Folayang Tanding, Pacio Prediksi Kemenangan Bagi Sang Inspirator
Eduard “Landslide” Folayang adalah pionir yang membuka jalan bagi atlet seni bela diri Filipina. Kisah perjalanannya telah menjadi lampu penerang bagi generasi baru olahraga kombat di negaranya.
Salah satu bintang baru tersebut adalah Juara Dunia ONE Strawweight Joshua “The Passion” Pacio, yang antusias menantikan aksi Folayang saat menghadapi “The Warrior” Zhang Lipeng di laga utama ONE: BATTLEGROUND II. Ajang ini disiarkan dari Singapore Indoor Stadium pada Jumat, 13 Agustus.
“Kuya (Kakak dalam bahasa Tagalog) Eduard sangatlah spesial karena dia adalah wajah dari MMA Filipina. Namanya jadi yang pertama muncul ketika berbicara tentang MMA di sini. Dia benar-benar merupakan inspirasi bagi kami,” urai Pacio tentang rekan satu timnya itu.
Honario “The Rock” Banario memang menjadi atlet Team Lakay pertama yang meraih gelar Juara Dunia ONE pada 2013. Namun, Folayang berperan besar dalam membawa olahraga ini pada tingkatan tertinggi saat mengalahkan atlet legendaris Shinya “Tobikan Judan” Aoki dalam laga Kejuaraan Dunia ONE pada 2016.
ONE tumbuh semakin populer sejak saat itu, dan keterampilan, kerendahan hati, hingga kisah inspiratif Folayang menjadi perpaduan sempurna yang melekat di kalangan penggemar. Faktanya, “The Passion” percaya jika sang kompatriot berusia 37 tahun berkontribusi besar dalam mengubah pandangan masyarakat tentang bela diri campuran.
“Alasan mengapa Folayang bisa [mempopulerkan] MMA di Filipina adalah karena dia mampu mengubah perspektif masyarakat tentang olahraga ini,” ujar raja divisi strawweight ini.
- Cara Menonton ONE: BATTLEGROUND II, 13 Agustus Ini
- ‘Pantang Menyerah,’ Folayang Akan Buktikan Ia Belum Selesai
- Setelah Karier Cemerlang, Zhang Lipeng Incar Sabuk Emas ONE
“Sebelumnya, orang-orang melihat MMA sebagai sebuah olahraga brutal berlumuran darah dan muka yang hancur. Namun, dia bisa memperkenalkan jika olahraga ini juga berkaitan dengan disiplin, perilaku, dan nilai-nila seni bela diri lainnya.”
Dengan basis penggemar yang terus membesar dan legitimasi sebagai sasana elite, bukan hal sulit bagi para calon atlet baru Team Lakay untuk mencari nafkah dari olahraga ini serta berkomitmen penuh dalam berlatih.
Kesempatan tersebut menjadi fondasi bagi tiga sosok lain dari sasana sederhana di Baguio City itu untuk menjadi Juara Dunia ONE – Geje “Gravity” Eustaquio, Kevin “The Silencer” Belingon, dan tentu saja Pacio sendiri.
Meski telah memiliki kontribusi besar dan memberi contoh tentang perjuangan menuju puncak, hasil minor dalam beberapa laga terakhir memantik diskusi di kalangan penggemar tentang masa pensiun Folayang.
Namun, “Landslide” tetap teguh pada pendiriannya. Ia merasa belum habis dan tak akan menepi dari laga dalam waktu dekat. Keputusan itu pun mendapat dukungan besar dari “The Passion.”
“Kuya Eduard memiliki rencananya tersendiri, dan tim pun memiliki rencana baginya,” ucap Pacio.
“Tak peduli apapun kata pengkritik, faktanya mereka tak pernah merasakan apa yang telah Kuya Eduard alami. Mereka tak memiliki pengalaman dalam bela diri. Keputusan ada di tangan Kuya Eduard apapun yang terjadi.”
“Saya rasa dia masih akan bertarung hingga satu atau dua tahun lagi. Setidaknya, itu yang saya lihat, tapi semua tergantung pada keputusannya karena pada akhirnya, dia sendiri yang mengetahui kesehatan dan kemampuannya.”
Saat ini, “The Passion” menjadi satu-satunya perwakilan Team Lakay yang menyandang status Juara Dunia ONE.
Namun, ia percaya jika renjana yang dimiliki Folayang bisa membawanya kembali ke puncak olahraga ini. Perjalanan itu akan kembali dimulai jika ia bisa mengalahkan Zhang di ONE: BATTLEGROUND II.
“Kita semua tahu bahwa tujuannya adalah untuk kembali memenangi Kejuaraan Dunia, jadi laga ini sangat penting baginya,” tutur Pacio.
“Pertarungan ini adalah laga yang perlu ia menangi karena ini akan menjadi langkah pertama menuju tujuan besarnya. Saya benar-benar percaya bahwa dia bisa menang. Saya [memprediksi] laga akan berakhir lewat penyelesaian pada ronde ketiga.”
Baca juga: Kisah Lain Di Balik Team Lakay