‘Ia Pencetak Penyelesaian’ – Mikey Musumeci Bersiap Untuk Ujian Terberat: Osamah Almarwai
Juara Dunia ONE Flyweight Submission Grappling Mikey “Darth Rigatoni” Musumeci hanya memiliki kurang dari dua minggu untuk menghadapi ujian terberatnya di ONE.
Pada 6 Mei, dalam gelaran ONE Fight Night 10: Johnson vs. Moraes III di Prime Video, atlet fenomenal Amerika ini akan mempertahankan sabuk emasnya melawan Juara Dunia IBJJF No-Gi Black Belt 2022 Osamah Almarwai, dalam aksi 10 menit yang jelas memberi pertukaran teknik grappling panas.
Selain itu, laga dengan pertaruhan besar ini menjadi pembuka bagi tiga aksi Kejuaraan Dunia yang memuncaki debut bersejarah ONE yang terjual habis di Amerika Serikat, tepatnya dari 1stBank Center, Colorado.
Bagi Musumeci, laga ini adalah sebuah ujian sulit yang selalu diinginkannya.
Faktanya, ia secara spesifik meminta lawan berbahaya, Almarwai, hanya beberapa menit setelah sukses mempertahankan gelar Juara Dunia di ONE Fight Night 6 pada Januari lalu.
Namun, sementara banyak tantangan memang diawali dengan dendam, “Darth Rigatoni” sebaliknya memiliki penghormatan luar biasa atas bintang Yemen ini, serta teknik impresif yang dibawanya.
Musumeci berbagi pada ONEFC.com/id:
“Osamah adalah petarung cerdas. Ia memiliki IQ yang tinggi, itu pasti. Ia sangat strategis dalam apa yang dilakukannya dan kapan ia melakukannya.”
“Ia memiliki kiss of the dragon [teknik back-take] dan foot lock yang bagus. Ia memiliki beberapa serangan bagus. Dan, ia pencetak penyelesaian. Ia menyelesaikan banyak laganya.”
Jelas, Almarwai mungkin menjadi bagian dari beberapa sosok dalam disiplin ini yang dapat menandingi pendekatan agresif sang pemegang gelar untuk mengincar submission dalam BJJ.
Tidak gentar menghadapi kemampuan elite lawannya, Musumeci berkata ia tak sabar melihat bagaimana teknik dan kemampuannya akan dapat beradu dengan grappler kelas dunia yang tak takut beraksi:
“Saya ingin melihat reaksinya untuk apa yang saya lakukan. Saya ingin melihat apakah ia memberi saya sesuatu yang tidak saya sadari saat saya berlatih.”
“Ini karena saya terobsesi dengan tiap reaksi yang mungkin diberikan lawan saya, dan jika saya memiliki jawaban untuk itu. Maka, mereka ini, yang berlatih untuk saya, sedang mempersiapkan diri untuk mencoba memberi saya reaksi dimana saya tidak terbiasa.”
“Itulah mengapa saya menyukai pertandingan ini. Saya suka melawan seseorang yang benar-benar melakukan jiu-jitsu dan takkan menendang atau melarikan diri setiap waktu.”
Bagi sang penguasa divisi flyweight submission grappling ini, setiap pertandingan di dalam Circle itu seperti permainan catur antara dua manusia, yang membutuhkan aksi dan reaksi terkalkulasi dalam waktu singkat.
Pertukaran teknik inilah yang mendorong obsesi pria berusia 26 tahun itu menekuni BJJ seumur hidupnya. Dan, sementara dirinya tak sepenuhnya yakin bagaimana laga Kejuaraan Dunia ini akan berjalan, Musumeci bersumpah untuk mengejar submission itu dari awal sampai akhir.
“Darth Rigatoni” menegaskan:
“Saya akan menyerang di setiap detik. Gaya saya hanyalah untuk maju dan menyerang untuk menyelesaikan [lawan] di setiap detik.”
“Maka, pertanyaannya adalah: Apakah Osamah memiliki balasan untuk serangan saya? Dan apakah saya memiliki jawaban untuk serangan balasannya? Saya mempersiapkan tiap detik untuk [semoga memilikinya].”
“Saya ada di matras setiap detik, belajar dan mencoba melihat setiap reaksi yang dapat diberikan seseorang saat saya menyerang mereka.”
Musumeci Sambut Peraturan Khusus Submission ONE
Karena gaya grappling agresif yang dibawa kedua kompetitor dalam laga Kejuaraan Dunia ini, Mikey Musumeci bersemangat melihat laga mereka pada 6 Mei nanti terjadi di bawah peraturan khusus submission ONE.
Daripada harus mengkhawatirkan cara mencetak poin atau mengamankan posisi unggul yang minor untuk meraih kemenangan, pria asal New Jersey ini berkata ia merasa jauh lebih bebas saat beraksi di dalam Circle untuk menyerang sebebas mungkin demi submission:
“Jadi, di peraturan ONE Championship, saya tak harus bermain strategis dengan poin. Saya tak harus memikirkan semua strategi dan keuntungan itu. Dan, saya dapat maju dan mencoba menyelesaikan pertarungan itu.”
Berkat kebebasan itu, “Darth Rigatoni” mengakui bahwa saat melawan Almarwai, para penggemar dapat melihat sekilas permainan atas (top game) miliiknya yang sangat jarang ditampilkannya.
Namun, baik saat ia menyerang dari posisi guard andalannya, atau menekan dari posisi atas (top position), Musumeci bersiap untuk segalanya – dan siap membuktikan bahwa ia adalah grappler submission pound-for-pound terbaik dunia.
Ia menambahkan:
“Saya tak terlalu peduli dimana pertarungan itu akan berlangsung. Apakah saya pegulat? Jelas bukan. Tapi, saat saya berbicara tentang jiu-jitsu murni di kanvas, saya tak peduli jika saya berada di posisi atas. Saya tak peduli jika saya ada di posisi bawah.”
“Saya siap untuk beralih ke mana pun dalam pertandingan ini. Seperti yang saya katakan, saya mempelajari ini setiap harinya, dan saya sangat bersemangat.”