Hadapi Idola, Sunisa Srisen Siap Kejutkan Stamp Fairtex
Sunisa “Thunderstorm” Srisen mengerti bahwa laganya pada 31 Juli bisa menjadi sebuah terobosan dalam kariernya.
Malam itu di Bangkok, Thailand, remaja yang belum mengenal kekalahan ini akan melakoni debut dalam ajang ONE: NO SURRENDER dengan menghadapi pemegang sabuk Juara Dunia ONE Atomweight Muay Thai, Stamp Fairtex, dalam sebuah laga seni bela diri campuran.
“Ini seperti mimpi yang menjadi nyata bagi saya untuk bisa berkesempatan bertanding di ONE Championship,” ungkap atlet berusia 19 tahun tersebut.
“Saya selalu bermimpi untuk bertarung di panggung global. Saya telah menyaksikan banyak atlet berlaga di ONE selama bertahun-tahun, dan sekarang tiba giliran saya. Hal itu mendorong saya untuk berlatih lebih keras setiap hari.”
Tak diragukan lagi, Srisen memang layak mendapat kesempatan untuk bertanding dalam pentas global.
Pada 2016, atlet asal Chonburi, Thailand, ini menjalani debut seni bela diri campuran dalam sebuah organisasi bernama Full Metal Dojo dengan menghadapi atlet veteran ONE Audreylaura “Ice Comet” Boniface. Kala itu, ia meraih kemenangan lewat TKO pada ronde kedua.
Ia melanjutkan tren positifnya lewat penampilan dominan dalam dua laga berikutnya – menang lewat kuncian rear-naked choke atas Wilasinee “Infinity” Komhom pada Februari 2017 dan menang lewat TKO atas Phunsasorn “Koy” Thanuthong sembilan bulan kemudian.
- Rodtang Menjadi Mentor Bagi Adik Stamp Dalam Muay Thai
- Stamp Akan Tampil Kembali, Kartu Pertandingan Final Di ONE: NO SURRENDER
- Rodtang Harapkan Laga Keras Melawan Petchdam: ‘Kita Harus Tampilkan Yang Terbaik’
Demi menjaga rekor tak terkalahkannya, “Thunderstorm” baru-baru ini pergi ke ibu kota Thailand untuk berlatih di Mister Kok Gym. Di sana, ia tengah mempertajam teknik-teknik bela dirinya dengan harapan bisa memberi kekalahan bagi salah satu atlet idolanya.
“Saya berada di Bangkok saat ini sebagai persiapan untuk laga ini, dan bisa dibilang saya siap secara fisik dan mental. 100 persen,” urainya.
“Saya sangat bersemangat untuk bertanding melawan Stamp Fairtex. Dia adalah salah satu idola saya dalam olahraga ini. Saya rasa dia adalah paket lengkap. Dia memiliki penampilan [yang menarik], karisma, dan kemampuan. Bisa berhadapan dengannya di atas ring adalah sebuah kesempatan dan pengalaman besar bagi saya.”
Namun tentu saja, bisa mengalahkan Stamp tak semudah membalikkan telapak tangan.
Superstar ini tengah melanjutkan misinya untuk meraih kejayaan dalam tiga olahraga berbeda – dan sejauh ini, transisinya menuju seni bela diri campuran berlangsung tanpa hambatan.
Menyusul kesuksesannya menang KO dalam 19 detik dalam laga debut di ONE Warrior Series 2 pada Juli 2018, atlet asal Fairtex ini rehat sejenak dari bela diri campuran untuk meraih gelar Juara Dunia ONE Atomweight Kickboxing dan gelar Juara Dunia ONE Atomweight Muay Thai perdana.
Setelah itu, ia kembali ke dalam jalur seni bela diri campuran dan mampu mempertahankan rekor tanpa celanya.
Atlet berusia 22 tahun ini mengalahkan petinju India Asha “Knockout Queen” Roka pada Agustus 2019 lewat kuncian, mengungguli atlet Amerika-Vietnam Bi “Killer Bee” Nguyen selama tiga ronde tiga bulan kemudian, dan menang lewat TKO atas Juara Wushu Dunia asal India Puja “The Cyclone” Tomar pada Januari tahun ini.
Meski tidak memiliki pengalaman setinggi Stamp dan berpostur lebih pendek 2 sentimeter, Srisen mengaku tidak merasa terintimidasi.
“Setiap orang mengatakan bahwa saya tak bisa mengalahkannya, dan saya memakluminya,” tutur atlet asal Mister Kok Gym ini.
“Tapi apakah saya takut? Siapapun yang saya hadapi di ring, akan saya hadapi dengan kemampuan terbaik saya. Setiap pengalaman akan membantu saya menjadi lebih baik. Saya akan mencoba yang terbaik – kalah atau menang. Saya tak khawatir akan hasil akhirnya.”
“Ini tentu saja tidak akan menjadi laga yang mudah bagi saya. Saya telah mempelajari gaya Stamp dengan baik, termasuk aspek striking dan ground. Stamp sangat kuat dan hebat dalam Muay Thai, khususnya dalam melayangkan [serangan] kombinasi. Dia juga lebih tinggi dari saya. Saya tidak berencana untuk menguji kelebihannya. Saya memiliki kelebihan saya sendiri. Saya ingin menguji kemampuan gulatnya.”
Jika mampu memanfaatkan kelebihannya dan memaksimalkan kesempatan yang ada, bisa saja “Thuderstorm” akan memberikan kekalahan perdana bagi Stamp dalam seni bela diri campuran – dan menunjukkan daya dobrak yang selalu ia impikan.
Baca juga: KO Terbaik Dari Bintang Yang Berlaga Di ONE: NO SURRENDER