Geje Eustaquio Berhadap Dapat Membalas Kekalahan KO Pertamanya
Mantan Juara Dunia ONE Flyweight Geje “Gravity” Eustaquio mengakhiri tahun 2019 dengan penebusan atas kekalahannya melalui sebuah kemenangan KO spektakuler.
Kini, dengan kembalinya rangkaian aksi dari ONE Championship, Eustaquio berharap dapat meraih hasil yang sama seperti dalam laga terakhirnya.
November silam, di ajang ONE: MASTERS OF FATE, atlet Filipina ini berhadapan dengan rival lamanya Toni “Dynamite” Tauru yang sempat mengalahkannya melalui kuncian rear-naked choke tiga tahun lalu.
Malam itu di Manila, mantan penguasa divisi flyweight ini memperlihatkan kemajuan yang signifikan.
Atlet veteran Team Lakay ini berkutat dengan grappler Finlandia tersebut di ranah ground, unggul dalam duel striking saat laga berlanjut, sampai akhirnya sebuah tendangan memutar dengan punggung kaki, atau spinning back kick, dari Geje mendarat tepat ke arah hati Tauru, yang memberi kemenangan KO bagi “Gravity” pada ronde ketiga.
- Geje Eustaquio Melihat Kembali KO Dramatis Di Manila
- Team Lakay Bayangkan Diri Mereka Sebagai Atlet Wanita
- Hari Sepeda Dunia: Atlet ONE Pamerkan Tunggangan Mereka
Bagi Geje, momen itu tak dapat dilupakan.
“Saya tak dapat menguasai diri karena tahun 2019 bagi saya itu naik-turun, [maka saya merasa] sangat baik untuk dapat menutup 2019 dengan KO,” kenang atlet asal Baguio tersebut.
“Saya masih mengingat bahwa kemampuan jiu-jitsu saya tidak terlalu baik [saat pertama kali melawan Tauru]. Namun seiring berjalannya waktu, seperti yang selalu dikatakan di sasana, ‘Kita berkembang setiap hari, sebanyak mungkin’. Selalu ada perkembangan setiap kali saya berlatih, jadi saya sangat senang dapat membalaskan kekalahan.”
Kemenangan impresif itu juga semakin memantapkan status Geje sebagai “Raja Pertandingan Ulang,” atau “The Rematch King.”
Selain Tauru, ia juga telah memenangkan laga sekuel melawan beberapa kesatria lain seperti Juara Dunia ONE Flyweight Adriano “Mikinho” Moraes, Kairat “The Kazakh” Akhmetov dan Anatpong “Mak Mak” Bunrad.
Dan, jika atlet berlatar belakang wushu ini kembali mendapatkan kesempatan itu, ia akan cenderung memilih Yuya “Little Piranha” Wakamatsu dalam laga ulang lain kedepannya.
Alasan Geje cukup sederhana.
“Dia adalah satu-satunya atlet yang memukul KO saya, dan saya kira saya juga bisa membuatnya KO,” tegasnya.
“Little Piranha” – yang kini berada pada peringkat keempat teratas divisi flyweight – beradu jual beli serangan dengan “Gravity” di ajang ONE: DAWN OF HEROES pada bulan Agustus 2019 dan mencetak KO dengan pukulan cross kanan keras ke arah Geje dalam waktu kurang dari dua menit.
Itu adalah pertama kalinya atlet asal Baguio ini mengalami kekalahan KO setelah sembilan tahun karier profesionalnya dalam bela diri campuran.
Geje jelas menghormati bintang Jepang tersebut, namun ia juga yakin dapat meningkatkan reputasinya dan bahkan menyeimbangkan kedudukan jika diberi kesempatan.
“Gaya bertanding Yuya itu seperti, ‘Menunggu peluang KO, menunggu peluang KO’. Kurang lebih seperti itu,” ungkap Geje.
“Mungkin, jika kami berdua dapat bertanding kembali, saya akan menekannya, mendikte ritme laga, dan kita akan melihat siapa yang dapat meraih KO.”
Pada akhirnya, sebuah laga kedua antara “Gravity” dan “Little Piranha” berada di tangan penata tanding ONE, dimana Geje tak akan bermasalah jika harus menghadapi atlet lain dalam laga berikut.
Namun jika diberikan kesempatan untuk bertanding kembali melawan Wakamatsu, Geje akan mempersiapkan segalanya untuk membuktikan kembali julukannya: “The Rematch King”.
Baca juga: Kisah Lain Di Balik Team Lakay