Grappler Maira Mazar Tak Gentar Adu Striking Dengan Bintang Muay Thai Olsim
Maira Mazar tidak mendapatkan awalan yang mulus di ONE Championship, namun atlet Brasil ini segera mengubah nasibnya November silam lewat kemenangan TKO atas Choi Jeong Yun.
Saat ini, ia akan mengulangi rivalitas antara Evolve-Team Lakay dan membidik perjalanannya untuk mendaki daftar Peringkat Resmi Atlet ONE.
Pada Jumat, 19 Maret nanti, penantang peringkat kelima divisi strawweight ini akan menghadapi atlet Filipina Jenelyn Olsim di ajang ONE: FISTS OF FURY III, yang sebelumnya direkam di Singapore Indoor Stadium.
Mazar memang belum pernah menghadapi striker kelas dunia seperti Olsim, yang adalah Juara Muay Thai Filipina. Namun, atlet unggulan Evolve itu melihat laga ini sebagai ajang pembuktian kemampuan bela diri campurannya yang telah berkembang pesat.
“[Kami telah] banyak berlatih kickboxing dan tinju, jadi saya lebih memilih untuk menghadapi striker agar dapat menunjukkan permainan saya lebih lagi,” ungkap atlet Brasil yang menetap di Singapura ini.
Sementara itu, Olsim kerap membuat lawannya kewalahan lewat serangan tanpa henti. Ini berarti Mazar harus menutup jarak dan peluang serangan dari striker Filipina tersebut.
“Saya melihat lawannya memberi ruang bagi dirinya menerapkan permainannya. Ia sangat agresif,” ungkap Mazar. “Namun saya tak ingin memberikannya kesempatan yang sama. Saya harus lebih agresif, karena dia bermain dengan baik saat mendapatkan ruang.”
- Alma Juniku Ingin ‘Buktikan Banyak Hal’ Pada Janet Todd
- Jackie Buntan Setelah Wondergirl: ‘Mereka Tahu Siapa Saya Sekarang’
- Victoria Lee: Menang Di Debut MMA Adalah ‘Kelegaan Besar’
Jika laga itu tetap berlangsung dalam pertarungan jarak, Mazar percaya keunggulan tinggi badan 4 sentimeter yang dimilikinya akan memberikan keunggulan atas bintang baru asal Team Lakay tersebut. Tentu saja, mantan jurnalis berita ini siap jika nantinya laga berlangsung di ranah ground.
“Saya dapat menggunakan serangan balik lebih baik karena dia sedikit lebih pendek dari saya. Saya gemar menyarangkan serangan balik, namun saat lawan bertubuh tinggi, akan lebih sulit untuk melakukan serangan balik,” jelas atlet Brasil ini.
“Jika ini berlangsung di ground, itu juga tidak apa. Namun kami harus merasakan terlebih dahulu ke mana arah pertandingan akan berjalan.
“Kami banyak berlatih ground-and-pound dengan boneka, dan kendali permainan ground saya lebih baik – jadi saya kira inilah poin kuat saya untuk laga ini.”
Pada akhirnya, atlet Brasil ini akan menggunakan kekuatannya untuk mengincar penyelesaian – tidak peduli di mana laga ini akan berakhir.
“Saya ingin mencetak sebuah KO atau ground-and-pound [TKO] di atas kanvas pada ronde kedua,” tambahnya.
Jika perwakilan Evolve ini mencetak kemenangan keduanya di ONE, dia tidak hanya dapat mengamankan posisi lima besar divisi strawweight, namun ia mungkin saja dia juga mendapat laga ulang melawan penantang peringkat keempat Ayaka Miura, yang memberinya kekalahan dalam debutnya. Jika tidak, atlet Brasil ini akan ingin menghadapi atlet elit lainnya di divisi ini.
Bagi Mazar, kesempatan itu akan menjadi langkah sempurna demi mendaki tangga menuju puncak – yang ia harapkan dapat berjalan dengan cepat.
“Saya berusia 35 tahun. Saya tak memiliki waktu untuk kalah dan belajar, lalu kalah dan belajar lagi. Saya harus melaju secepatnya karena saya tak memiliki waktu seperti atlet wanita lainnya,” katanya.
“Saya telah melakukan hal ini sepanjang hidup saya, sebelum datang ke ONE Championship dan Evolve. Saya tak memiliki banyak peluang bagus di Brasil. Inilah waktunya untuk [meraih] mimpi saya, dan menunjukan kepada dunia serta orang-orang bahwa impian besar dapat menjadi kenyataan jika kita bekerja keras dan tetap percaya.”
“Saya ada di sini, di Singapura, tinggal dan berlatih di salah satu sasana terbaik dunia dengan salah satu tim terbaik di dunia. Dan ONE Championship adalah salah satu organisasi terbaik di dunia. Jadi, mengapa saya tidak bisa menjadi seorang Juara Dunia juga?”
🎥 TRIFECTA: Did Maira Mazar 🇧🇷 take home the win or did Choi Jeong Yun 🇰🇷 come through in the first fight of ONE: INSIDE THE MATRIV IV? Watch and find out! #InsideTheMatrix4
Posted by ONE Championship on Friday, November 20, 2020
Saat berbicara mengenai tujuan terbesarnya, Mazar tak hanya ingin menjadi Juara Dunia ONE agar dapat sekedar mengenakan sabuk emas. Meraih puncak dari disiplin bela diri campuran juga sama artinya dengan menunjukkan bahwa perjuangan dan kerja kerasnya memang sepadan.
“Tentu saja, sabuk [Juara Dunia] itu sangat indah. Saya menginginkan sabuk ini. Namun bukan itu maksudnya,” tegasnya.
“Hal terpenting adalah untuk membuktikan kepada diri saya, keluarga dan mereka yang bekerja keras bersama saya – karena banyak orang yang telah membantu saya di Singapura – bahwa kita dapat melakukan ini.”
Baca juga: Inilah Para Petarung Wanita Di ONE Atomweight World Grand Prix