Hexigetu Gunakan Teknik Gulat Untuk Raih Keputusan Terbelah Atas Dejdamrong
“Wolf Of The Grasslands” Hexigetu memberi kejutan dalam laga klasik striker vs. grappler saat ia mengalahkan Dejdamrong Sor Amnuaysirichoke melalui keputusan terbelah di ONE: REIGN OF DYNASTIES.
Hari Jumat, 9 Oktober, atlet Tiongkok ini meraih kemenangan terbesar dalam kariernya melawan mantan Juara Dunia ONE Strawweight dan memperpanjang kemenangan beruntunnya menjadi tiga laga.
Hexigetu 🇨🇳 makes it three wins in a row!
Hexigetu 🇨🇳 makes it three wins in a row, edging former ONE Strawweight World Champion Dejdamrong via split decision! #ReignOfDynasties
Posted by ONE Championship on Friday, October 9, 2020
Sejak awal stanza, Hexigetu – yang dipasangkan dengan seorang legenda Muay Thai – tampil lebih berhati-hati sembari menunggu momen yang tepat untuk menyerang lawan, tetapi setelah beberapa menit, ia pun mulai menyerang dengan pukulan jarak jauh demi mempersiapkan teknik takedown miliknya.
Grappler ini menyeret Dejdamrong ke atas kanvas saat ia menangkis tendangan rendah perwakilan Evolve itu. Dari posisi itu, Hexigetu mengendalikan aksi dari posisi guard, mengalihkan rivalnya menjauhi dinding Circle untuk menciptakan ruang demi pukulan dan serangan siku kerasnya.
Lalu, hanya dengan beberapa detik tersisa pada ronde ini, perwakilan China Top Team itu menyarangkan sebuah kuncian guillotine rapat saat Dejdamrong berusaha kembali berdiri. Nampak bahwa Hexigetu hampir saja meraih kemenangan submission, tetapi bintang Thailand itu berhasil bertahan sampai bel akhir ronde ini berbunyi.
Warga Beijing berusia 35 tahun itu menikmati kesuksesan lebih pada awal stanza kedua, saat ia mendaratkan beberapa pukulan bersih ke wajah Dejdamrong, yang melontarkan beberapa tendangan roundhouse balasan, sebelum mencetak sebuah double-leg takedown yang eksplosif.
Namun, Dejdamrong mampu kembali berdiri dan mencetak tendangan keras lainnya saat ia mengendalikan posisi di tengah Circle. Walau ia terkena sebuah takedown lainnya dengan hanya 90 detik tersisa dalam ronde tersebut, ia mendaratkan serangan paling signifikan dengan rangkaian serangan siku dari belakang.
Sang legenda Thailand itu berlanjut mengincar serangan ke arah rivalnya pada ronde terakhir dan menyerang dengan tendangan rendah, namun Hexigetu mampu menjaga jarak dengan baik dengan footwork-nya dan bergerak masuk-keluar jarak serang untuk mendaratkan pukulannya.
Hanya dengan beberapa detik tersisa, Hexigetu memastikan bahwa lawannya yang berusia 41 tahun itu tidak memiliki kesempatan untuk mencetak KO pada saat-saat terakhir dengan kembali menyarangkan teknik trip takedown dan mengamankan posisi side control.
Saat bel terakhir berbunyi, salah satu juri memberi poin pada Dejdamrong, tetapi dua juri lainnya berpihak pada Hexigetu dan memberinya kemenangan melalui keputusan terbelah, atau split decision, yang membawa rekor profesionalnya menjadi 8-4 dengan tiga kemenangan beruntun.
Baca juga: Roshan Mainam Paksa Liu Peng Shuai Menyerah Di Singapura