Honorio Banario Memiliki ‘Rencana Besar’ Bagi Shinya Aoki
Honorio “The Rock” Banario akan menghadapi lawan favorit tuan rumah dari ke-44 atlet yang akan berlaga dalam ajang bela diri terbesar sepanjang masa.
Pada ajang ONE: CENTURY PART II di Tokyo, atlet asal Filipina ini akan menghadapi legenda Jepang Shinya “Tobikan Judan” Aoki dalam laga co-main event.
Atlet legendaris ini menampilkan kemampuannya dengan dukungan seluruh fans yang berkumpul di Ryogoku Kokugikan pada bulan Maret lalu, saat dirinya tampil hampir sempurna dengan kemenangan submission atas rekan satu tim Honorio, Eduard Folayang, dalam ajang ONE: A NEW ERA.
Perwakilan Evolve ini yakin dirinya akan meraih hasil yang sama melawan perwakilan Team Lakay lainnya di arena yang sama, tetapi “The Rock” juga yakin bahwa ia mampu mengubah jalannya laga.
Kelemahan Shinya adalah para striker yang sangat kuat, dan mantan Juara Dunia ONE Featherweight ini memiliki kekuatan pencetak KO luar biasa dalam pukulannya.
Sebelum menjalani tugas terberat dalam karirnya, atlet berusia 30 tahun dari Benguet ini menjabarkan bagaimana ia telah melakukan persiapan untuk bertahan melawan serangan submission dari “Tobikan Judan,” serta bagaimana ia ingin mencetak kemenangan meyakinkan.
ONE: Championship: Terakhir kali Shinya Aoki tampil di Jepang, ia menaklukkan rekan satu tim anda. Bagaimana ini dapat menjadi motivasi?
Honorio Banario: Ini akan menjadi pertama kalinya saya melawan seorang legenda bernama [Shinya] Aoki. Ia telah menjadi seorang Juara Dunia bahkan sebelum saya mulai berlatih bela diri.
Tampil melawan dirinya sudah menjadi sebuah pencapaian tersendiri bagi saya. Saya sangat termotivasi untuk melakukan semampu saya untuk mengalahkannya, tetapi bukan karena saya ingin membalaskan dendam rekan satu tim saya. Saya ingin menunjukkan bahwa kemampuan saya sebanding dengan seorang legenda seperti [Shinya] Aoki dan dikenal sebagai atlet kelas dunia.
- Danny Kingad Bersyukur Dapat Lolos, Siap Hadapi Demetrious Johnson
- Demetrious Johnson Siap Hadapi ‘The King’ Setelah Manila
- Angela Lee Mencari Penebusan Dalam Laga Melawan Xiong Jing Nan
ONE: Para penonton pasti akan mendukung Shinya habis-habisan, karena ia menjadi tuan rumah. Seberapa banyak faktor pendukung ini akan mempengaruhi anda, terutama saat mereka mendukung lawan?
HB: Di Filipina, para penonton juga mendukung kami dalam laga kami.
Saya mengetahui bahwa ia akan mendapatkan dukungan yang sama dari penonton tuan rumah, maka saya tidak ingin memikirkan itu supaya saya dapat terfokus pada laga saya dan mengeksekusi game plan kami dengan tepat.
Melawan seorang legenda seperti Shinya, saya harus benar-benar sempurna mengeksekusi game plan kami karena ia dikenal dapat menyelesaikan laganya dengan cepat. Kami harus membuatnya memainkan permainan yang kami rancang, bukan sebaliknya.
ONE: Di Filipina, semua suara tersebut memberi anda keyakinan diri. Di sini, suara itu akan mendukung lawan. Dari laga sebelumnya melawan para atlet favorit tuan rumah, apakah itu mempengaruhi anda?
HB: Saat saya melangkah masuk ke dalam Circle, itu tidak terlalu berpengaruh bagi saya. Pengalaman saya selama bertahun-tahun membantu saya menangani hal tersebut, dan itu terasa normal sekarang.
ONE: Apakah anda merasakan tekanan tersendiri menjelang laga ini?
HB: Ada semangat lebih. Saya telah menggambarkan bagaimana awal laga ini akan berlangsung, bagaimana saya akan menangani Shinya yang maju, serta bagaimana saya akan memulai serangan.
Tentunya, saat saya benar-benar berada di Tokyo, saya mungkin akan merasakan tekanannya. Siapa tahu? Biasanya kami akan merasakan itu selama minggu pertandingan, tetapi hal itu akan dengan mudah diatasi saat kita masuk ke dalam Circle.
ONE: Apa yang anda lakukan untuk mengatasinya?
HB: Saya hanya tidak memikirkannya. Saya terfokus melakukan apa yang harus saya lakukan – hal-hal yang saya latih, game plan yang kami formulasikan, serta bagaimana saya akan mengeksekusi semua itu melawannya.
Memfokuskan pikiran saya pada semua hal tersebut memberikan saya keyakinan diri yang membantu saya mengatasi apapun tekanan yang mungkin saya rasakan.
ONE: Bagaimana persiapan anda untuk laga ini? Apakah ada menu latihan baru atau penekanan pada beberapa aspek?
