Haggerty Kenang Aksi Melawan Sam-A, Kandidat ‘Laga Terbaik Tahun Ini’
Di ajang ONE: FOR HONOR, para penggemar bela diri menyaksikan aksi yang dapat menjadi laga terbaik dalam sejarah ONE Super Series, saat Jonathan “The General” Haggerty merebut gelar Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai dari tangan Sam-A Gaiyanghadao.
Pria berusia 22 tahun asal Inggris ini bertukar serangan dengan sang legenda Muay Thai dalam sebuah perseteruan keras yang berlangsung selama lima ronde.
Keduanya mengeluarkan serangan terbaik mereka – termasuk serangan siku memutar, tendangan roundhouse keras, teep ke wajah – namun Haggerty mampu mengendalikan laga dalam menit-menit awal sebelum akhirnuya mencetak dua knockdown pada ronde ketiga dan keempat untuk meraih kemenangan mutlak.
Kini, saat warga London ini memiliki waktu untuk melihat kembali pencapaian luar biasa tersebut, ia mengenang bagaimana dirinya mencetak kejutan besar atas salah satu praktisi legendaris dalam “seni delapan tungkai,” serta menyambut laga pertahanan gelar perdananya melawan pria yang ditantangnya setelah kemenangannya itu – Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon.
ONE Championship: Bagaimana rasanya menjadi Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai setelah mengalahkan seorang legenda?
Jonathan Haggerty: Itu adalah pencapaian yang tak masuk akal – semua orang mengatakan bahwa saya mengalahkan seorang legenda, dan saya baru menyadarinya sekarang.
Saat saya berada di Indonesia, itu tidak terasa, namun sekarang saya telah kembali pada kenyataan, dan saya merasa tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkan saya dalam titik ini di karier saya.
ONE: Apakah game plan anda untuk mengatasi seorang lawan yang luar biasa seperti dirinya?
JH: Pemusatan latihan ini tidak menyebabkan stres, namun itu selalu ada dalam pikiran saya bahwa saya akan menghadapi seorang southpaw, dan saya mengetahui seluruh senjata utamanya.
Saya melakukan sparing dengan Liam Nolan, yang memiliki atribut yang sama seperti Sam-A, namun ia lebih besar dan kuat. Ia memiliki tendangan kiri dan pukulan kiri yang keras. Saya ingin membendung tendangan kiri dan punggung tangannya, utamanya. Serta, yang terbesar adalah melangkah ke sisi kiri saya.
Saya ingin menyerang dan menyarangkan teep di kaki depannya. Saya mengetahui ia telah menjalani 400 pertandingan, namun saya kira saya dapat mempengaruhi pikirannya. Itu adalah atmosfer yang sangat berbeda bagi dirinya – kami menggunakan sarung tangan bela diri campuran dan banyak hal dapat berubah dengan cepat.
Saya juga melayangkan tendangan gunting rendah ke kaki depannya, lalu membawa kaki depan saya mundur untuk mendapatkan kekuatan lebih.
ONE: Anda tidak menyebutkan tinju anda, namun kedua knockdown itu datang dari pukulan kanan – apakah anda mengira anda mengejutkannya dengan itu?
JH: Saya diberitahu bahwa kekuatan di tangan saya cukup menakutkan. Saya dapat bersantai dan menggunakan kaki kiri dan siku kanan saya, namun itu terlihat saat saya menempatkan seluruh pukulan saya, dimana saya dapat menciptakan kerusakan besar.
Saya lupa menyebut, bahwa untuk pemusatan latihan itu, saya melakukan banyak sesi latihan tinju dan mengasah hook kiri bersama pelatih saya, Christian Knowles.
ONE: Sam-A kembali dengan sangat kuat pada ronde keempat. Bagaimana rasanya untuk menerima tendangan dan pukulan keras itu di tubuh anda?
JH: Saat saya memasuki ronde keempat, saya mendengar wasit mengatakan, ‘Ronde keempat!’ Saya berpikir, ‘Benarkah? Ronde keempat? Saya telah memenangkan laga! Yang harus saya lakukan sekarang adalah untuk bertahan dan menjaganya tetap sederhana.’ Saat saya berpikir seperti itu, ia menyerang saya dengan sangat keras.
