Dwi Ani Retno Wulan Ingin Petik Pelajaran Dari Laga Stamp Vs. Sunisa
Kembalinya Stamp Fairtex disambut hangat bukan hanya oleh para fan, tapi juga sesama atlet yang berharap bisa mengambil inspirasi dari aksinya pada Jumat, 31 Juli mendatang.
Dalam ajang ONE: NO SURRENDER, atlet yang tengah mengejar kejayaan dalam tiga disiplin berbeda ini akan berlaga dalam ranah seni bela diri campuran dengan menghadapi debutan sensasional Sunisa “Thunderstorm” Srisen.
Stamp, atlet berusia 22 tahun yang pernah menyandang sabuk Juara Dunia ONE Atomweight Kickboxing dan merupakan juara bertahan ONE Atomweight Muay Thai, memiliki prospek cerah untuk menjadi atlet pertama yang menyabet tiga sabuk Juara Dunia dalam tiga olahraga berbeda.
Laga mendatang akan menjadi ujian lain bagi dirinya untuk memantaskan diri sebagai kompetitor teratas bagi sabuk emas ONE Atomweight milik “Unstoppable” Angela Lee. Sejauh ini, Stamp mampu mempertahankan rekor tanpa cela dengan memenangi seluruh empat laga yang telah ia lakoni sejak Juli 2018 lalu.
Kembalinya ONE Championship mendapat sambutan hangat dari Dwi Ani Retno Wulan, atlet putri asal Rembang, Jawa Tengah, yang tengah berupaya mengepakkan sayap di pentas global.
“Saya senang ONE Championship kembali. Atlet-atlet bisa lebih semangat lagi dalam latihan dan ada motivasinya buat berlaga lagi,” ungkapnya.
“Ini berarti kita sudah bisa memulai pertandingan lagi, walaupun tetap harus mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.”
- Mengenal Dwi Ani Retno Wulan, Putri Rembang Yang Menyimpan Mimpi Besar
- Hadapi Idola, Sunisa Srisen Siap Kejutkan Stamp Fairtex
- Stamp Fairtex Berencana Tampilkan Trik Baru Di ONE: NO SURRENDER
Secara khusus, Dwi pun menantikan laga Stamp. Baginya, atlet asal Thailand tersebut adalah inspirasi yang memiliki segala aspek untuk dijadikan panutan.
Stamp memiliki mental bertanding yang telah terasah dan menolak memasukan kata kekalahan ke dalam kamusnya. Secara teknik, ia pun dianggap komplet karena mampu tampil sama baiknya saat berdueal dalam posisi berdiri maupun di ground. Contohnya adalah saat Stamp mampu mengalahkan Asha “Knockout Queen” Roka lewat kuncian dalam ajang ONE: DREAMS OF GOLD Agustus lalu.
“Laga Stamp adalah yang paling saya tunggu. Stamp merupakan atlet muda yang menginspirasi saya dan atlet-atlet lainnya. Dia tidak hanya menguasai satu beladiri, tapi semuanya,” jelas Dwi.
“Laga nanti, saya masih pegang Stamp, karena dari pengalaman dia unggul.”
https://www.instagram.com/p/CDJsUr4hw4i/
Menurut Dwi, kemampuan Stamp dalam beradaptasi terhadap gaya bertanding lawan merupakan sebuah karakter yang harus dimiliki setiap kesatria olahraga kombat.
Terbukti, Stamp mampu tetap tampil dominan meski kerap berganti lawan dalam disiplin Muay Thai, kickboxing dan seni bela diri campuran.
“Menurut saya, Stamp keren dan sangat luar biasa. Dia pasti berlatih dengan sangat keras sehingga hasilnya juga tidak diragukan lagi,” urai Dwi.
“Atlet harus menguasai semua beladiri seperti Stamp. Apalagi saya sebagai atlet bela diri campuran yang harus pelajari semua – baik stand up maupun ground.”
Baca juga: Priscilla: Stamp Fairtex Perlu Waspadai Kejutan Dari Sunisa Srisen