Hari Ini 4 Tahun Silam: Anthony Engelen Raih Kemenangan Kuncian Cepat
Tepat empat tahun lalu, pada 27 Agustus, Anthony “The Archangel” Engelen mengalahkan Sami “The Wolf” Amin dalam gelaran ONE: TITLES & TITNAS di Jakarta.
Ia hanya membutuhkan 52 detik pada ronde kedua untuk memenangi laga lewat kuncian rear-naked choke.
How tight did Anthony Engelen have that RNC locked in?! 😱
How tight did Anthony Engelen have that RNC locked in?! 😱🗓: Shanghai | 15 June | 5PM | ONE: LEGENDARY QUEST🎟: Get your tickets at 👉 http://bit.ly/onequest19📺: Check local listings for global TV broadcast📱: Watch on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp 👨💻: Prelims LIVE on Facebook | Prelims + 2 Main-Card bouts LIVE on Twitter
Posted by ONE Championship on Wednesday, May 29, 2019
Atlet asal Bali MMA ini mengenang kembali detik demi detik di atas ring saat itu. Anthony bercerita tentang persiapannya untuk laga itu.
“Pertandingan kami saat itu sebenarnya cukup unik karena saya melakukan sebagian besar persiapan saat masih berada di Belanda,” bukanya.
“Saat itu saya berangkat ke Belanda dari Jakarta untuk berada di sana selama tiga atau atau minggu diantara berbagai persiapan. Saya berlatih bersama mantan pelatih Mattain Hill di sasana Tatsujin,” lanjut Anthony.
“Ini sangat unik karena saya belum pernah mempersiapkan pertandingan selama di Belanda. Saya harus menyetir beberapa jam dari rumah untuk berlatih di sasana. Para training partner saya pun berbeda karena saya masih mewakili Tatsujin,” paparnya lagi.
- Anthony Engelen Apresiasi Kembalinya Ajang ONE Championship
- 9 Hal Yang Perlu Diketahui Tentang Anthony Engelen
- 5 Alasan Mengapa Anda Wajib Menyaksikan ONE: A NEW BREED
Selama persiapannya jelang laga, Anthony mengaku berlatih lebih keras dengan menghadapi rekan tanding yang bertubuh lebih besar darinya.
“Hal bagusnya adalah saya bisa berlatih keras setiap saat dengan para lawan yang bertubuh besar selama di sana. Saat akan kembali ke Jakarta kira-kira sepekan sebelum pertandingan, ternyata tiket saya dinaikan secara gratis ke kelas bisnis. Ini sangat menyenangkan!” kata Anthony.
“Nah, saat itu saya harus menjaga berat badan, para staf maskapai Emirates terus memberikan makanan yang luar biasa enak untuk penumpang kelas bisnis. Saya terpaksa menyantap beberapa gigitan saja per porsi makanan dan minum sedikit sekali wine selama penerbangan,” kenangnya.
“Yang terparah adalah ada sajiaan cheese platter yang menghadirkan berbagai keju terbaik dunia, dan saya pun hanya bisa menyantap secuil-secuil saja untuk menjaga berat badan menjelang laga. Lounge di pesawat Airbus itu juga menambah pengalaman jadi sangat menyenangkan sekali,” ungkapnya.
Beberapa menit sebelum laga, “The Archangel” selalu memusatkan dan menjernihkan pikiran, seperti yang biasa ia lakukan.
“Bahkan rasanya saya lebih meningkatkan sesi konsentrasi saat sebelum pertandingan di Jakarta itu,” katanya.
“Saya biasanya sambil mendengarkan musik, menyiapkan semangat, mendengarkan beberapa pesan dari pelatih. Hingga hari ini, sebenarnya laga itu adalah salah satu pertandingan favorit saya,” ungkap Anthony.
“Karena ada jumlah elemen-elemen yang cukup di atas ring dalam pertandingan tersebut. Ada cukup striking dan ground game. Saya pun telah banyak melatih take down untuk laga itu dan menerapkannya dengan penuh di atas Circle,” lanjutnya.
Ia pun menjelaskan jalanya laga divisi featherweight tersebut.
“Beberapa kali saya mengelak dari pukulan Sami dan memberi counter dengan take down. Ada kalanya saya langsung melakukan take down dan melanjutkannya dengan take down lagi,” papar atlet Bali MMA ini.
“Ada beberapa momen saat saya tidak berhasil menekan lawan di posisi bawah, namun saat kami kembali berdiri maka saya langsung mengolah upaya untuk menjatuhkannya lagi. Pertandingan itu sangat menarik dan saya sangat menikmatinya,” sambung atlet yang berangkat dari dispilin BJJ ini.
“Saya menguasai ronde pertama dengan cukup mudah. Pada awal ronde kedua, pada suatu titik saya berhasil menekan lawan ke sisi Circle. Saat lengan saya berhasil menahan Sami di bagian leher, maka saya sudah mulai melancarkan kuncian,” urai Anthony.
“Rasanya setelah saya melingkarkan satu kaki ke sekitar pinggangnya, saat itulah lawan saya melakukan tap untuk submission. Saya bisa saja menyelesaikan choke tersebut tanpa melibatkan kaki karena kuncian saya sudah ketat dan saya terus menyerang dengan pukulan melalui tangan yang satu lagi,” lanjutnya.
Kemenangan tersebut menjadi yang kelima dalam karier profesionalnya, dan yang lebih istimewanya lagi, persiapan jelang laga terbut berjalan singkat. Meski mendapat tawaran laga dua pekan sebelum bertanding, Anthony tak merasa hal tersebut sebagai masalah berarti.
“Pertandingan itu terjadi setelah kekalahan saya melawan Christian Lee. Saya hanya mendapat pemberitahuan dua pekan sebelum laga. Memenangkan sebuah laga setelah kalah dalam laga sebelumnya selalu memberikan perasaan yang baik,” ujar Anthony.
“Di periode itu, banyak hal baik yang sedang terjadi dalam hidup saya. Agaknya tidak lama setelah kemenangan itu, kami membuka sasana Tatsujin di Jakarta. Masa-masa itu termasuk saat-saat yang baik dan saya merasa hidup saya sedang di atas,” lanjutnya.
Setelah melawan Sami Amin, Anthony melanjutkan tren positif dengan menang KO atas AJ Lias “Pyro” Mansor.
“Saat itu, saya dan Amelia Ong juga sudah resmi berhubungan sehingga masa-masa itu benar-benar salah satu yang terbaik dalam hidup saya,” pungkas Anthony.
Baca juga: Hari Ini 4 Tahun Silam: Stefer Rahardian Cetak Dua Kemenangan Dalam Satu Malam