Dominasi Semifinal, Game Plan Jadi Kunci Stamp Kalahkan Phogat
Mimpi Stamp Fairtex untuk menjadi Juara Dunia tiga disiplin pertama di ONE Championship masih dapat terlaksana setelah ia mengamankan posisi dalam babak Final Kejuaraan ONE Women’s Atomweight World Grand Prix.
Bintang Thailand itu mengalahkan Julie Mezabarba dalam laga semifinal turnamen ini di ONE: NEXTGEN pada Jumat lalu, yang melejitkan namanya memasuki babak final melawan Ritu “The Indian Tigress” Phogat.
Dalam prosesnya, mantan penguasa disiplin Muay Thai dan kickboxing itu terus membuktikan bahwa kemampuan stand-up elitenya dapat membawanya ke puncak dunia bela diri campuran.
Jelang babak semifinal, Mezabarba berkata bahwa kemampuan Muay Thai Stamp akan terlalu lambat bagi laga mereka dalam disiplin ini. Tetapi, perwakilan Fairtex itu membuktikan lawannya itu salah setelah ia dengan sabar mengungguli serangan wanita asal Brasil itu demi meraih kemenangan mutlak.
Stamp akan tetap berjuang ke mana pun aksi ini berlanjut, namun ia kembali ke teknik Muay Thai miliknya setelah Mezabarba membawa laga ini menjadi pertukaran serangan atas.
“Laga itu berlangsung dalam MMA, bukan Muay Thai. Tetapi, kemampuan saya adalah Muay Thai, dan Julie di kickboxing. Julie masih mencoba untuk bertarung kickboxing melawan saya,” katanya.
“Itulah mengapa saya menggunakan Muay Thai saya dengannya. Karena saya tahu saya lebih baik dari dirinya. Dan saat saya beraksi Muay Thai, saya tahu ia tak dapat mengungguli saya dan bahwa ia akan kalah.”
“Itu mengapa ia masih mencoba menyeret saya ke bawah pada ronde terakhir, dan saya bertahan [dari takedown].”
Karena latar belakang Mezabarba dalam disiplin kickboxing, Stamp sepenuhnya siap menghadapi aksi stand-up, dan ia pun menyesuaikan pemusatan latihannya dengan baik.
“Saya memang berlatih untuk permainan ground, namun itu lebih untuk bertahan dari takedown lawan,” katanya.
“Saya lebih bersiap pada permainan striking saya, dibandingkan [saat melawan grappler] Alyona Rassohyna dan bersiap lebih banyak di ground game saya. Julie cukup bagus di kickboxing, maka saya lebih terfokus pada striking saya daripada permainan ground saya.”
Namun, pada laga final yang akan datang, atlet Thailand itu akan harus berganti taktik. Phogat sangat dikenal atas permainan gulat dan ground, yang berarti Stamp wajib menghindari submission lawannya itu.
Petarung Fairtex ini berencana menggunakan kemampuannya sendiri untuk ‘berdansa’ di sekeliling “The Indian Tigress” dan menyerangnya dari sisi luar, namun ia juga mengetahui bahwa seluruh arsenalnya itu akan diuji.
“Saya sudah tahu seberapa bagus Ritu dengan teknik gulatnya. Saya akan mencoba menjaga jarak melawannya. Saya tak ingin menutup jarak dengannya. Saya akan menggunakan kemampuan Muay Thai saya untuk tetap ada dalam jarak jauh melawan dirinya,” tegas Stamp.
“Ritu akan menjadi sebuah tantangan besar. Saya harus melakukan yang terbaik. Saya harus bersiap lebih baik lagi untuk laga berikutnya ini karena ia sangat bagus dalam permainan ground dan gulatnya.”
“Saya akan harus lebih siap untuk berkompetisi dengannya di laga berikut ini. Saya jelas harus berlatih lebih banyak lagi, terutama dengan game plan takedown saya di dalam Circle. Dalam laga berikutnya bersama Ritu, game plan saya harus lebih cerdas dari miliknya.”
Tentu saja, saat kedua kompetitor itu memasuki Circle – terutama dengan pertaruhan yang sebesar ini – game plan seringkali akan diabaikan saat keduanya terpaksa berimprovisasi. Dan, dengan kesempatan melawan “Unstoppable” Angela Lee demi gelar Juara Dunia ONE Women’s Atomweight, hal ini mungkin terjadi di babak final Grand Prix itu.
Saat itu terjadi, Stamp akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya – dan mencoba mencegah bintang India lawannya untuk melakukan hal yang sama.
“Jika saya menjaga jarak dalam laga melawan Ritu,” Stamp menambahkan, “Saya akan memukul, [masuk ke] clinch, menyerang lutut, menendang – dan saya akan mengalahkannya.”
Baca juga: 3 Pelajaran Terbaik Dari ONE: NEXTGEN