Eduard Folayang Yakin Laganya Melawan Eddie Alvarez Akan Berakhir Dengan KO

Eduard Folayang DSC_2551

Eduard “Landslide” Folayang akan memasuki laga menghadapi Eddie “The Underground King” Alvarez tepat di persimpangan kariernya.

Mantan Juara Dunia ONE Lightweight ini baru saja mengalami kekalahan berat yang menjadikannya kehilangan sabuk emas untuk kedua kali dalam kariernya.

Namun, sebuah kemenangan di ajang ONE: DAWN OF HEROES akan berarti dirinya akan dapat kembali ke jalur menuju sabuk emas, namun sebuah kekalahan berikutnya dapat berarti waktunya telah habis.

Pahlawan Filipino ini telah menghadapi beberapa tantangan serupa sebelumnya, dimana ia telah berjaya. Folayang mengakui bahwa ia harus menyerah saat mengalami kemunduran sebelum ini, namun ia telah mencapai tingkatan baru karena ia selalu bangkit kembali tiap kali ia terjatuh.

“Perjalanan saya sebagai Juara Dunia itu seperti ‘roller coaster’,” katanya. 

“Ada saat dimana saya menjadi Juara Dunia dan banyak orang yang menjadikan saya panutan. Ada pula saat dimana saya terkalahkan, maka saya akan kembali berjuang untuk meraih sabuk itu kembali.”

“Saya mendapatkannya, namun kali ini saya harus kehilangannya lagi. Saya kira bagian yang paling menantang adalah cara untuk mengembalikan diri anda ke jalur kemenangan. Kami akan memulai semuanya lagi. Itu bukanlah sesuatu yang baru bagi kami.”

Folayang harus menyerahkan sabuk emasnya pada grappler legendaris Jepang Shinya “Tobikan Judan” Aoki pada bulan Maret, namun tak ada salahnya untuk kalah dengan cara seperti yang ia lakukan pada seorang ikon dan atlet berkemampuan elit itu.

Faktanya, hasil itu memastikan keyakinan dari perwakilan Team Lakay ini bahwa kompetisi di dalam “The Home Of Martial Arts” itu lebih keras daripada sebelumnya, serta bahwa kesalahan terkecil dapat menjadi kejatuhan seseorang.

Oleh karena itu, atlet berusia 35 tahun ini mengerti bahwa ia harus tetap berevolusi untuk menjaga posisinya di jajaran atlet teratas dalam divisinya.

“Salah satu hal yang saya pelajari dalam karier saya sejauh ini adalah untuk tidak pernah berhenti belajar dan berkembang sebaik mungkin, karena anda harus menyadari bahwa tiap orang akan ingin menjadi seorang Juara [Dunia],” jelasnya.

“Sebagai seorang atlet, jika anda mulai berpikir bahwa anda cukup bagus, anda tak akan bertumbuh. [Itulah mengapa] sebanyak mungkin, saya ingin belajar untuk menjadi lebih baik, mempertajam kekuatan saya, serta mengembangkan kelemahan saya.”

Submission cepat itu tidak memberinya cedera apa pun, maka ia cukup ingin kembali ke sasana dan mempertajam kembali kemampuannya, serta mempersiapkan diri untuk tugas berikutnya.

Hal itu akan datang di Mall Of Asia Arena, Manila, Filipina, melawan seorang mantan Juara Dunia berkali-kali lainnya, pria yang sangat membutuhkan kemenangan setelah kekalahan mengejutkan yang ia alami dalam debutnya bersama ONE.

Walau Alvarez dan Folayang sama-sama mengalami kekalahan, kedahsyatan laga ini tidak berkurang. Ini adalah dua sosok luar biasa dalam dunia bela diri campuran dari Timur dan Barat, yang akhirnya memiliki kesempatan untuk berhadapan dalam laga impian ini, setelah legenda asal Amerika Serikat itu bergabung bersama ONE.

Salah satu alasan mengapa ini akan menjadi laga penuh aksi di atas kertas adalah karena keduanya memiliki teknik striking eksplosif, dimana mereka dapat terlibat dalam pertukaran serangan luar biasa jika mereka berhadapan di tengah ring.

Folayang menyadari bahwa kontes seperti ini akan sangat berbahaya, namun ia mengamati rivalnya itu dengan baik dan melihat sebuah jalur menuju kemenangan jika mereka bertukar serangan.

“Saya kira Eddie adalah seorang seniman bela diri yang hebat – anda tak akan menjadi Juara Dunia jika anda tak memiliki pendekatan yang bagus untuk menjadi seniman bela diri,” kata pejuang Igorot ini.

“Saya meyakini bahwa gulat dan tinju adalah kekuatannya, namun jika anda melihat catatan rekor Eddie, anda akan melihat bahwa hampir seluruh kekalahannya berasal dari striker tingkat tinggi – itulah kelemahannya.

“Itu cukup sulit, namun saya mendorong diri saya untuk bersiap.” 

Berkat rangkaian teknik striking yang dimiliki “Landslide” atas dasar teknik wushu-nya, serta perencanaan mendetail yang dijalaninya, sebuah laga stand-up akan jauh lebih baik sampai akhir laga.

Ia mengakui bahwa laga seperti ini, antara dua striker kelas atas, akan menjadi tak tertebak. Tetapi, ia meyakini satu hal – sebuah akhir yang eksplosif.

“Sebuah KO dan submission akan selalu ada di sana jika anda berada di posisi yang tepat – itu sudah jelas.”

“Saya rasa itu akan berakhir dengan sebuah KO.”

Aspek terakhir dari laga ini yang diyakini pria Filipina ini sebagai keunggulannya adalah bahwa itu akan berlangsung di ibukota negara kelahirannya.

Alvarez akan memasuki sarang harimau di Manila, karena hampir seluruh penonton tuan rumah di Mall Of Asia Arena akan bersorak bagi salah satu pahlawan olahraga tercinta di negara mereka.

Dukungan dari para penggemar akan memberi “Landslide” sebuah dorongan luar biasa, dimana ia meyakini itu akan menjadikannya seorang pemenang pada tanggal 2 Agustus nanti.

“Menjalani laga ini di sini, di Filipina, memberi saya keyakinan,” tambahnya.

“Itu adalah yang memberi saya keyakinan untuk menghadapinya dalam laga ini – persiapan saya dan para penonton.”

Selengkapnya di Berita

5023 scaled
Alexis Nicolas Regian Eersel ONE Fight Night 25 46 scaled
88410 scaled
Roman Kryklia Alex Roberts ONE Fight Night 17 58 scaled
Seksan Or Kwanmuang River Daz ONE Friday Fights 46 52 scaled
Rodtang Jitmuangnon Takeru Segawa ONE 172 12 scaled
Nabil Anane Superlek Kiatmoo9 ONE 172 40 scaled
Rodtang Jitmuangnon ONE 172 4 scaled
Rodtang and Takeru face off for ONE 172 at Sataima Super Arena in Japan scaled
Takeru Segawa Thant Zin ONE Friday Fights 81 49 scaled
Rodtang Jitmuangnon Jacob Smith ONE 169 11 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 84 scaled