Janet Todd Ingin Taklukkan Juniku Menuju Sabuk Emas Dua Disiplin
Juara Dunia ONE Atomweight Kickboxing Janet “JT” Todd akan kembali memasuki panggung dunia pada tanggal 19 Maret di ajang ONE: FISTS OF FURY III. Malam itu, ia akan kembali ke disiplin awalnya, Muay Thai, saat melawan atlet sensasional Australia Alma Juniku.
Wanita asal California Selatan ini sangat bersemangat untuk kembali berlaga dalam “seni delapan tungkai,” karena peraturan dalam disiplin tersebut memberinya lebih banyak senjata untuk dimanfaatkan dalam sebuah laga melawan penantang peringkat keempat divisinya ini.
“Muay Thai adalah tempat saya memulai dari awal, maka untuk kembali ke sana, dan kembali menggunakan siku dan clinch lagi, adalah sesuatu yang sangat saya nantikan,” kata Todd.
“Terdapat lebih banyak senjata yang dapat anda pergunakan dan waspadai, dan saya menyukai aspek tersebut.”
“JT,” yang kini menempati peringkat kedua dalam divisi atomweight Muay Thai, akan membawa empat kemenangan beruntun ke dalam laga ini. Ia juga telah mengamati lawannya asal Australia itu dan meyakini bahwa laga mereka akan memberi aksi luar biasa.
“[Juniku] membawa laga menarik bersama Stamp [Fairtex]. Saya mengetahui bahwa ia adalah jenis lawan yang akan mendorong saya menjadi lebih baik, maka saya sebenarnya sangat bersemangat ketika mendengar itu,” tegas Todd.
“Saya tahu bahwa Alma adalah wanita yang sangat kuat. Ia telah melawan para wanita yang sangat kuat juga, maka ini akan menjadi laga penuh aksi keras yang menarik. Namun saya berencana untuk unggul dalam pertukaran [serangan] dan mengangkat tangan saya pada akhirnya.”
- 5 Alasan Untuk Menunggu Ajang ONE: FISTS OF FURY
- Ilias Ennahachi, Giorgio Petrosyan Dan Rodtang Puncaki ONE: FISTS OF FURY
- Regian Eersel, Amir Aliakbari, Janet Todd Dan Alma Juniku Di Rangkaian Gelaran FISTS OF FURY
Sebuah dinamika menarik dalam laga ini adalah perbedaan usia yang jauh antara keduanya. Pada usianya yang ke-35, Todd 15 tahun lebih tua dari Juniku, namun itu tak mengubah pemikirannya.
Sebaliknya, ia terus berlatih keras di Boxing Works dan meyakini bahwa seluruh sesi tersebut – dan pengalamannya – akan membuatnya mampu menandingi atlet muda nan agresif dari Australia ini.
“Saat saya bersiap untuk sebuah laga, atau bahkan di dalam pertarungan, saya tidak berpikir seberapa muda [lawan-lawan saya] atau apakah saya dapat menandingi energi mereka,” sebut Todd.
“Saya merasa seperti latihan saya memberikan kemampuan untuk menandingi atau mengungguli tingkatan energi yang saya butuhkan untuk memenangkan laga.”
“Usia tidak terlalu berperan karena saya berlatih sangat keras, dan saya merasa seperti saya telah berlatih dengan cerdas. Saya memiliki para pelatih berpengetahuan tinggi yang akan memperhatikan detak jantung dan pemulihan saya untuk dapat memaksimalkan energi supaya saya dapat menentukan intensitas kapanpun saya menginginkannya.”
Sementara itu, perbedaan terbesar bagi Todd dalam laga ini adalah sebuah laga tiga ronde dari lima ronde yang dibutuhkan dalam laga Kejuaraan Dunia. Dengan hanya sembilan menit untuk menampilkan seluruh arsenal miliknya, para penggemar seharusnya akan memperhatikan sejak awal.
“Jelas, ritme antara tiga dan lima ronde itu berbeda,” tegasnya lagi.
“Dengan laga lima ronde, anda harus belajar mengatur energi anda. Saya tak ingin mengatakan supaya bersantai, tapi anda harus mengetahui kapan anda harus mundur atau menekan pedal gas.”
“Dalam laga tiga ronde, saya merasa bahwa intensitas itu akan sangat tinggi secara keseluruhan. Anda hanya memiliki tiga ronde untuk menunjukkan apa yang anda miliki dan membuktikan pada para juri bahwa anda menguasai laga itu.”
Sementara, untuk kunci kemenangan dalam laga ini, Todd mengatakan kakinya akan membedakan tingkatannya dengan Juniku.
“Beberapa kali, ia maju dengan agresif. Saya akan menggunakan footwork saya untuk memberi ruang bagi diri saya,” kata atlet asal AS ini.
“Kesimpulannya, ruang itu adalah waktu, maka itu akan memberi saya sedikit waktu untuk dapat melihat apa yang ia lontarkan dan dapat menjawab kembali dengan [serangan] saya sendiri.”
Laga ini sangatlah penting bagi kedua belah pihak, terutama karena pemenangnya memiliki potensi untuk mengamankan laga melawan Juara Dunia ONE Atomweight Muay Thai Allycia Hellen Rodrigues.
Bagi “JT,” ia sangat termotivasi untuk meraih kesempatan merebut sabuk emas milik atlet Brasil tersebut.
Ratu atomweight kickboxing ini memiliki kesempatan memenangkan sabuk emas perdana divisinya dalam disiplin Muay Thai pada Februari 2019, dan setelah hal itu lolos, ia berdeterminasi untuk meraih kesempatan kedua dan menjadi Juara Dunia dua disiplin ONE yang kedua.
“Tujuan saya untuk tahun ini adalah dapat berjuang menuju puncak peringkat Muay Thai dan memiliki potensi berlaga demi gelar itu,” kata Todd.
“Itu masih menjadi bagian dari mimpi saya – untuk merebut gelar Juara Dunia ONE Atomweight Muay Thai juga.”
Baca juga: Melihat Kembali Kesuksesan Janet Todd Di ONE Championship