HB: Mengetahui kaliber lawan yang akan kita hadapi, latihan kami menjadi lebih intens, dan kami berusaha menjadikan penampilan kami dalam laga ini lebih eksplosif.
Dalam laga terakhir saya, saya merasa seperti kami harus lebih kuat dan memiliki kondisi tubuh lebih baik, maka inilah mengapa kami berlatih dua kali lebih keras dari sebelumnya demi mencapai tingkatan maksimum.
Kami berharap untuk mengeksekusi game plan yang baik untuk mendapatkan kesempatan yang baik untuk meraih ‘W’ [kemenangan]. Kami menyadari bahwa tidak ada celah untuk melakukan kesalahan melawan Shinya, dan bahwa kesalahan terkecil akan membuatnya menyeret anda ke ground, pada posisi terbaiknya.
ONE: Kita mengetahui bahwa ia adalah seorang grappler, tetapi apa lagi yang anda harus perhatikan saat melawannya?
HB: Saya rasa ia juga melatih kemampuan striking-nya. Dalam laga terakhirnya, saya melihat dirinya mencoba bertukar serangan stand-up dengan Christian Lee.
Saya tidak ingin melihatnya hanya sebagai seorang grappler, tetapi lebih kepada seorang atlet yang lengkap, sesuai harapan saya saat berkompetisi melawan seseorang untuk meniadakan kejutan apapun saat kami bertemu.
ONE: Apa menurut anda kelemahannya yang dapat dimanfaatkan?
HB: Kita mengetahui bahwa ia adalah seorang legenda di dalam permainan bawah, tetapi saya yakin saya memiliki permainan stand-up yang kuat. Secara alamiah, kami akan membawa pertandingan ini ke area dimana kami merasa sangat baik.
Laga antara keunggulan kami berdua adalah apa yang ingin disaksikan oleh tiap orang dalam pertandingan nanti, maka saya rasa kita hanya harus menunggu dan melihat siapa yang terlebih dahulu menyerang dan siapa yang mengarahkan laga ini.
ONE: Eduard Folayang telah dua kali menghadapi Shinya, apa yang dirinya katakan tentang bagaimana cara mengalahkannya?
HB: Ia telah sangat membantu saya dalam persiapan laga ini. Ia membantu saya berlatih dan menunjukkan kekuatan Shinya dan apa yang dapat saya lakukan untuk menangkal game plan miliknya.
Ia membantu saya menciptakan simulasi akan apa yang saya dapat lakukan di dalam laga dan melatihnya berulang kali untuk membuatnya menjadi seperti gerakan otot otomatis di dalam Circle.
ONE: Apa yang akan anda katakan pada para kritikus yang menyebutkan bahwa permainan bawah anda adalah kelemahan anda?
HB: Kami selalu ditantang oleh kritik, dan hal itu mendorong kami untuk melakukan banyak hal yang lebih baik dan menampilkan kemajuan kami melalui aksi kami.
Kami tidak menanggapi para ‘keyboard warriors’ itu dan hanya melanjutkan latihan dan mengerjakan permainan kami supaya kami dapat membuktikan diri melalui aksi kami. Kami tetapi berterima kasih atas komentar-komentar seperti itu, karena itu semua memberikan kami motivasi untuk berlatih makin keras.
ONE: Bagaimana anda ingin mengakhiri laga ini?
HB: Semoga saya dapat mengeksekusi game plan saya dengan baik dan meraih penyelesaian.
Anda harus memiliki sesuatu yang besar bagi seseorang seperti Shinya, karena juka tidak, ia akan menyeret anda dengan kekuatannya dan mendominasi anda.
ONE: Ada banyak nama besar dalam kartu pertandingan ini, tetapi mengapa anda berpikir bahwa laga melawan Shinya akan menjadi sesuatu yang diingat oleh para fans?
HB: Saya kira jika saya dapat mengeksploitasi permainannya, saya akan dapat mengejutkan banyak orang.
Shinya adalah salah satu yang terbaik dalam olahraga ini, dan mendapatkan sebuah penyelesaian melawannya akan menjadi pencapaian yang luar biasa. Para penggemar dapat berharap saya akan melakukan hal tersebut.
Baca lagi: 10 KO Terbaik Dari Bintang Dalam ONE: CENTURY PART II
Tokyo | 13 Oktober | ONE: CENTURY | TV: Periksa daftar tayangan lokal untuk siaran global | Tiket: https://onechampionship.zaiko.io/e/onecentury
ONE: CENTURY adalah ajang Kejuaraan Dunia bela diri terbesar dalam sejarah dengan 28 Juara Dunia yang tampil dalam berbagai disiplin bela diri. Belum ada organisasi dalam sejarah yang pernah mempromosikan dua ajang Kejuaraan Dunia di hari yang sama.
“The Home Of Martial Arts” kembali membuka babak baru dengan menyajikan beberapa laga perebutan gelar Juara Dunia, tiga babak final Kejuaraan World Grand Prix, serta serangkaian Juara Dunia yang akan melawan Juara Dunia lainnya di lokasi ikonik Ryugoku Kokugikan, Tokyo, Jepang, tanggal 13 Oktober.