Ev Ting Mengaku Lega Setelah Laga Mengejutkan Di Malaysia

Ev Ting ASH D4X_5324

Apa pun itu, Ev “E.T.” Ting vs. Daichi Abe adalah laga paling menegangkan di ONE: MASTERS OF DESTINY.

Laga ini mungkin tak memiliki kesempurnaan teknik striking seperti Petrosyan vs. Petchmorakot dan penampilan grappling seperti Nicolini vs. Lee, namun tak ada yang dapat mengalahkan ketegangannya.

Kedua atlet ini terkena knockdown sebelum bintang Malaysia itu mengamankan submission pada ronde kedua untuk meraih kemenangan di Axiata Arena, Kuala Lumpur, pada Jumat, 12 Juli lalu.

Para penggemar tuan rumah sempat tertegun saat pahlawan mereka terpaksa berjuang untuk bangkit dari kekalahan, namun Ting mengatakan bahwa ia tak terlalu terluka seperti yang mereka duga.

Faktanya, saat ia berada di atas kanvas, semangatnya menjadi lebih kuat dan menjadikan laga ini semakin memanas.

“Ia mengenai saya beberapa kali saat saya bergerak, maka saya mungkin kehilangan keseimbangan dan terlihat lebih dramatis dari yang sebenarnya. ONE itu selalu membawa penonton naik-turun, betul?” tawanya.

“Game plan itu adalah untuk memadukannya demi membawa lawan saya ke ranah yang tidak familiar, tetapi Daichi menggunakan kemampuan striking-nya di awal untuk mengendalikan. [Saat ia menjatuhkan saya], saya tahu bahwa saya tak dapat berhenti bergerak, atau wasit akan menghentikan laga. Maka itu, saya tetap bergerak maju, sepenuhnya.”

Ev Ting DC 8809.jpg

“E.T.” meyakini bahwa pertempuran antara dua gaya bertarung itulah yang membantu laga ini menjadi sangat eksplosif dan menarik, karena ia terpaksa bereaksi atas agresi dan kekuatan pukulan rivalnya.

Ia juga mengakui bahwa laga ini dapat berakhir bagi siapa pun – dan itu nampak seperti atlet Jepang ini akan mendapatkan kemenangan cepat setelah kesuksesannya di awal. Itulah saat atlet yang berlatih di Auckland MMA ini menemukan sasaran untuk pukulan kuatnya dari sisi kanan pada pertengahan ronde pertama.

Setidaknya, segalanya nampak seperti itu sesaat sebelum Abe segera memulihkan diri dan mencetak sebuah knockdown cepat lainnya saat Ting mengincar penyelesaian, yang ia akui sebagai sebuah kesalahan.

“Overhand yang tak seimbang itu mengejutkan dirinya. Namun, saya tak mampu mendaratkan serangan lanjutan untuk menjatuhkannya,” ia berkata.

“Saya dapat saja merapikan permainan saya lebih cepat. Namun, saya terbawa dengan keinginan menghibur para penonton. Saya tak terlalu yakin bahwa overhand saya akan berhasil, namun saya senang dapat beradaptasi.”

Ev Ting DC 8517.jpg

Segala sesuatu berubah pada ronde kedua, berkat beberapa saran yang tepat dari tim pojoknya.

Dengan kepala dingin, atlet lightweight berusia 28 tahun itu tetap aman dan mendaratkan dengan akurasi lebih baik.

“Tujuan utama di sana adalah merapikan striking, tetap menaikkan pertahanan saya, melontarkan straight dan menjadi lebih terkalkulasi,” ungkapnya.

“Namun, jiu-jitsu benar-benar menyelamatkan nyawa. Saya belum menunjukkan permainan ofensif ground saya, namun akan ada lebih banyak lagi korban ke depannya.”

Setelah ronde dimulai, teknik tinju Ting hanyalah menjadi awalan bagi dominasinya dalam grappling. Daripada mengincar KO, ia senang untuk dapat mengikuti Abe ke atas kanvas dan bekerja dari situ.

Ev Ting YK4_1473.jpg

Urutan penyelesaian itu tiba saat perwakilan HMC Japan ini mencoba melepaskan diri dari ground-and-pound rivalnya, namun itu hanya dapat mencapai lututnya sebelum ia tertangkap dalam rear-naked choke dan terpaksa tap-out 16 detik sebelum ronde berakhir.

Ting berdiri dan menerima sorakan dari para penonton di Malaysia, dan walau ia berkata dirinya yakin dapat menang, ia menyadari seberapa senang dirinya bertahan dari laga berat yang telah berakhir itu.

“[Saya merasakan] kelegaan besar, namun saya meyakini [saya akan menang] sebelum semua orang melihat itu,” katanya.

“E.T.” lalu berlari ke pojokannya, dimana ia bercanda bahwa ia tak akan “memberi mereka serangan jantung lagi” sebelum ia berterima kasih pada para penggemarnya dalam wawancara setelah laga yang emosional di dalam ring.

Ting masih tak terkalahkan di Kuala Lumpur, namun ia terakhir berlaga di hadapan kompatriotnya itu dua tahun yang lalu, dan ia sangat senang memperpanjang catatan rekornya di sana.

Ev Ting YK4_1504.jpg

“Memiliki catatan rekor 10-0 di KL sangat berarti bagi saya. Saya lebih baik memiliki perasaan ini daripada 1 juta dolar AS dalam bank korporat digital,” katanya.

Kini, setelah kembali di jalur kemenangan, Ting mengincar puncak divisinya sekali lagi.

Walau ia dua kali kalah sebelum ini, tak ada yang memalukan untuk menderita kekalahan submission dari mantan Juara Dunia ONE Lightweight Shinya “Tobikan Judan” Aoki, dan sebuah KO cepat di tangan finalis ONE Lightweight World Grand Prix Saygid “Dagi” Guseyn Arslanaliev.

“E.T.” meyakini bahwa kemenangan ini dapat mengingatkan pada dunia bahwa ia memiliki hati dan keteguhan untuk mengatasi kesulitan besar, dan kemampuan untuk menghentikan lawan-lawan terberat. Itulah mengapa ia mengincar sang Juara Dunia divisinya.

“Semua orang mengincar Christian Lee, dan sayalah ‘Ev’ di ‘everyone’ [semua orang],” tegasnya.

“Saya sempat kalah, tapi belum selesai – tetaplah meremehkan perut saya!”

Selengkapnya di Berita

Yodlekpet ONE Friday Fights 85
Yodlekpet Or Atchariya Komawut FA Group ONE Friday Fights 68 46
ChristianLee AlibegRasulov 1200X800
Kade Ruotolo Blake Cooper ONE 167 72
Muangthai and Kongsuk
Rodtang Jitmuangnon Jacob Smith ONE157 1920X1280 28
Oumar Kane Marcus Almeida ONE Fight Night 13 63
Kongsuk Fairtex Yodlekpet Or Atchariya ONE Friday Fights 77 33
Jackie Buntan Martine Michieletto ONE Fight Night 20 28
Tawanchai PK Saenchai Superbon Singha Mawynn ONE Friday Fights 46 65 scaled
Superlek Kiatmoo9 Panpayak Jitmuangnon ONE 164 1920X1280 36
Panrit and Superball