Giorgio Petrosyan Berbagi Tentang Tahun 2019 Dan Rencana Untuk 2020

Giorgio Petrosyan menyandang sabuk Juara World Grand Prix.

Giorgio “The Doctor” Petrosyan menjalani tahun yang fenomenal, bahkan jika diukur dengan standar pribadinya sendiri yang sangat tinggi, dan tidak ada indikasi bahwa ia akan bersantai.

Atlet Armenia-Italia itu meraih tiga kemenangan beruntun melawan atlet elit demi gelar KejuaraanONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix dan hadiah uang terbesar dalam sejarah olahraganya.

“Ini adalah perjalanan yang luar biasa. 2019 menjadi tahun yang sangat penting bagi saya,” kata atlet berusia 34 tahun ini.

“Awal tahun ini, saya menetapkan target untuk memenangkan turnamen terpenting di dunia, dan saya melakukannya.”

“Seluruh laga itu sangat sulit dan menantang, namun pada akhirnya, itu memberi perasaan yang tak dapat saya lukiskan.”



Giorgio pertama kali berlaga bagi “The Home Of Martial Arts” di bulan Mei, dan harus menerima hasil No Contest saat melawan Petchmorakot Petchyindee Academy dalam babak perempat final di Singapura.

Dua bulan kemudian, keduanya kembali berlaga dalam sebuah pertandingan ulang di Kuala Lumpur, Malaysia untuk memutuskan sang pemenang. Warga Milan ini mengalahkan bintang Thailand tersebut melalui sebuah keputusan mutlak untuk memastikan tempat di babak semifinal melawan “Smokin” Jo Nattawut.

“The Doctor” harus segera bersiap kembali untuk tampil di dalam ring hanya satu bulan berselang dari kemenangannya di Bangkok, Thailand. Terlepas dari seluruh faktor tersebut, ia mampu mencetak sorotan besar yang membakar semangat para penggemar di seluruh dunia.

Ia melumpuhkan Jo dengan sebuah pukulan cross kiri yang sempurna untuk meraih kemenangan KO pada ronde pertama dan maju ke babak Final Kejuaraan ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix melawan Samy “AK47” Sana dalam ajang ONE: CENTURY PART II di Tokyo, Japan.

Samy juga tak terkalahkan dan berada dalam kondisi sempurna sebelum puncak turnamen ini di bulan Oktober, namun Giorgio mampu membuktikan diri dengan mengalahkan atlet Perancis ini sesuai julukannya – melalui serangan teknis yang sempurna – untuk merebut sabuk perak dan hadiah satu juta dolar AS itu.

Namun, bagi Giorgio, yang terpenting dan paling memuaskan adalah kaliber dari lawan yang ditaklukkannya, jika dibandingkan dengan penghargaan yang ia terima.

“Ini telah menjadi musim yang menantang, penuh laga besar. Tentunya, Petchmorakot, [Jo] Nattawut dan [Samy] Sana adalah yang paling menarik. Jika saya harus memilih satu momen tersendiri [yang paling menonjol], KO atas Jo Nattawut itulah yang terbesar,” sebutnya.

“Format turnamen ini sangat menantang. Anda tak dapat melewatkan latihan dan konsentrasi anda tiap harinya. Bahkan saat anda menang, anda harus segera memikirkan lawan anda berikutnya. Itu sangat intens, namun juga sangat menarik dan memiliki kepuasan tersendiri.”

“[Merebut gelar Juara World Grand Prix] adalah momen yang emosional. Saat mereka mengangkat tangan saya, banyak gambaran yang masuk ke pikiran saya – seperti seluruh pengorbanan [yang saya lakukan] sejak kecil, saya hanyalah seorang anak yang ingin menjadi bintang berikutnya dalam dunia kickboxing. saya sekali lagi membuktikan diri sebagai seorang atlet.”

Italian kickboxer Giorgio Petrosyan takes out France's Samy Sana in October 2019

Dengan memenangkan turnamen tersebut, Giorgio memastikan statusnya sebagai kickboxer terbaik dalam generasinya — dan mungkin sepanjang masa.

Namun, “The Doctor” belum akan memikirkan warisannya itu. Ia masih terpacu untuk meningkatkan kemampuannya dan hanya mengincar satu langkah ke depan dalam karirnya.

“Saya telah terfokus pada tantangan saya berikutnya,” katanya.

“Saya tidak terbiasa membuat rencana jangka panjang. Tujuan utamanya adalah tetap menjadi yang terbaik dalam divisi saya. Saya tidak keberatan untuk melawan siapapun yang ingin menantang saya. Saya siap menghadapi siapapun lawan saya.”

“Selalu ada tempat untuk bertumbuh dan menjadi lebih baik. Saya tidak ingin membatasi bakat saya. Saya akan mencoba belajar sebanyak mungkin yang saya bisa, bereksperimen di dalam sasana dan beradaptasi dengan tubuh saya.”

Italy's Giorgio Petrosyan connects with a jab on Jo Nattawut in Bangkok

Terlepas dari kompetisi melawan atlet terbaik dunia dan mempertajam kemampuannya, “The Doctor” juga memiliki satu tujuan lainnya di tahun yang baru — dan termasuk membawa ONE Championship ke dalam teritorial baru.

Giorgio adalah seorang pahlawan di tanah air keduanya, Italia, dan ia mau menerima kehormatan untuk membawa organisasi bela diri terbesar di dunia ini ke dalam negara tersebut dan menggemparkan para fan di sana.

“Tentunya, Italia adalah mimpi saya. Ini akan sangat sukses. Dalam hal pengalaman [yang diperoleh dalam tiap ajang] dan tingkatan atlet yang ada, ONE mewakili yang terbaik, dan para penggemar di Italia akan menyukainya,” sebutnya.

“Itu akan menjadi tahun yang menarik dengan berbagai tantangan baru. Saya siap, dan saya tidak sabar menunggu musim pertandingan yang baru.”

“Saya mengucapkan selamat Hari Natal dan Tahun Baru bagi semuanya, dan sampai jumpa di tahun 2020 untuk musim yang baru dan menarik!”

Baca Juga: 5 Penampilan ONE Super Series Terbaik Di Kuartal Keempat 2019

Bersiaplah untuk gelaran perdana ONE Championship di tahun 2020, ONE: A NEW TOMORROW!

Selengkapnya di Kickboxing

Yuki Yoza 2
5234 scaled
5023 scaled
Carlo Bumina ang Mauro Mastromarini ONE Fight Night 30 40 scaled
Alexis Nicolas Regian Eersel ONE Fight Night 25 46 scaled
88410 scaled
Seksan Or Kwanmuang River Daz ONE Friday Fights 46 52 scaled
Rodtang Jitmuangnon Takeru Segawa ONE 172 12 scaled
Masaaki Noiri Tawanchai PK Saenchai ONE 172 90 scaled
Rodtang Jitmuangnon ONE 172 4 scaled
Rodtang and Takeru face off for ONE 172 at Sataima Super Arena in Japan scaled
Takeru Segawa Thant Zin ONE Friday Fights 81 49 scaled