Saya kira itulah apa yang harus ia lakukan, namun saya tidak gentar. Anda dapat melihat dari wajah saya bahwa saya menikmati itu. Saya malah menantangnya.
Hanya ada satu serangan yang terasa – bukan ke arah tubuh, tetapi itu adalah serangan lutut kirinya. Itulah saat saya berpikir, ‘Ooh, saya harus sedikit mundur dan bernafas di sini!’ Namun tidak ada namanya saya terjatuh karena serangan lutut. Satu-satunya cara ia dapat menghentikan saya adalah jika saya tak sadarkan diri.
ONE: Memasuki ronde terakhir, anda menangkapnya kembali – apakah itu direncanakan?
JH: Jika anda menyaksikan ronde kelima, saya seperti sedikit bertahan. Punggung saya tidak menempel di tali ring – saya mencoba berada di tengah dan tetap tenang – namun saya berpikir ia mungkin akan menyerang kembali, dan saya harus bergerak menghindar, kemudian…
Sebelum laga, ia mengatakan bahwa ia akan menekan saya. Saya tidak ingin mengatakan apapun, karena saat seseorang menekan saya, saya tampil jauh lebih baik.
Saat ia mengatakan itu, seluruh kamp pelatihan saya berpikir, ‘Saya harap ia melakukan itu.’ Saat saya mundur, saya berbahaya. Saya dulu menjadi seorang penyerang balik sampai saya mulai mencetak KO dan berpikir bahwa saya harus maju sekali-kali.
Ia mendaratkan [pukulan] itu pada dirinya sendiri. Tidak ada kekuatan yang terlalu besar, tetapi ia sedang maju dan kelelahan – maka itu, terima kasih banyak, Sam-A!
Jonathan Haggerty has done it! The British phenom shocks Sam-A!
Jonathan Haggerty has done it! The British phenom shocks Sam-A… and calls out another Thai superstar! 👀TV: Check local listings for global broadcast
Posted by ONE Championship on Friday, May 3, 2019
ONE: Apakah anda selalu berencana menantang Rodtang jika tangan anda terangkat?
JH: Sebelum saya bergabung bersama ONE, ia selalu ada dalam pikiran saya. Gayanya sangat sempurna bagi saya.
Saya mungkin salah – saya mungkin masuk ke sana, dan ia mungkin akan sangat mengejutkan dan menghancurkan saya, tetapi semoga tidak. Saya pun tidak mengira ia memiliki kemampuan untuk itu.
Ia adalah lawan yang sempurna bagi saya. Ia tidak seperti Sam-A. Ia menyerang maju, ia memiliki satu dimensi. Ia kuat dan berada di kondisi terbaiknya, namun begitu pula dengan saya. Ia sempurna bagi saya. Saya selalu menginginkannya.
ONE: Ia mengatakan dirinya tidak ‘100 persen yakin’ bahwa ia dapat mengalahkan anda. Apakah gaya agresifnya membuat anda khawatir?
JH: Jika ia berpikir ia dapat menendang rendah dan bertinju dengan saya, ia harus berpikir tentang teep kiri saya – itulah yang dapat saya katakan!
Serta, kemampuan saya memblok serangan sangat tak masuk akal, terutama untuk tendangan rendah. Saya telah berlaga di masa lalu dengan mereka yang memiliki spesialisasi dalam tendangan rendah, dan Rodtang tidak memiliki itu, dan saya telah membendung tiap tendangan rendah. Saya bahkan menyakiti tulang kering mereka.
Dengan Rodtang, segala sesuatunya akan ada di tengah – teep ke wajah, teep ke tubuh. Ia juga kecil. Saya mengetahui bahwa ukuran bukanlah halangan, namun siapapun yang tidak setinggi pundak saya tidak akan dapat mengalahkan saya.
Saya berada di pemusatan latihan – saya selalu berada di pemusatan latihan – maka mari kita lakukan ini.