‘Jika Ia Buat Kesalahan, Saya Mungkin Bisa KO Dirinya’ – Rodtang Sambut Tantangan Keras Di Perebutan Gelar Dari Superlek
“The Iron Man” Rodtang Jitmuangnon akan menghadapi tugas terberat dan terbesar dalam kariernya di ONE Friday Fights 34 akhir minggu ini.
Pada 22 September ini, Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai itu akan mempertaruhkan sabuk emasnya melawan penantang #1 “The Kicking Machine” Superlek Kiatmoo9 di jam tayang utama Asia dari Bangkok, Thailand.
Pertarungan yang sangat ditunggu antara dua ikon dunia modern dalam disiplin ini akan menggemparkan para penggemar yang hadir di Lumpinee Boxing Stadium, serta para penonton yang akan mengikuti dari seluruh dunia.
Alasan utamanya adalah karena banyak penggemar dan pengamat memang sangat sulit memprediksi hasil akhir laga ini – fakta yang juga disadari oleh Rodtang, yang sangat menghormati lawannya dan mengetahui bahwa dirinya akan menghadapi tantangan serius.
Ia berkata tentang Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing ini:
“Superlek adalah lawan tersulit bagi saya sejak bergabung dengan ONE. Ia sangat bagus, mungkin lebih baik dari saya. Ia adalah superstar di Thailand bahkan sebelum saya mulai bertarung.”
Namun, “The Iron Man” memang bukan sosok yang akan mundur dari tantangan.
Tak terkalahkan dalam 14 laga khusus striking di ONE – termasuk enam laga Kejuaraan Dunia – ia sudah mengatasi para penantangnya saat berjaya di puncak divisi, dimana belum ada yang dapat mengalahkan dirinya.
Terlebih lagi, agresi tanpa henti itu menjadikannya salah satu petarung terpopuler di muka bumi, dan ia tak berencana mengubah pemikiran tersebut saat melawan Superlek.
Perwakilan Jitmuangnon Gym ini berkata:
“Saya akan mengerahkan segalanya dalam gaya saya seperti biasa, serta mengeluarkan apa yang saya miliki sampai bel akhir pertandingan berbunyi, tak peduli jika saya menang atau kalah.”
“Saya akan melihat ini sebagai laga terakhir saya sebelum saya mati, demi memotivasi saya agar saya takkan kalah. Saya takkan pernah membiarkan siapa pun merebut sabuk saya.”
Rodtang Berencana Temukan Celah Di Kemampuan Superlek
Rodtang Jitmuangnon dan Superlek Kiatmoo9 memang memiliki kemampuan untuk mendominasi lawan dan memberi penyelesaian luar biasa, namun mereka meraih kesuksesan masing-masing dengan cara yang sangat berbeda.
Rodtang dikenal atas tekanan maju secara konstan dan rahang granit yang ia miliki, sementara Superlek membawa reputasi sebagai petarung licin yang dapat mengendalikan laga dalam jarak serang mana pun.
“The Iron Man” bahkan mengakui bahwa lawan berikutnya ini mungkin lebih unggul secara teknis, tapi ia mengetahui bahwa sebuah laga memang bergantung pada berbagai faktor di luar kemampuan teknis saja.
Pria berusia 26 tahun ini berkata:
“Superlek itu kuat, dan ia memiliki pertahanan rapat. Ia memiliki tendangan kanan berbahaya. Kekuatannya adalah gaya zonasinya. Ia akan membaca pergerakan lawan dan menemukan celah untuk membalas.”
“Terkait kemampuan Muay Thai, Superlek jelas lebih baik dari saya. Ia memiliki dasar yang solid, sementara saya lebih suka berimprovisasi.”
“Terkait kelemahannya, saya kira ia dapat terkena knockdown jika ia menerima serangan bersih. Dan, ia nampak sedikit menurunkan pertahanannya saat menyerang. Ia terlalu mengandalkan serangan balik, dan saya kira ia sedikit lebih lambat. Saya kira saya dapat unggul dalam kecepatan.”
Tetap saja, Superlek memang berlatih keras untuk memastikan gaya bertarungnya itu semakin cocok dengan aksi cepat yang dituntut oleh berbagai laga ONE ini.
Dengan tiga kemenangan KO beruntun, “The Kicking Machine” menunjukkan bahwa dirinya mampu mendominasi saat menyerang, namun ia memang belum pernah menghadapi Rodtang, dan pemegang gelar flyweight Muay Thai itu melihat dirinya dapat mengatasi sebuah perubahan taktik lain.
Yang anda takkan lihat adalah Rodtang yang mengubah game plan miliknya, dimana ia berencana mengincar penyelesaian itu dari awal.
“The Iron Man” menambahkan:
“Saya kira Superlek menunjukkan perkembangan yang bagus. Ia mulai mengerti apa yang diinginkan ONE. Terkait [kemenangan KO-nya atas] Nabil Anane, anda dapat melihat ia dapat bertarung dengan gaya agresif, dan ia tak ragu untuk bertukar serangan.”
“Tapi ia mungkin takkan ingin terlalu sering bertukar serangan dengan saya. Jika ia melakukan kesalahan, saya mungkin meng-KO dirinya. Ini sesederhana itu. Jika saya mampu, saya akan menang via KO.”