Ennahachi Berniat Mendikte Laga Saat Pertahankan Gelar Dari Superlek

Ilias Ennahachi DREAMS OF GOLD ADUX IMGL6641

Ilias “Tweety” Ennahachi percaya jika bagian terberat dari perjalanannya di ONE Super Series baru saja dimulai.

Bagi sang Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing, tetap berada di puncak lebih sulit dibandingkan saat mencapainya. Untuk tetap berada di puncak, ia akan menghadapi “The Kicking Machine” Superlek Kiatmoo9 di ONE: FISTS OF FURY pada Jumat, 26 Februari.

Itu merupakan laga kedua bagi sang Juara Dunia dalam mempertahankan sabuk emasnya.

“Anda bisa menunjukkan pada orang-orang bahwa Anda adalah juara sejati ketika tetap menjadi juara, mempertahankannya, dan terus berada di atas,” tutur Ennahachi jelang laga utama di Singapore Indoor Stadium.

“Setiap kali saya bertarung untuk perebutan gelar dan mempertahankannya, saya bisa menunjukkan pada orang-orang bahwa saya masih yang nomor satu.”

Laga Pertahanan Gelar perdana bagi atlet asal Belanda-Maroko tersebut terjadi dalam laga trilogi menghadapi “Metal Storm” Wang Wenfeng di ONE: AGE OF DRAGONS. Ia memenuhi mimpinya dengan menaklukan sang rival dari Tiongkok. Namun, kemenangan tipis tersebut juga lah yang membuatnya semakin lapar. 

Para fan mungkin beranggapan jika performa atlet asal Utrecht ini telah maksimal selama lima ronde, namun ia merasa bisa menampilkan yang lebih baik.

“Pertarungan terakhir bukanlah laga terbaik saya, tapi saya meraih kemenangan dan itulah yang terpenting,” urai Ennahachi.

“Mungkin itu lebih baik bagi saya [dengan tidak menampilkan performa terbaik] karena dua hari setelahnya, saya berada di gym dan berlatih lebih keras karena tidak ingin [menampilkan performa] seperti itu lagi.”



Rival selanjutnya yang akan mencoba merebut sabuk emas Ennahachi merupakan seorang striker kelas atas, tetapi masih hijau dalam dunia kickboxing jika dibandingkan dengan sang juara bertahan. 

Superlek adalah seorang Juara Dunia Lumpinee Stadium Muay Thai dua kali yang telah mencatatkan rekor 4-0 di ONE Super Series, termasuk sebuah kemenangan bergengsi dalam laga kickboxing perdananya.

Ennahachi jelas memiliki keunggulan dari segi pengalaman dibandingkan sang bintang Thailand, dan hal itu ia percaya akan memberinya keuntungan dari segi keterampilan. 

“Saya rasa dalam Dutch kickboxing, kami lebih komplet,” tutur pria berusia 24 tahun ini.

“Saya rasa petarung Muay Thai lebih terfokus pada tendangan, tapi kami lebih lengkap dengan tendangan, serangan lutut, dan pukulan. Saat petarung Muay Thai bertarung dalam kickboxing, mereka harus memukul lagi.”

Ilias Ennahachi defeats Wang Wenfeng at ONE AGE OF DRAGONS DA 6095.jpg

Meski sedikit tahu tentang Superlek – seorang petarung nak muay elite dari Thailand – Ennahachi tidak memiliki pandangan spesifik terkait lawannya.

Karena hal itu, ia ingin mendikte laga agar duel nanti berjalan sesuai ritmenya. Pada akhirnya, ia ingin menerapkan game plan sendiri dan melakukan penyesuaian sepanjang laga jika diperlukan.

“Saya telah melihat salah satu laga Superlek. Dia petarung hebat – ONE Championship hanya memiliki petarung-petarung hebat,” ucap Ennahachi.

“Tapi saya tidak terfokus pada dirinya. Saya berfokus pada diri sendiri. Pada hari pertandingan, Anda bisa melihat apakah lawan saya petarung yang sangat bagus atau tidak.

“Setiap orang memiliki kelemahan, tetapi saya bertarung dengan gaya sendiri. Saya memiliki gaya tersendiri, dan saat bertarung, saya bisa berganti gaya tanding.”

Dutch-Moroccan fighter Ilias Ennahachi kicks Petchdam Petchyindee Academy

Kombinasi berbagai elemen striking yang dimiliki Ennahachi telah membawanya pada rekor profesional 36-3.

Para atlet Muay Thai dan kickboxing cukup kesulitan untuk membaca gaya bertandingnya. Ia pun percaya jika kecerdasan bertanding (fight IQ) adalah salah satu aset terbesarnya.

“Saya rasa gaya saya mirip dengan petarung karate. Saya senang bergerak, tetapi juga bisa bergerak maju dan bertarung,” ungkap atlet yang mewakili Maroko dan Belanda ini.

“Saya punya tinju, dan saya tidak harus menyerang hanya dengan tendangan. Perbedaannya adalah saya bertarung dengan kepala saya. Saya banyak berpikir saat bertarung.”

The Netherlands' Ilias Ennahachi cracks Thai hero Petchdam with a left

Ennahachi tentu harus dalam kondisi tajam untuk mengakali petarung berpengalaman seperti Superlek. Namun seperti yang ia tunjukkan saat menang lewat knockout atas Petchdam “The Baby Shark” Petchyindee Academy ketika meraih gelar Juara Dunia, ia menyimpan senjata yang lebih dari yang terlihat.

Jika bisa kembali menunjukkan performa yang sama, maka “Tweety” bisa terus berada di puncak, dan siap menghadapi tantangan selanjutnya – termasuk tantangan dari Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon, yang juga dijadwalkan tanding di ONE: FISTS OF FURY.

“Saya telah berlatih keras untuk laga ini, tiga kali setiap hari, dan saya bisa melihat diri saya pulang ke negara, keluarga, dan tim saya dengan membawa sabuk,” ucap Ennahachi.

“Superlek adalah laga yang sangat penting bagi saya. Setiap laga sangat penting jadi saya bisa tetap menjadi yang nomor satu dan menanti siapa selanjutnya bagi saya.

“Banyak petarung yang ingin bertarung dengan saya karena saya adalah juara. Ini hal yang wajar. Jika Rodtang ingin bertarung dengan saya, ayo. Dia bisa dikalahkan, tapi saya siap untuk siapapun petarung yang ONE Championship berikan pada saya.”

Ilias Ennahachi holds the ONE Flyweight Kickboxing World Title belt

Baca juga: Sisi Lain Dari Superstar Kickboxing Ilias Ennahachi

Selengkapnya di Berita

Yodlekpet ONE Friday Fights 85
Yodlekpet Or Atchariya Komawut FA Group ONE Friday Fights 68 46
ChristianLee AlibegRasulov 1200X800
Kade Ruotolo Blake Cooper ONE 167 72
Muangthai and Kongsuk
Rodtang Jitmuangnon Jacob Smith ONE157 1920X1280 28
Oumar Kane Marcus Almeida ONE Fight Night 13 63
Kongsuk Fairtex Yodlekpet Or Atchariya ONE Friday Fights 77 33
Jackie Buntan Martine Michieletto ONE Fight Night 20 28
Tawanchai PK Saenchai Superbon Singha Mawynn ONE Friday Fights 46 65 scaled
Superlek Kiatmoo9 Panpayak Jitmuangnon ONE 164 1920X1280 36
Panrit and Superball