Joshua Pacio Impikan Para Juara Dunia Baru Asal Filipina Di ONE
Ada satu waktu dimana lima atlet Filipina berjaya sebagai Juara Dunia Bela Diri Campuran di atas panggung dunia. Kini, hanya satu yang tersisa.
Juara Dunia ONE Strawweight Joshua “The Passion” Pacio adalah pria terakhir yang bertahan, sejak Brandon “The Truth” Vera dilengserkan oleh sang penguasa baru divisi heavyweight Arjan “Singh” Bhullar, namun ia sangat optimis bahwa negaranya akan kembali bangkit di ONE Championship.
“Saya mungkin satu-satunya Juara Dunia saat ini, namun saya mengira hal itu takkan berlangsung lama karena saya yakin bahwa beberapa rekan satu tim saya akan menjadi juara di masa depan,” kata Pacio.
“The Passion” mengacu pada para rekan latihannya di Team Lakay, yang menghasilkan 80 persen dari kelompok terkenal asal Filipina yang menguasai kancah bela diri campuran menuju tahun 2019.
Vera meraih sabuk emasnya pada tahun 2015, namun tim asal Baguio ini melejit ke jajaran terdepan selama tahun 2018.
Tanggal 23 Juni di tahun itu, Geje “Gravity” Eustaquio menyatukan sabuk interimnya lewat sebuah kemenangan atas Adriano “Mikinho” Moraes untuk menjadi Juara Dunia ONE Flyweight tak terkalahkan.
Pacio mengikuti jejaknya pada tanggal 22 September, melalui sebuah kemenangan atas Yoshitaka “Nobita” Naito demi sabuk emas strawweight. Berikutnya, Kevin “The Silencer” Belingon menyatukan gelar Juara Dunia ONE Bantamweight pada tanggal 9 November dengan mengalahkan Bibiano “The Flash” Fernandes.
Untuk merangkum semua itu, Eduard “Landslide” Folayang mengungguli Amir Khan dan memulai kejayaan keduanya sebagai penguasa divisi lightweight.
- Pacio Tatap Laga Pertahanan Gelar Lawan Saruta Dan Masunyane
- 5 Trilogi MMA Yang Penggemar Ingin Lihat Di ONE Championship
- Eduard Folayang Belum Selesai, Ingin Lawan Akiyama Dan Lee
Kelima pemegang gelar itu memasuki tahun 2019 dengan keyakinan tinggi, namun banyak yang terjadi di luar keinginan mereka saat dua sabuk terlepas pada bulan Januari. Namun, salah satu sabuk itu memang menjadi milik “The Passion,” yang segera membuktikan bahwa kebangkitan kembali itu jelas memungkinkan.
Pacio kalah setelah berlaga lima ronde penuh melawan Yosuke “The Ninja” Saruta, namun ia kemudian mencetak KO empatik untuk merebut kembali sabuk emasnya. Dan, saat merefleksikan diri dalam perjalanan tersebut, ia meyakini bahwa rekan satu timnya dapat menemukan penebusan yang sama.
“Kami terbiasa berada dalam tekanan, namun saya yakin [kami dapat memenangkan lebih banyak gelar Juara Dunia] karena saya berlatih dengan para atlet kelas dunia dan Juara Dunia,” kata Pacio.
“Saat saya berlatih di sasana, saya masih berlatih bersama para Juara Dunia seperti Eduard, Kevin dan Geje. Mereka masih para juara di mata saya.”
Tentunya, kebangkitan Filipina ini dapat menjadi sangat berbeda pada tahun 2021 dan seterusnya. Folayang, Eustaquio dan Belingon adalah para veteran yang masih memiliki kemampuan untuk berlaga di tingkatan tertinggi, namun Pacio juga melihat generasi berikutnya sebagai harapan baru bagi negara mereka.
“Anda memiliki Danny Kingad serta para atlet muda seperti Stephen Loman dan Jhanlo Sangiao, yang saya yakini akan menjadi Juara Dunia di masa depan,” kata raja strawweight berusia 25 tahun ini.
Para penggemar sangat familiar dengan Kingad, yang meyakini bahwa dirinya layak mendapatkan sebuah kesempatan lain melawan Moraes demi sabuk emas flyweight, sementara Loman adalah atlet berpengalaman yang menikmati kesuksesan gelar di organisasi lain.
Dan Sangiao, anak dari pelatih kepala Team Lakay Mark Sangiao, memasuki ONE Championship sebagai atlet remaja berusia 18 tahun karena darah petarungnya.
Di luar itu, terdapat berbagai bintang baru lainnya yang dapat memasuki laga Kejuaraann Dunia, termasuk Denice “Lycan Queen” Zamboanga, yang menjadi penantang teratas divisi atomweight wanita.
Maka itu, sementara Pacio mempertahankan posisinya saat ini, terdapat berbagai alasan untuk optimisme yang ia miliki tentang kembalinya sabuk emas Kejuaraan Dunia untuk Filipina di masa depan.
Baca juga: Kisah Lain Di Balik Team Lakay