Tabares melihat kemebangan besar – dengan tambahan bonus penampilan senilai US$50.000 di kantongnya – setelah sebuah pertarungan keras yang menonjolkan gaya bertarung nasional negaranya.
Ia pun menambahkan:
“Saya takkan ingin pertarungan ini berakhir di tangan juri. Saya ingin pertarungan ini berakhir dengan penyelesaian, dan saya ingin meraih bonus. Kami akan melihat bagaimana laga ini bergulir dengan strategi yang kami akan gunakan melawan Johan, da lalu saya akan memberi segalanya.”
“Saya seperti terkena pukulan, berdarah-darah, terpotong. Lalu saya ingin menunjukkan gaya bertarung khas Meksiko.”